Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Kenapa kamu ada disini?" tanya Nayla kepada Catherine. "Kenapa kamu memeluk Mamaku?"
"Tentu saja aku kemari karena aku adalah pacar Kakakmu, Calon Adik Ipar," jawab Catherine seraya mengeratkan pelukannya di pinggang Gina.
"Dan aku memeluk calon Mama Mertuaku. Apa itu salah?"
"Tapi, kalian belum menikah. Jadi, Mamaku belum menjadi Mama Mertuamu," ucap Nayla karena biasanya dialah yang akan bermanja kepada orang tuanya.
"Minggir! Aku mau duduk bersama Mamaku."
Catherine yang ingin menggoda Nayla langsung mengalah dan menyerahkan posisinya kepada Nayla. Saat wanita itu duduk, Catherine dengan senyum kecilnya langsung duduk di samping Dika sehingga Nayla membolakan matanya. Sedangkan Jonathan memilih untuk duduk di sofa single.
"Kamu." Nayla menunjuk kearah Catherine.
"Papa," rengek Nayla. "Sini, Pa. Duduk di samping Nayla. Nayla kangen sama Papa dan Mama."
"Dasar manja," ucap Ega yang baru saja kembali dari kamar mandi dan duduk di samping Catherine.
"Apa kamu tidak malu dengan suamimu? Bukannya duduk di samping suami, suaminya malah dicuekin."
"Papa," rengek Nayla lagi yang seakan-akan menganggap omongan Ega seperti angin lalu.
"Dasar anak manja Papa," ucap Dika yang kemudian langsung pindah dan duduk di samping Nayla seperti yang diinginkan putrinya itu.
Jujur, dirinya juga merindukan Nayla yang biasa manja itu. Apalagi semenjak menikah, rumah mereka menjadi sepi karena tidak ada yang akan berdebat dengan Ega.
"Kenapa kamu tidak duduk bersama dengan suamimu?"
"Nayla kangen dengan Papa dan Mama. Jadi, karena Nayla datang, Nayla mau bermanja dengan Mama dan Papa." Nayla memeluk kedua orang tuanya.
"Bagaimana kalau suamimu itu cemburu?" tanya Dika.
"Biarkan saja, Pa," jawab Nayla. "Lagipula, dia tidak akan cemburu sama sekali."
"Kamu tidak boleh seperti itu, Nay. Bagaimanapun, kamu dan Jonathan sudah menikah," ucap Gina menasehati.
"Dia adalah suami kamu sekarang. Dia adalah kepala keluarga kalian. Jadi, kamu harus melayani suami kamu seperti Mama melayani Papa."
"Sekarang, coba katakan kepada Mama apa yang sudah kamu lakukan untuk suami kamu."
"Belum ada, Ma," jawab Nayla santai dan tenang membuat Ega dan Catherine menyemburkan tawa mereka sedangkan Dika dan Gina menggelengkan kepala mereka.
"Kenapa kalian tertawa?" tanya Nayla memicingkan matanya kearah Ega dan Catherine.
"Karena lucu," jawab Ega dan Catherine dengan serentak.
"Kalian benar-benar pasangan yang cocok. Kalian sama-sama mengesalkan." Nayla memeluk kedua tangannya di dada.
"Sayang, walaupun kalian menikah karena dijodohkan, tapi kamu harus mulai belajar untuk menjadi istri yang baik. Setidaknya, mulailah dari hal-hal kecil. Seperti mengambilkan makanan untuk suamimu, menyiapkan pakaiannya, membuatkan teh atau kopi, memaksakan makanan."
"Dan yang paling penting, cobalah untuk berciuman dengan adik iparku," timpal Ega.
"Nayla tidak mau menjadi seperti kalian," ucap Nayla.
"Mama tahu, mereka berdua berciuman tidak kenal tempat. Mereka belum menikah tapi sudah berciuman di tempat umum."
"Bukannya mereka mencium pipi, Sayang?" tanya Gina karena itu yang dia ketahui.
"Siapa bilang?" tanya Nayla membuat Ega dan Catherine terdiam. "Mereka berciuman di bibir, Ma. Nayla melihatnya dengan mata kepala Nayla sendiri."
"Ega," panggil Gina yang sedang menghunuskan tatapan tajamnya.
"Maaf, Ma, Pa," jawab Ega dengan cepat sedangkan Catherine hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Ega janji Ega tidak akan mengulanginya lagi."
"Awas kalau Mama dan Papa sampai mendengar kalau kalian melakukan hal itu lagi," ancam Gina.
"Mama tahu kalau Catherine besar di Amerika dan hal itu bukan lagi hal yang tabu disana. Tapi, keadaan disana dan di sini tidak sama. Mama tidak masalah jika kalian berciuman. Tapi, kalian harus menikah terlebih dahulu baru boleh melakukan hal itu."
"Iya, Ma," jawab Ega.
"Ma, Pa, kedatangan kami kemari sebenarnya adalah untuk memberitahu sesuatu kepada Mama dan Papa," ucap Jonathan membuat Gina dan Dika menatap kearah Jonathan dan Nayla secara bergantian.
"Apa yang ingin kalian sampaikan?" tanya Dika.
"Kami sepakat untuk mulai program kehamilan," ucap Jonathan membuat semuanya melongo.
"Maksud kalian anak?" tanya Gina memastikan.
"Iya, Ma," jawab Nayla. "Karena Kakek sakit dan ingin melihat cicitnya, Nayla dan Kak Jo sepakat untuk memiliki anak dalam waktu dekat."
"Jadi, kalian akan unboxing secepatnya?" tanya Ega dan mendapatkan anggukan dari Jonathan.
"Mama dan Papa harap, dengan kehamilan kamu nantinya, kamu dan Jonathan bisa menjadi lebih dekat, lebih menyayangi satu sama lain dan yang pastinya bisa saling mencintai." Gina memeluk putrinya.
"Papa dan Mama juga sudah tidak sabar lagi menggendong cucu," timpal Dika yang mendukung keputusan keduanya.
"Kalau begitu, Catherine dan Ega juga bisa membuatkan cucu untuk Om dan Tante," ucap Catherine membuat semuanya menatap kearah wanita itu kecuali Jonathan.
"Sayang, ayo, kita buat Baby!" Catherine memeluk lengan Ega seraya mengerjakan matanya.
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