NovelToon NovelToon
( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / duniahiburan / CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ara julyana

Kisah Cinta Devanno dan Paula tidak berjalan mulus. Sang mama tidak setuju Devanno menikahi Paula yang bekerja sebagai waiters di sebuah diskotik. Sang mama berusaha memisahkan Devanno dan Paula. Ia mengirim Devanno ke luar negri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 26

David menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan kasar. Mamanya memang mudah marah dan emosinya ada angin-anginnya. Kadang angin syurga kadang juga angin neraka bahkan bisa seperti badai sunami. Sulit untuk menebak emosi nyonya Gayatri.

Tapi kalau sudah sampai nyonya Gayatri melempar barang-barang di rumahnya, itu berarti perempuan itu sudah benar-benar berada dalam puncak emosinya yang luar biasa.

"Sudahlah Gayatri, jangan marah-marah seperti itu tidak baik," tuan Mahendra papa dari Devano dan juga David, yang sejak tadi diam saja kini mulai ikut bersuara.

David sengaja mengundang sang papa ke rumah mamanya untuk membicarakan rencana pernikahannya dengan Paula.

"Aku nggak mau mendengar saranmu! kamu sendiri, apa yang bisa kamu banggakan pada anak-anakmu tentang hal ini? mudah terpikat pelakor, berselingkuh, mengumbar nafsu dan...,"

"Mama! apa yang mama katakan itu nggak ada hubungannya dengan pembicaraan kita ini!" David memotong ucapan mamanya.

"Siapa yang bilang nggak ada hubungannya? justru itu sangat berkaitan. Mama nggak mau anak-anak mama melakukan perbuatan seperti yang papa kamu perbuat!" nyonya Gayatri mendelik.

"Sudahlah mah, pah, aku nggak mau kita bahas ini panjang lebar lagi, yang hanya membuat kita berdebat dan saling menyakiti. Aku ini sudah dewasa. Sudah dua puluh sembilan tahun usiaku. Aku sudah cukup dewasa untuk mempertanggung jawabkan segala tindakan dan pilihan hidupku sendiri. Mama memang berhak menasehatiku, melarangku atau apapun juga. Tapi keputusan tentang apa yang akan aku lakukan, itu sepenuhnya berada dalam tanganku sendiri," David kembali menyela ucapan sang mama dengan nada kesal.

"David benar, Gayatri," papanya masih mencoba menengahi, tapi kembali di potong oleh nyonya Gayatri dengan nada membentak.

"Kamu itu bagaimana sih? sebagai orang tua seharusnya kita menyelamatkan anak kita, kita harus mencegahnya melakukan kesalahan yang akan merugikan dia sendiri seumur hidupnya! bukannya malah membiarkannya!!" kata nyonya Gayatri dengan sengit.

"Aku pasti nggak akan membiarkan anak-anak ku berada dalam bahaya, tapi yang ku lihat saat ini David nggak berada dalam bahaya apapun, jadi apa yang harus di permasalahkan?" tuan Mahendra menjawab dengan lembut.

"Di jerat perempuan murahan dan mata duitan, dan David mau menikahi perempuan itu, apa itu namanya nggak dalam bahaya??" nyonya Gayatri membentak lagi.

"Gayatri, jangan menilai negatif seseorang terlebih dahulu jika kamu belum membuktikannya terlebih dahulu," tuan Mahendra kembali bicara.

"Jangan mencelaku!" nyonya Gayatri berteriak.

"Sudahlah, kalau mama dan papa nggak mau membantuku melamar Paula, aku akan meminta bantuan orang lain saja," David berdiri dan bicara dengan kesal.

Nyonya Gayatri mendorong kursi yang tadi di duduki David. Hingga membuat kursi itu terpelanting ke lantai. Wajahnya merah padam begitu mendengar perkataan David yang terakhir.

"Kamu membuat mama kecewa David, susah payah mama menjauhkan Devano dari wanita malam itu, tapi sekarang malah kamu yang menyerahkan dirimu pada wanita mata duitan itu," lirih nyonya Gayatri dengan mata berkaca-kaca.

David menatap mata mamanya.

"Ma, sedikitpun aku nggak ada niat buat bikin mama kecewa," ucapnya kemudin.

"Lalu, ini apa namanya David?"

"Ma, mama sendirilah yang sudah menyebabkan kekecewaan itu. Paula itu gadis yang lemah-lembut dan baik, ma. Kalau mama mau membuka hati mama untuk nya, aku yakin mama akan menyukainya dan menepis tuduhan mama atas Paula selama ini. Sudahlah aku nggak mau kita lanjut pembicaraan ini lagi," ucap David menjelaskan pada mamanya.

David beruntung karena sang papa berada di pihaknya.

Tiga hari kemudian, bersama dua orang paman dan bibinya dari pihak sang papa, akhirnya mereka melamar Paula.

Meskipun suasananya agak menegangkan dan begitu kaku, tapi segala sesuatunya berjalan dengan lancar.

Pernikahan pun mulai di rencanakan.

Tapi saat David mengatakan waktunya, yaitu sekitar satu bulan mendatang, semua orang menatapnya dengan pandan mata keheranan.

"Apakah itu nggak terlalu dekat David?" sela sang papa.

"justru itu terlalu lama pa," seru David.

"Kamu itu mimpi atau gimana David? yang kita bicarakan ini soal pernikahan bukan untuk main-main," pamannya ikut bicara.

