NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terminated

Cindy membuka pintu mobil, lalu masuk dengan senyum lebar yang ia pertahankan sejak kedatangan Alvian yang menjemputnya. Seketika bau alkohol menyeruak ke indera penciuman Cindy saat berada di dekat pria bergaya slengean itu.

"Astaga! Kamu mabuk lagi?" protes Cindy, kesal dengan kebiasaan Alvian yang suka berjudi, mabuk-mabukan, dan ugal-ugalan.

Alvian mengeluh, "Aku stres! Aku kalah lagi!" sambil memegang kemudi dengan gesit menginjak pedal gas, meninggalkan area perusahaan.

Wajah Cindy memucat, kecewa memikirkan masa depan hubungannya dengan Alvian. "Kalau dia terus begini, gimana nantinya, coba?" batin Cindy merasa kesal sambil memilin tali tasnya.

Alvian memacu laju kendaraan roda empat tersebut, membuat Cindy merasa tegang dan refleks memegang seatbelt seraya berteriak, "Al, berhenti! Aku gak mau mati muda!"

Alvian membalas dengan tawa renyah, "Hahaha... Santai aja keleus! Kalau pun harus mati, kita akan mati sama-sama."

Cindy semakin panik, "Jangan gila, Alvian! Turunin aku!" pintanya saat mobil terus melaju tanpa batas hingga akhirnya berhenti dengan mendadak, sampai terdengar bunyi decitan antara ban dan jalanan beraspal.

Cindy mengusap dada lega, "Syukur, syukur!"

Tiba-tiba ti tengah ketegangan yang masih merajai, Alvian tanpa sabar meminta uang 10 juta yang membuat gadis itu semakin kesal dan frustasi.

Ini bukan kali pertama Alvian memanfaatkan situasi untuk meminta uang padanya.

Cindy memijat pangkal hidungnya, mencerna permintaan terlalu sering dari pria tersebut

"Mana?" sentak Alvian.

Cindy tak bisa mengelak, karena Alvian mengancam akan meninggalkan jika permintaannya tak dipenuhi.

"Iya, sabar sebentar!" Cindy mengeluarkan ponsel, mentransfer saldo 10 juta lewat M-Banking.

Ponsel Alvian berbunyi, pertanda saldo telah berhasil masuk. Ia bersorak, dan langsung mengecup pipi Cindy.

"Makasih sayangku, aku janji nanti aku pasti ganti," ucapnya, tapi Cindy tahu itu hanya tipu muslihatnya saja.

Alvian tak akan mungkin mengganti uang yang sudah masuk ke dalam rekeningnya.

Cindy mengungkapkan segenap perasaannya, berharap Alvian akan mengerti.

"Aku mohon, jangan kamu hamburkan uang itu. Kamu tahu, aku cari uang gak gampang. Kadang otakku ngelag kalau lagi pusing dan banyak tekanan dari atasan," ujarnya penuh penekanan. "Tadi, aku habis dimarahi Pak Jason gara-gara sibuk balas chat dari kamu. Aku dapat Surat Peringatan satu darinya, dan dia bilang, kalau sampai aku satu kali bikin kesalahan lagi, aku terancam dipecat dari perusahaan," lanjut Cindy berharap akan di mengerti, sementara Alvian fokus menyetir tanpa mendengarkan sepatah kata pun keluhan gadis tersebut.

"Al, kamu dengar gak aku ngomong?" Cindy menepuk bahunya keras, pria itu menoleh pura-pura peduli meski sebenarnya tidak memperhatikan masalah Cindy dan tak ingin terlibat di dalamnya, yang ia pikirkan adalah kesejahteraan diri sendiri.

"Iya aku dengar kok. Hmmm... Ya, yang sabar aja, namanya juga kerja, dimana-mana gak ada yang enak, kamu nikmatin saja prosesnya. Lagian, uang yang kamu kirim ke aku, sebagian aku tabungin juga buat modal nikah kita," kata Alvian memberikan angin segar pada Cindy.

Gadis itu tersenyum berharap ucapan Alvian benar adanya.

