Lily, gadis muda yang menjadi tulang punggung keluarga. Lily adalah anak kedua dari keluarga Brown, seorang pengusaha yang bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sang istri. Tidak ada harta yang ditinggalkan. Semua dijual untuk menutupi utang perusahaan. Nyonya Hannah, nenek Lily adalah wanita yang tidak bisa menerima keadaan. Dia tetap merasa kaya walau harus mengontrak di kawasan kumuh di pinggiran ibu kota. Begitu juga kakak Lily, Amber Rose yang tidak bisa melepaskan kehidupan hedon masa remajanya. Dia melakukan apa saja demi uang walau itu salah. Lily berjuang sendiri menghidupi keluarganya dengan cara halal. Adik Lily dan Rose, Corey yang masih SMA bisa dibilang berandalan. Tapi dia sangat menyayangi dan menghormati Lily walau sering membuat masalah yang membuat pusing keluarga itu.
Lily jatuh cinta pada Jared Watson, anak pengusaha kaya yang ternyata hanya memanfaatkan Lily sebagai bahan taruhan. Bagaimana akhir kisah Lily? Kita ikuti bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meg Yorah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Priceless Daughter
Terrence Philip Joseph, nama pengusaha batubara itu. Seorang pria Inggris berpasspor Indonesia.
Istrinya Ni Luh Dewi Ariani adalah wanita asli Bali yang bisa dibilang menemaninya dari 0.
Mereka berdua bertemu di Batu Belig, salah satu pantai di Bali. Waktu itu Terence atau yang biasa dipanggil Terry masih belum jadi apa-apa. Dia hanya staff di sebuah perusahaan Inggris di Jakarta.
Dia ke Bali untuk berlibur dan bertemu dengan calon istrinya yang berjualan jagung dan kacang rebus keliling saat itu.
Mereka berhubungan sekitar 3 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah.
Dengan banyak pertimbangan, Terry mengajukan diri untuk menjadi WNI melalui proses naturalisasi dan setelah melalui proses yang cukup panjang, permintaan tersebut dikabulkan pemerintah.
Setelah beberapa tahun menikah, Terry dan Luh De, panggilan Ni Luh Dewi belum juga dikaruniai buah hati. Mereka lalu meminta pendapat seorang yang dituakan di kampung halaman Luh De, bagaimana caranya agar mereka segera memiliki keturunan.
Menurut Mangku Gunung, julukan tetua tersebut, Terry dan istrinya harus pindah dari Jakarta.
"Tapi pekerjaan saya di Jakarta, Ajik Mangku."
"Kalian harus mengundurkan diri. Membuka usaha sendiri. Mandiri." kata Ajik Mangku.
Terry dan Luh De saling bertatapan. Sebagai orang Bali asli, Luh De paham betul, kata-kata yang keluar dari seorang pemangku, pedanda ataupun sulinggih adalah sesuatu yang suci dan harus ditaati.
Mereka lalu memutuskan berpamitan pada Ajik Mangku dan akan membicarakan hal ini lebih lanjut di rumah.
"Jadi menurutmu seperti apa, Honey?" tanya Terry begitu sampai di rumah.
"Kita turuti saja ucapan Ajik Mangku tadi, Honey." jawab Luh De.
Setelah melalui banyak pertimbangan dan sedikit perdebatan karena melibatkan juga keluarga besar Luh De, akhirnya Terry dan Luh De memutuskan untuk pindah dari Jakarta. Dan pastinya Terry mengundurkan diri dari perusahaan.
Mereka pindah ke Bali untuk sementara waktu.
Setelah beberapa bulan di Bali, Terry dan Luh De hijrah ke Kalimantan. Memulai bisnis kecil-kecilan dengan membuka warung makan khas Bali. Sedang Terry sendiri membuka les Bahasa Inggris untuk semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa.
Di waktu senggangnya, Terry mempelajari berbagai macam hal tentang bumi Kalimantan. Kekayaan alam yang melimpah ruah membuat Terry tertarik untuk mencoba usaha dalam bidang pertambangan. Dan dia memilih usaha batubara.
Terry tahu pasti, modal yang digunakan tidaklah sedikit. Tabungannya selama dia bekerja dari dia masih muda hanya sekitar 30 juta dollar. Sedang minimal modal paling tidak 150 juta dollar. Bahkan ada yang bisa mengalokasikan dana sampai 800 juta dollar.
Terry lalu meminta bantuan pada saudara, kerabat dan teman-temannya di Inggris untuk menambal kekurangannya.
Entah keajaiban dari mana, semua itu dimudahkan oleh Tuhan. Terry berhasil mengumpulkan sekitar 112 juta dollar.
Akhirnya dia memberanikan diri mengurus surat ijin dan segala macam yang berkaitan dengan birokrasi termasuk keharusan keterlibatan perusahaan asing dalam usahanya.
Dari situlah awal mula kesuksesan Terry. Seorang warga negara Inggris yang jadi staff biasa di perusahaan asing kemudian menikah dengan wanita lokal, berganti kewarganegaraan menjadi seorang WNI dan akhirnya menjadi pengusaha tambang yang cukup terkemuka di Indonesia.
Kisah hidupnya yang menginspirasi bahkan pernah masuk dalam majalah ForBase.
Setelah 15 tahun menikah akhirnya Terry dan Luh De mendapatkan buah hati, seorang bayi perempuan cantik yang mereka namakan Sheila Amelia.
Mereka memutuskan pindah ke Jakarta ketika Sheila berumur 2 tahun.
Sheila tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menarik. Walau Terry melihat Sheila kurang pintar tapi Terry tidak mempermasalahkan hal itu. Terry yakin nasib baik dan keberuntungan seseorang serta kerja keras adalah kunci kesuksesan. Pintar itu tidak terlalu penting.
