Berawal dari sebuah hubungan antara Dhikaa dan Sabila Liora yang tidak direstui oleh kakak dari Sabila yang bernama Reyvan Adelio, seorang ketua geng Astro Power. Reyvan tidak merestui hubungan antara dhika dan sabila karena ia merasa bahwa dhika itu lemah dan tidak mampu untuk menjaga adik perempuannya. Namun, siapa sangka jika dhikaa adalah ketua geng Milky way, salah satu geng terbesar dikotanya. Ia diberikan tanggung jawab menjadi ketua geng Milky way untuk mencapai tujuan dari sang kakak yaitu Roby Mahendra. Masalah demi masalah muncul silih berganti yang disebabkan oleh geng Andromeda, sebuah geng yang selalu membuat ulah dan ketuai oleh Hans. Begitu banyak masalah yang terjadi diantara ketiga geng tersebut, hingga sebuah hal yang tidak pernah terbayangkan terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BillaAzahra022, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sadar~Sabila dimana?
"Dimana ini?" Gumam dhikaa saat ia merasakan bahwa ia berada di sebuah tempat yang sangat asing baginya.
"Mengapa aku bisa disini" gumamnya heran.
Dhikaa melihat sekeliling sungguh gelap dan tidak ada penerangan. Dhikaa terus berjalan tanpa tahu kemana arah yang ia tuju.
Hingga terlihat sebuah cahaya, dhikaa pun menghampiri cahaya tersebut. Terlihat sebuah tempat yang tenang dan damai.
"Apa ini? Jalan keluar?" Batin dhikaa, sembari mendekati cahaya tersebut.
Namun, langkah dhikaa terhenti saat mendengar suara isak tangis seseorang yang sangat ia kenal.
Dhikaa menoleh kebelakang sungguh gelap. "Dari mana asal suara itu?" Tanya dhikaa dalam hati.
"Hikss hikss"
Suara tangisan itu kembali terdengar, namun dhikaa tidak memperdulikannya. Dhikaa pun terus berjalan menuju cahaya.
Namun, lagi-lagi langkahnya terhenti saat sebuah tangan memegang pundaknya. Dhikaa seketika berbalik badan dan betapa terkejutnya ia saat melihat siapa pemilik dari tangan tersebut.
"Bang rey..." Ucap dhikaa pelan.
"Bagaimana bisa abang ada disini?" Tanya dhikaa setengah tidak percaya.
Reyvan hanya tersenyum tipis.
"Harusnya aku yang bertanya kepadamu, kenapa kamu berjalan ke arah sini?" Reyvan berbalik bertanya.
"Disana sangat gelap" jawab dhikaa.
"Hiks hikss"
Dhikaa seketika menoleh kanan kiri ketika kembali mendengar suara tangis tadi.
Tatapan dhikaa terhenti saat menoleh kebelakang reyvan. Tidak jauh dari reyvan berdiri, terlihat sosok gadis yang duduk membelakanginya. Sepertinya tangis tersebut berasal dari gadis tersebut.
"Sabila..." gumam dhikaa saat menyadari bahwa gadis itu adalah sabila.
"Kembalilah kesana" ucap reyvan.
"Tapi aku sudah...." Ucapan dhikaa terhenti saat reyvan mendekatkan wajahnya tepat di telinga dhikaa dengan satu tangan memegang pundak dhikaa.
"Kembalilah, hanya kamu yang sabila punya saat ini" bisik reyvan.
Dhikaa terdiam kemudian berjalan menghampiri sabila yang masih membelakanginya.
Saat sudah berada dekat dengan sabila, dhikaa langsung berbalik menghadap reyvan yang berjalan menuju cahaya.
"Bang rey" panggil dhikaa.
Reyvan berbalik lalu tersenyum kepada dhikaa.
"Abang titip sabila, ya" ucap reyvan dengan senyuman yang tidak hilang. Hingga reyvan pun menghilang kedalam cahaya dan seketika penglihatan dhikaa pun kelam.
•••
Dhikaa perlahan membuka matanya. Ia menatap sekeliling, ruangan yang asing baginya. Ia menoleh kanan kiri, sepertinya hari telah pagi.
"Apa aku dirumah sakit" pikir dhikaa saat melihat infus yang terpasang ditangan kirinya.
Tatapan dhikaa terfokus saat melihat siapa yang tertidur lelap di sofa.
"Bang roby?" Gumam dhikaa.
Dhikaa kembali mencoba mengingat apa yang sebenarnya ia alami. Hingga dhikaa pun teringat akan sabila.
"Sabila...dimana dia? Apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri" gumam dhikaa.
Dhikaa hendak bangkit dari brankar namun, tubuhnya sangat lemas dan di daerah perutnya masih terasa sakit. Mungkin karena lukanya.
Ceklek...
Pintu ruangan terbuka, diambang pintu terlihat alya dengan memegang satu kantong plastik ditangan kanannya. Dhikaa menatap alya begitupun sebaliknya.
"Dhikaa..." Ucap alya dengan suara yang lumayan kencang karena terkejut.
Suara alya sontak membuat roby langsung terbangun dari tidurnya.
Terbangunnya roby juga disusul oleh kemunculan zakky serta vano.
Roby langsung menghampiri dhikaa yang baru saja sadar dari komanya.
"Kaa...akhirnya kamu sadar" ucap roby lega.
"Aku akan panggil dokter" ucap vano kemudian berlalu pergi.
"Syukurlah kamu sudah sadar dhikaa" ucap zakky.
"Apa yang terjadi?" Tanya dhikaa.
"Setelah kejadian itu, kamu dinyatakan koma" jelas alya.
"Koma?" Bingung dhikaa.
"Ya, kamu koma sudah hampir sebulan" ucap roby.
"Selama itu?" Batin dhikaa.
Tiba-tiba vano datang dengan seorang dokter bersama beberapa perawat lainnya. Mereka pun memeriksa keadaan dhikaa.
"Syukurlah dhikaa sudah sadar, kondisinya sudah mulai membaik. Akan tetapi lukanya masih belum pulih sepenuhnya, ia masih butuh perawatan. Selama masa pemulihan ia harus tetap berada disini untuk memastikannya sampai kondisinya sembuh total" jelas dokter tersebut, kemudian pamit undur diri.
Hari mulai siang, beberapa kerabat roby dan juga teman-teman dhikaa datang untuk menjenguk silih berganti. Namun, seseorang yang dhikaa tunggu kehadirannya tidak juga terlihat. Ya, dhikaa menunggu sabila.
"Abang....dimana sabila?" Tanya dhikaa kepada roby yang sedang memotong buah apel.
Aktifitas roby terhenti, ia tidak mungkin menceritakan kondisi sabila saat ini. Sedangkan dhikaa baru saja sadar dari komanya.
"Makanlah ini, setelah itu kamu harus makan siang dan minum obat agar kamu cepat sembuh" ucap roby sembari meletakan sebuah piring berisi potongan apel.
Roby pun keluar dari ruangan tanpa menjawab pertanyaan dari dhikaa.
Dhikaa pun beralih kepada zakky namun, sepertinya zakky juga akan memberikan respons seperti roby. Dhikaa pun memilih untuk diam dan tidak bertanya.
"Mungkin Sabila akan datang nanti" batin dhikaa.
BERSAMBUNG...