"Wah, kamu serius?" tanya Cindy, diangguk cepat oleh pria tersebut.

"Ya, tentu sayang. Makannya rajin-rajin simpen uang di aku. Dijamin aku ini kan orangnya amanah," tutur Alvian dengan seribu satu akal bulusnya untuk mengelabui Cindy.

Sementara gadis itu tersenyum membayangkan bisa menikah dan berumah tangga dengan Alvian, pemuda yang menjalin kasih dengannya semenjak duduk di bangku SMP, itu sebabnya Cindy sangat mencintai pria tersebut, karena perjalanan cinta mereka sudah sangat lama.

Sesaat setelah mobil mereka tiba di depan gerbang rumah Paman dan Bibi Cindy, gadis itu mengingat masa kecil yang mengharuskan ia jauh dari orangtuanya. Cindy telah merantau sejak lulus SD dan dirawat oleh Paman dari pihak ibu. Di rumah itu, ia tinggal bersama saudara sepupu yang seusia dengannya.

Tidak hanya dimanfaatkan oleh Alvian, Cindy juga sering dimanfaatkan oleh Bibi dan sepupunya tanpa sepengetahuan sang Paman.

...

"Al, kapan sih kamu ajak aku jalan?" tanya Cindy saat membuka seatbelt, namun Alvian selalu mencari alasan.

"Ehm... Lain waktu saja, aku ada acara sama teman-teman dulu sekarang. Maaf ya sayang." ia beralasan, sebenarnya sudah memiliki janji dengan wanita lain tanpa sepengetahuan Cindy.

"Alesan mulu bisanya, huh!" gerutu Cindy kesal, keluar dari mobil dan menutup pintunya kencang.

Alvian membuka sedikit kaca saat akan berpamitan.

"Maaf ya," ucapnya tanpa menunjukan rasa kepedulian.

Gadis itu terdiam sejenak. "Besok aku pinjam mobilmu buat ke kantor, boleh?" pintanya, Alvian hanya mengangguk pelan, dan berlalu.

Saat Cindy melangkah ke halaman rumah, Feny sudah menantinya di teras.

"Mana uang bulanan?" tagihnya, merasa berhak untuk memeras Cindy karena ayahnya telah menyekolahkan Cindy sampai S1.

Padahal, semua gaji Cindy sudah diserahkan pada Alvian, tinggal 5 juta yang tersisa, itu pun sisa gaji sebelumnya.

"Aduh, kalau aku kasih semuanya sama Feny dan Tante Tia, lalu aku sendiri bagaimana?" batin Cindy dalam kebingungan, Feny semakin mendesak.

"Cepatlah!"

Cindy tergugup, ia kesulitan untuk berpikir.

"I-iya Fen." Ia segera mentransfer semua saldo terakhirnya kepada rekening Tia, sang Bibi.

"Sudah masuk ke rekening Tante Tia, coba dicek," kata Cindy dengan perasaan lemas.

Ia memasuki kamar dengan langkah berat, melempar tas ke sembarang arah, dan menengkurapkan tubuhnya di atas kasur.

"Dunia rasanya tak adil, kenapa sulit bagiku menemukan ketenangan," batin Cindy, pikirannya melayang saat melakukan kecerobohan kepada Jason. "Aku takut kalau aku melakukan kesalahan lagi sama Pak Jason. Kalau sampai itu terjadi, aku bisa dipecat. Lalu, perusahaan mana yang akan menerimaku kalau seandainya Pak Jason memblacklist namaku karena kelalaianku sendiri?" tampak kecemasan di wajah Cindy, terlebih ia memikirkan Alvian juga, sehingga semua kepenatannya bercampur jadi satu.

"Tuhan, apakah dia benar-benar mencintaiku atau hanya ingin memanfaatkanku saja?" Cindy kini terasa gundah gulana, ia diselimuti perasaan yang tak karuan.

...

Keesokan paginya, Alvian menunggu Cindy untuk mengantarnya bekerja.

