NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Merindukanku

Amora sudah berada di kamar inap, ia yang semula memejamkan matanya kini mulai mengerjapkan matanya tatkala sinar matahari masuk ke dalam kamar inap melalui jendela yang gorden nya sedikit terbuka, membuatnya silau. Amora mengedarkan pandangan di sekelilingnya, ini bukan di kamarnya, tapi seperti di kamar rumah sakit. Ia pun melirik ke tangan kirinya yang sedang di infus.

Di ruang rawat hanya ada dirinya sendiri, tak ada orang lain. Mimik mukanya berubah menjadi sedih tatkala tak ada seorang pun yang menemaninya. Buliran cairan bening keluar dari matanya, namun tak lama kemudian terdengar suara handle pintu yang bergerak dari luar. Seseorang membuka pintu itu, ia tak lain ialah Lea. Amora dengan cepat menghapus air matanya agar tidak ketahuan oleh Lea bahwa dirinya sedang menangis.

"Nona Amora sudah sadar" seru Lea berjalan menghampiri ranjang Amora.

"Iya bibi" Amora memaksakan senyumnya, "kenapa aku bisa ada di rumah sakit bibi?"

Lea kini duduk di samping ranjang Amora, "Nona tadi pagi tidak sadarkan diri di kamar mandi, jadi bibi Lea dan paman Henry membawa nona kesini"

"Lalu ibu? ibu kemana?" lirih Amora

"Ehm.. nyonya sedang bekerja, ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan nona karena sudah ada janji dengan klien" kata Lea, ia berbohong untuk memenangkan hati Amora.

"Ibu pasti masih marah denganku" tatapannya sendu, kini matanya mulai berkilat.

"Tidak nona, nyonya tidak marah. Nanti waktunya makan siang juga mampir kesini" Ucap Lea seraya mengusap kepala Amora.

Amora hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar, karena ia tahu ibunya masih marah dengannya dan tidak akan mungkin ke rumah sakit untuk menjenguknya.

Lea mengelus tangan kanan Amora dengan pelan, "apa yang nona rasakan sebelum tidak sadarkan diri?" ia sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Bangun tidur kepalaku terasa berat bi, perutku seperti di aduk. Kemudian aku lari ke kamar mandi, aku muntah-muntah sampai beberapa kali. Namun tetap saja perutku masih terasa mual, kepalaku rasanya tidak karuan, pandangan menjadi gelap. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa bibi" jelas Amora

"Bibi mendengar suara gemericik air yang mengalir dari wastafel kamar mandi nona, bibi hendak mematikannya tapi bibi malah melihat nona sudah tergeletak di bawah wastafel. Bibi panik lalu membawa nona kemari bersama paman Henry"

"Lalu dimana paman Henry?" tanya Amora, ia mengedarkan pandangannya mencari Henry.

"Paman Henry sudah pulang sayang", Lea menyibakkan rambut Amora yang sedikit berantakan. "Paman pulang untuk mengambil beberapa baju nona juga bibi" ucapnya dengan tersenyum.

"Terimakasih ya bi"

"Untuk apa nona?" Lea mengerutkan keningnya

"Karena bibi sudah membawa ku kemari"

Lea tersenyum dengan tulus "tidak perlu berterimakasih nona, bibi sayang nona Amora"

Amora pun memeluk Lea dengan erat, ia menangis di pelukannya.

•••

Di kantor Nilam

Nilam terlihat gelisah, ia tak fokus akan pekerjaannya. Entahlah apa yang membuatnya tak fokus, ingin rasanya ia pulang. Tapi untuk apa, pikirnya.

Nilam berusaha untuk memfokuskan pikiran pada pekerjaannya.

Tak terasa hari sudah petang, namun Nilam masih d sibukkan dengan pekerjaannya, hampir semua karyawannya sudah pulang sejak sore tadi. Hanya ada beberapa yang masih di kantor, mungkin mereka lembur karena ada pekerjaan yang belum selesai.

Nilam sampai di rumah pukul 20.40, ia hendak membersihkan tubuhnya yang di rasa sudah lengket. Setelah itu ia ke ruang makan, ia menikmati makanannya sendirian.

"Kemana anak itu? apa dia sudah makan?" seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Bibi Rose yang tengah menuangkan air minum untuk Nilam pun menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh, "Maaf nyonya, sebenarnya nona Amora di... " jawab Bi Rose ragu

"Dimana?" Nilam menaikkan satu alisnya, "kenapa bibi seperti ragu-ragu menjawab pertanyaanku?" sambungnya

"Nona Amora di rumah sakit" jawab bibi Rose dengan menundukkan kepalanya.