"Iya saya juga sependapat dengan bapak-bapak sekalian, apalagi saya sebagai orang tua dari pihak wanita. Menikahkan anak gadis itu tidak bisa sembarangan. Banyak proses upacara adat dan lain sebagainya. Dan tentunya itu banyak membutuhkan waktu dan pemikiran," ibu Paula pun ikut menyampaikan pendapatnya.

David menundukkan kepalanya. Dia sedang berpikir keras. Kemudian setelah menemukan suatu jawaban yang di anggapnya pas, ia mengangkat kepalanya kembali.

"Kami ingin segera menikah. Kalau semua hal di rasa merepotkan, bagi kami yang penting adalah upacara pernikahan itu sendiri. Bukan pestanya. Dan juga bukan hal-hal yang lainnya. Jadi begitu resmi menjadi suami-istri, kami akan langsung pergi berbulan madu," David bicara dengan suara tegas.

Semua orang kembali saling pandang dan lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

"Dalam hal ini, karena kami berdua yang saling berkepentingan, maka kami berdua pula yang berhak menentukan segala sesuatunya yang paling penting," ucap David lagi.

"Bagaimana mas?" ibu Paula bertanya pada kakak lelakinya yang sengaja di panggilnya dari Surabaya ke Jakarta untuk mendampinginya dalam acara lamaran itu.

"Sebaiknya kamu tanyakan langsung saja pada Paula, sekarang ini zaman sudah modern Mirna, orang maunya yang praktis-praktis saja," jawab pama Paula itu.

Ibu Paula menarik nafas panjang. Matanya menatap ke arah Paula yang sejak tadi hanya duduk di sudut tanpa suara.

"Bagaimana Paula?" tanya ibunya kemudian.

Paula menoleh pada ibunya.

"Aku dan mas David memang sudah merencanakan untuk menikah aja tanpa ada pesta-pesta yang meriah bu," sahutnya.

"Kenapa nggak mau ada pesta Paula?" tanya ibunya.

"Karena aku masih kehilangan nenek bu," jawab Paula sedikit berbohong.

Ibu Paula kembali menarik nafas panjang.

"Ibu nggak mengatakan kita mau berpesta, Paula. Yang ibu katakan adalah, kita akan penuhi acara adat seperti siraman dan lain-lain," kata bu Mirna kembali.

"Itu pesta namanya, kami nggak mau merepotkan banyak orang dan nggak mengeluarkan biaya yang besar bu, lebih baik uangnya di tabung aja untuk masa depan kami nantinya. Kami nggak ingin itu, bu!" ucap Paula.

"Paula benar bu. Melaksanakan acara adat memang bagus. Tapi itu nggak harus di lakukan juga nggak apa-apa, yang lebih penting adalah peresmian pernikahan yang lebih sakral sifatnya," sambung David.

Setelah beradu argumentasi dan berdebat, akhirnya David dan Paula menang. Pernikahan mereka hanya akan di saksikan oleh kedua belah pihak keluarga saja.

Bersambung....

1
Spyro
Ayo Mas David tolongin Paula nya...
Spyro
Semoga Kak David membantu Paula ya, biar gimanapun ini kan calon ponakannya David juga..
Spyro
Alhamdulillah... Bagus Paulaa. Jgn korbanin calon bayimu
Spyro
Berat berat... Klau sudah begini selalu wanita yg kebagian susahnya...
Semoga Paula bisa melewati masalah ini. Hrus bgt di support keluarga sih....
sarinah najwa
sd kasih vote 😘 semangat up up up up up 💪💪💪💪💪❤️
Ara Julyana: makasih kak cantik😊
total 1 replies
Tiara
yes 👍
Tiara
ya.... bagus bener ini baru sahabat
Tiara
yup .. akhirnya
Tiara
baiklah....
tidak semua waitress club malam itu berstatus wanita gampangan....keren....
Yesi Erawati
ceritanya bagus banget
Ara Julyana: terimakasih kak😊
total 1 replies
Hera Imoet
baguss... syukaaaaa 😘
Hera Imoet: macama😘
Ara Julyana: terimakasih atas dukunganmu kak🙏🙏
total 2 replies
Spyro
Paula hamil. Vano pergi menghilang. Kalau sudah begini, yg rugi selalu perempuan.

Poor girl. Semoga Paula ttap bisa mmpertahankan bayinya. Tapi aku takut ngebayangin gimana reaksi ibunya Paula...
Spyro
Lah bener.
Spyro
Jangan jangan hamil?
Ara Julyana: ember🤭
total 1 replies
Spyro
Kan kan.. Jadi salah paham semua
Spyro
Dari awal, mreka uda kurang komunikasi. Greget sih sama Vano. Seenggaknya dia take action. Tahu mau pergi ya kasih tahu jauh2 hari. Apalagi mereka udah berhubungan trlalu jauh
Spyro
Tapi harusnya kamu gak ninggalin Paula selama 2 minggu. Datang kek ke ruma Paula.
Ara Julyana: itulah kak, entahlah othor yg atur😁😁
total 1 replies
Spyro
Eh jgn bilang Vano belum cerita ke Paula ttg rencana nya yg mau study ke Amerika?!
Ara Julyana: emang belom
total 1 replies
Spyro
Haduh Vano...
Ingat ya kamu habis ngapain sama Paula !! Jgn habis manis, sepah dibuang 😤😤
Ara Julyana: kayak mamam tebu aja😀
total 1 replies
Spyro
Pintar ya. Secara gk langsung menjauhkan Vano dari Paula.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!