"Aku pinjam mobilmu!" Pinta Cindy, ingin menunjukkan kepada rekan kerjanya bahwa ia juga memiliki kendaraan sendiri, karena selama ini mereka melihat Cindy selalu menggunakan kendaraan umum dan terkadang ojek.

"Pinjam? Enggak! Aku juga ada keperluan lain!" tolak Alvian, wajah Cindy terlihat kecewa karena pria itu tidak bisa memahami perasaannya walau sekejap. "Udah cepat naik, dari pada kamu telat. Gak usah banyak gaya deh!" titah Alvian tanpa sabar.

Cindy naik ke dalam mobil dengan wajah cemberut tanpa banyak berbicara.

"Eh, kamu itu belum benar-benar bisa menyetir, kalau sampai kamu celaka, bagaimana?" kata Alvian menganggap remeh.

Sedangkan, Cindy merasa dirinya sudah mahir mengendarai mobil, tetapi kata-kata Alvian seolah mematikan semangatnya pagi ini.

"Bilang aja kamu gak mau aku pinjam mobilmu! Gitu aja pake banyak alasan!" cetus Cindy kesal, memantik amarah Alvian, sehingga ia kembali ugal-ugalan di jalanan.

Sampai di perusahaan, mobil Alvian tak sengaja menabrak belakang mobil seseorang hingga menyebabkan goresan dan plat nomernya hampir copot.

Cindy, yang sedari tadi terdiam dalam lamunannya sendiri, tak menyadari peristiwa tersebut, tentu hal itu akan mengancam reputasinya.

"Sudah sampai, cepat turun!" Alvian menyuruh tanpa rasa bersalah.

Cindy tersadar dari lamunannya, membuka seatbelt, dan keluar dari mobil. Ia masuk ke lobi perusahaan dan mengisi absen otomatis dengan pemindai wajah. Mesin tersebut beberapa kali enggan memverifikasi wajah Cindy yang tampak lesu, menyebabkan antrian di belakangnya.

"Hei, cepatlah, lama amat!" desak seorang di belakang.

Cindy mencoba sekali lagi, akhirnya berhasil, dan dia melangkah masuk ke dalam lift dengan perasaan yang terombang-ambing antara kesal dan kebingungan.

Cindy dengan hati berdebar memasuki ruangan Hermawan, yang bertugas di bagian administrasi keuangan.

"Permisi," sapanya dengan suara bergetar.

"Ya, silahkan masuk!" Hermawan menanggapi ramah. Cindy tersenyum nervously saat duduk di kursi yang disediakan.

"Ada apa, Cindy?" tanya Hermawan tentang keperluan gadis itu.

"Pak, saya bisa kasbon gak 15 juta?" pinta Cindy, Hermawan mengecek layar monitornya mengenai riwayat dan data Cindy.

Namanya bersih karena ia tak memiliki hutang ke perusahaan, dan baru kali ini gadis itu memberanikan diri.

"Oh, bisa-bisa," kata Hermawan, membuat Cindy tersenyum lega. "Tapi cicilannya 3 kali gajian ya," lanjutnya. Cindy mengangguk setuju, merasa tak memiliki cara lain selain meminjam uang ke perusahaan untuk kebutuhan sehari-harinya.

Sementara itu, Luki yang menjabat sebagai security terkejut melihat garis di belakang mobil Jason, merasa ada ancaman. Ia segera memotret belakang mobil tersebut dan mengirim rekaman CCTV saat kejadian lewat pesan chat ke ponsel Jason. Karena kejadian itu terjadi saat Luki berada di toilet. Sementara, Robi, rekannya, sedang tidak masuk karena sakit, sehingga Luki bertugas sendirian pagi itu.

Jason membaca pesan dari Luki, membuka rekaman CCTV, dan menghela nafas kasar, rahangnya tegang. "Kurang ajar! Dia bikin ulah lagi!" gumam Jason penuh amarah terhadap perbuatan Cindy.

Ia mengangkat gagang telepon dan menekan tiga digit angka yang menghubungkan langsung ke telepon Cindy. Saat Cindy tengah sibuk dengan komputernya, ia terhenti mendengar bunyi telepon di sampingnya. Segera, Cindy meraih gagang telepon dan mendekatkan ke telinga. "Halo," sapanya.