Nilam menelan makanan yang ada di mulutnya, lalu meneguk air minum. "Oh.... " Nilam membulatkan mulutnya, hanya itu reaksinya kemudian ia kembali menikmati makanannya yang belum habis.

"Nona Amora di rawat... " ucap bibi Rose

"Aku ingin melanjutkan makan malamku bibi" pungkasnya tanpa melihat bi Rose.

•••

Amora masih terjaga, ia belum bisa memejamkan matanya. Ingin sekali ia melihat ibunya datang kemari untuk melihat keadaannya, namun yang di tunggu tak kunjung datang.

"Nona... " panggil Lea

"Iya bibi... " jawab Amora

"Kenapa nona belum tidur? ini sudah malam nona, jangan tidur terlalu malam apalagi kondisi nona masih sakit"

"Aku belum mengantuk bibi"

"Ya sudah, sekarang nona menginginkan apa? biar bibi belikan"

Amora belum sempat menjawab ketika pintu kamar terbuka, mereka berdua menoleh. Amora mengira yang datang adalah ibunya, namun ternyata yang datang Henry. Ia terlihat membawa sesuatu di tangannya.

"Paman, aku kira... "

"Nona kira yang datang ibu Nilam?" pungkasnya

"Iya paman, maaf yaa? apa ibu sudah pulang?" tanya Amora

Henry sejenak memandang Lea, lalu mengalihkan pandangannya pada Amora.

"Ibu baru saja pulang, mungkin besok ibu akan kemari"

Amora terlihat sedih, namun ia berusaha baik-baik saja dengan memperlihatkan senyumnya.

"Jangan di pikirkan nona, disini kan sudah ada bibi yang menemani nona" ucap Lea seraya memberi usapan di kepala anak itu.

"Iya bibi, terimakasih karena bibi dan paman mau menemaniku"

"Tidak perlu berterimakasih nona, paman dan bibi senang menemanimu" kata Henry dengan memberikan usapan pada pipi Amora

•••

Mereka bertiga terlihat tengah menikmati makanan yang tadi di bawa Henry. Bungkusan yang tadi di bawa Henry adalah makanan yang berupa spagetty, mereka makan dengan lahap sembari menonton televisi yang ada di kamar inap Amora.

Selesai makan, Amora mengantuk dan tak butuh waktu lama ia pun tertidur.

Henry yang ingin menginap di rumah sakit, di larang oleh Lea karena ia takut Henry akan kena marah oleh majikannya. Dengan terpaksa Henry pulang kerumah dan hanya Lea yang menjaga Amora di rumah sakit.

•••

Sudah 3 hari Amora di rumah sakit, namun Nilam sama sekali tak datang untuk menjenguk anaknya. Amora merasa sedih, apakah ibunya sangat marah padanya hingga tak mau kerumah sakit untuk menemuinya.

Namun kesedihan Amora sedikit berkurang karena setiap hari Kelvin dan keluarganya selalu datang berkunjung. Setiap pulang sekolah, Kelvin selalu datang menemui Amora tanpa pulang dulu kerumah. Ia sudah mendapat ijin dari orang tuanya.

Seperti siang ini, Kelvin datang berkunjung dengan di temani supir pribadinya. Orang tua Kelvin dan kakak perempuannya, Alexa nampak tak terlihat disana. Kelvin membawa buah dan beberapa kue coklat untuk sahabatnya itu.

"Ayo di makan kue nya" ucap Kelvin

"Nanti saja... " kata Amora

"Kenapa tidak makan sekarang saja? apa kau tidak suka dengan kue yang ku bawa? itu kan kue coklat kesukaanmu?" tanya nya beruntun

"Kau ini cerewet sekali, aku masih sedikit kenyang. Nanti saja ku makan" seru Amora

Amora memandangi Kelvin yang masih mengenakan baju seragam sekolah

"Kenapa kau tak melepas bajumu?"

"Kau ingin aku telanjang? yang benar saja"

Amora tampak kesal, ia menatap tajam Kelvin. "Siapa yang ingin kau telanjang? maksudku kenapa kau tidak mengganti bajumu?" Amora sedikit menaikkan nada suaranya.

"Oh iya, nanti saja" jawab Kelvin dengan santai

Amora menghela nafasnya dengan kasar, "lebih baik ganti saja bajumu sekarang, sungguh tidak enak sekali di pandang"

"Ya sudah iya...aku ganti baju dulu, kau jangan merindukanku ya?" ucapnya seraya berjalan menuju kamar mandi.

"Siapa yang akan merindukanmu?" teriak Amora

Lea yang duduk di sofa kamar hanya diam saja mendengar percakapan Kelvin dan Amora. Ingin rasanya ia tertawa, namun ia tahan.

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!