Karena itulah ketika Sheila menolak segala macam les tambahan yang ditawarkan ibunya, Terry samasekali tidak keberatan.
Sheila bertambah dewasa. Terry agak menyesalkan sikap Sheila yang dimatanya sedikit sombong dan tukang bully. Tapi setiap dia mengingatkan Sheila, anak gadisnya itu langsung memasak muka sedih dan menangis, membuatnya tidak tega. Sedangkan Luh De sudah angkat tangan jauh sebelum Sheila sebesar ini.
Ketika Sheila masuk kuliah, Terry menyetujui usul istrinya untuk meresmikan perjodohan Sheila dengan Jared, anak dari teman Luh De, Karmila.
Karmila dan Luh De bersahabat baik. Karmila menyukai Luh De yang polos dan baik hati. Luh De juga type wanita pekerja keras. Tidak heran, walau dari keluarga yang sangat sederhana, Luh De bisa kuliah dengan biaya sendiri.
Karmila melihat Sheila adalah gadis yang baik dan sopan. Dia tidak tahu bahwa sebenarnya Sheila ibu sangat egois, manja dan sombong. Karmila salah menilai, karena melihat ayah ibu Sheila adalah orang-orang yang hebat bagi Karmila, dia berpikir Sheila juga seperti itu.
Jared yang awalnya tidak mau dijodohkan akhirnya luluh setelah sang ibu memohon dengan tangis.Jared memang paling tidak bisa menolak permintaan sang ibu.
Jared yang dasarnya playboy dan kejam mana mau menjaga hati Sheila. Dia terus-menerus menyakiti Sheila dengan harapan Sheila tidak betah dengannya dan memutuskan perjodohan itu. Sayang gadis manja itu ternyata keras kepala dan keras hati. Dia samasekali tidak terusik dengan wanita-wanita di sekeliling Jared dan tetap bertahan walau berkali-kali dibentak Jared dengan kata-kata kasar.
Sebenarnya Terry mengetahui hal ini. Tapi dia tidak bilang pada istrinya, melainkan langsung menegur Jared.
"If you don't like my daughter, just tell your Mum. Don't let my daughter crying on her own every single day and night. She's my priceless pearl, she's my precious one, she's mean everything to me." kata Terry suatu hari.
Jared hanya bilang iya tanpa pernah melakukannya. Dia tidak ingin sang ibu merasa bersalah jika harus pihaknya yang memutuskan perjodohan.
Sedang pada Sheila, lagi-lagi Terry sudah lelah mengingatkannya, jika dia tidak bahagia dengan perjodohan ini, maka Sheila berhak membatalkan. Tapi Sheila memilih bertahan.
Terry hanya berharap, keteguhan Sheila tidak berakhir sia-sia nantinya. Cintanya pada sang putri bahkan melebihi cintanya pada dirinya sendiri
Dia tidak akan pernah membiarkan Sheila terluka.
Penantian selama 15 tahun cukup menyakitkan Terry dan Luh De. Jadi dia tidak ingin penantian itu ternodai oleh kisah kelam percintaan sang putri.
Malam itu, Terry memanggil Sheila ke ruang kerjanya. Hal yang sangat jarang terjadi.
"Malem, Dad." kata Sheila sambil memeluk sekilas Terry dan mencium pipinya. Matanya sembab.
Terry menghela napas, pasti ulah Jared.
"Sekarang apalagi?" tanya Terry pada Sheila.
"Apanya yang apalagi, Daddy?"
"Mata kamu bengkak ampe kayak gitu."
"Ohhh, ini gara-gara aku nonton drakor, Dad."
Terry menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Daddy pernah muda, Sheila."
Sheila terlihat mendengarkan sang ayah. Pasti akan ada cerita lanjutannya, kata Sheila dalam hati. Makanya dia diam tanpa menyela.
"Jauh sebelum bertemu ibu kamu, waktu Daddy masih sangat sangat muda, Daddy pernah juga patah hati, jadi orang bo doh yang tetap bertahan walau terus-terusan disakiti."
Sheila menelan ludah. Walau dia tidak bisa di bilang pintar, dia cukup tahu akan kemana pembicaraan sang ayah.
"You know that you're everything for me, for us. Kamu adalah hadiah terbesar dari Tuhan buat Daddy dan Meme. Daddy nggak mau kamu jadi seperti Daddy dulu. Kamu masih muda, cantik, punya segalanya. Kamu bisa tunjuk laki-laki manapun yang kamu suka. Jangan biarkan hati kamu terluka dan harga diri kamu terhina cuma karena dibutakan oleh cinta sama seorang laki-laki yang samasekali nggak bisa menghargai keberadaan kamu."
Sheila menangis tanpa sadar. Air matanya lolos begitu saja. Baru kali ini mereka terlibat obrolan dalam tentang hubungannya dengan Jared.
Ayahnya seringkali mengingatkannya untuk putus tapi baru hari ini ayahnya mencoba membuka pikirannya.
Sayangnya, Sheila bergeming. Pendiriannya tidak sedikitpun goyah. Dia meyakinkan ayahnya bahwa dia baik-baik saja dan akan bisa membuat Jared jatuh cinta padanya suatu hari nanti.
Terry mengangguk pasrah. Dia hanya bisa berdoa, apa yang diinginkan putrinya itu di ijabah Tuhan.
Semua ayah ingin yang terbaik untuk putrinya, begitu juga Terry. Semua orangtua ingin anaknya bahagia, begitu juga ayah dan ibu Sheila. Tapi takdir Tuhan adalah jawaban dari semua harapan dan doa manusia. Dan lagi-lagi Terry berharap, takdir bahagia dari Tuhan berpihak pada putrinya.