"Cepat ke ruangan saya, sekarang!" titah Jason, suara yang sangat dikenal oleh Cindy.

Kecemasan tergambar di wajahnya yang tegang. Ia beranjak dari duduk, langkahnya berat menuju ruangan sang bos. "Aduh, perasaanku jadi tak enak," batin Cindy.

Saat tiba di depan pintu, ia mengetuk dengan kaku.

"Masuk!" perintah Jason dari dalam, Cindy segera membuka pintu hingga terdengar suara berdecit.

"Kemari kamu!" lanjut Jason tanpa sabar dan tegas.

"Ada apa, Bapak suruh saya kemari?" Cindy memelankan langkahnya, kini berada di depan Jason, hanya terhalang oleh meja.

Jason menunjukkan kesalahan Cindy di layar laptopnya.

"Hais!" Gadis itu menepuk jidat, merasa tak melakukan kesalahan, tetapi itu adalah ulah Alvian. Namun, tetap saja ia yang harus menanggung kesalahan Alvian terhadap Jason.

"Mobil pacarmu sudah menyerempet mobil saya! Kamu tahu berapa harga mobil saya?" pertanyaan ini seakan tak mampu di jawab oleh Cindy.

Gadis itu menggeleng sambil tertunduk lesu. Harga mobil mewah Jason mencapai triliunan rupiah, dan mobil itu sudah menjadi identitas Jason di perusahaannya.

"Aduh Pak, saya minta maaf, saya akan bawa mobil Bapak ke bengkel untuk diperbaiki dengan sebaik mungkin," kata Cindy penuh permohonan.

Jason menggeleng tak habis pikir, merasa mobil mewahnya tak cocok jika berderet dengan mobil-mobil murahan di bengkel yang sering ia temui di pinggir-pinggir jalan.

"Segampang itu kamu ngomong? Reparasi di bengkel biasa? Kamu pikir mobil saya odong-odong?" sentak Jason, Cindy gugup sambil menggigit bibir bawahnya, sehingga warna lipstiknya sedikit memudar.

"Maaf Pak, tapi apa yang harus saya lakukan?"

"Mulai detik ini kamu saya pecat!" Jason tegas berkata, Cindy tak percaya dengan ucapannya, ini seperti sebuah mimpi buruk yang tak pernah ia duga.

Bayangan-bayangan buruk menghantam pikiran Cindy. Ia tak bisa membayangkan kehilangan Alvian jika ia tak memiliki uang dan terutama kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilannya selama ini.

"Nama kamu masuk ke daftar hitam, itu artinya kamu akan sulit menemukan pekerjaan di perusahaan manapun! Mengerti? Sekarang kamu keluar!" usir Jason. Cindy tertunduk lesu, melangkah tanpa gairah, rasanya benar-benar hancur dalam sekejap.

Jason, yang dikenal sebagai sosok galak, dingin, dan tanpa toleransi, menggerutu kesal melihat keadaan mobilnya.

"Bangsat!" teriaknya sambil menendang kursi hingga terseret dan mengenai dinding dengan keras.

Rasa ingin memberikan pelajaran telak kepada orang yang diduga kekasih Cindy yang telah merusak mobilnya menyala-nyala dalam diri Jason.

Sementara itu, Cindy tampak putus asa dan menangis tersedu-sedu. Dengan gemetar, ia mengemas barang-barangnya di atas meja dan memasukkannya ke dalam sebuah kotak. Semua rekan menatapnya dengan simpati, tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak untuk membantu.

Saat Cindy keluar, Jason diam-diam mengamati dari atas jendela kantornya. "Kasihan juga dia, sebenarnya dia tidak bersalah, tapi tetap saja aku kesal!" batin Jason tanpa ampun. "Lagian, aku gak peduli! Ngapain juga aku mikirin dia, dia siapa aku?" gumamnya merasa terlalu terpaku pada nasib Cindy, tetapi mencoba menepis kepedulian itu.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!