Choi Lia, gadis cantik yang terkenal memiliki sifat arogant. Mencintai Lee Taeyong, sayangnya rasa sukanya bertepuk sebelah tangan. Untung ada sahabatnya, Giselle yang selalu ada untuknya.
Han Jisung, cowok pendiam dan penuh perhatian. Kemana mana selalu bersama Winter, entah apa hubungan di antara keduanya. Tak ada yang tahu pasti.
Cinta seiring waktu, kata yang tepat untuk Lia dan Jisung.
Tapi?
Ada sebuah rahasia tersembunyi ?
Lia? Jisung? Winter? Taeyong? Giselle?
#StrayKids
#AESPA
#ITZY
#NCT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bening Hijau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DuaPuluhDelapan
Giselle yang baru saja tiba di Area Parkir Universitas, mata nya tak sengaja melihat sosok Lia yang turun dari mobil Winter. Dia segera turun dari mobil, mengikuti kedua gadis itu secara diam diam.
Ternyata, Lia dan Winter menemui seseorang pria.
"Eh, tunggu itu bukan nya mas mas kemarin yang menculik Lia dan nyubit pipi ku kan. Gak bisa di biaran ini. Pasti, mas mas itu mau menculik mereka berdua sekarang", lalu Giselle berlari menuju Area Parkir Universitas lagi mau cari bantuan.
Pas banget waktu nya, Jisung baru tiba di Area Parkir hendak memarkirkan sepeda motor nya.
"Han Jisung!" Teriak Giselle sambil berlari menuju Jisung. "Itu Lia dan Winter mau di culik sama mas mas gak jelas di Halte Bus di depan Universitas kita", ucap nya dengan nafas tersengal sengal.
Melepaskan helm yang masih ada di kepala nya, menaruh nya asal asalan. Jisung langsung berlari ke tempat kejadian. Emosi nya meledak melihat Minho yang ingin mendekat ke Winter.
Jisung lalu berlari menyebrang jalan, menarik kerah baju Minho, lalu memukul rahang wajah nya.
Lia yang melihat perkelahian di depan mata nya, lalu memisahkan kedua nya dan berdiri di antara kedua nya.
"Hentikan! Jisung!".
Tangan Jisung yang hendak memukul Minho lagi, ia turunkan. Dia berusaha menahan amarah di dada nya agar Lia tak ketakutan melihat dirinya saat ini.
Lia memengang tangan Jisung dan Minho menyuruh kedua pemuda itu untuk berlutut. "Sekarang, mari kita bicarakan hal ini dengan tenang", ia telah berada di samping Winter.
Jisung memandang Minho dengan tatapan sinis, ogah berdeketan dengan pemuda ini.
Sedangkan, Minho mengusap sudut bibir nya yang berdarah terkena pukulan tadi.
Dari kejauhan, Giselle yang melihat kejadian tersebut segera berlari lagi mencari bantuan takut ajah ada adegan saling bunuh membunuh.
Situasi sudah mulai tenang, Lia melirik ke arah Jisung dan Minho. "Kak Minho tujuan Kakak ke sini untuk meluruskan salah paham kalian di masa lalu, kan?",
Minho mengangukan kepala, itu memang benar tujuan dia datang ke sini. "Kalian semua salah kepada ku, semua yang terjadi di masa lalu bukan sepenuh nya kesalahan ku. Kakak di jebak Winter", dia berdiri dari duduk nya mendekat ke arah Winter tapi sayang langkah nya di halangi oleh Jisung.
Winter yang berada di tubuh belakang Lia, badan nya terus gemetaran karena sosok Minho di hadapan nya kini mengingatkan nya kepada kejadian tersebut. "Jangan sentuh tubuh ku", ucap nya dengan gemetar.
"Tenang, Winter tenang ada Oppa di sini" Jisung merengkuh tubuh Winter, memeluk gadis tersebut agar kondisi nya stabil lagi.
Sedih
Hal tersebut di rasakan oleh Minho melihat kondisi Winter seperti sekarang.
"Apa yang kau lakukan!? Kepada Adik ku!? Brengsek!" Umpat Taeyong yang baru datang ke tempat kejadian. Pemuda itu terkejut melihat kondisi sang Adik seperti dulu lagi.
"Tenang kan dirimu! Taeyong! Aku tak ingin perkelahian terjadi di sini!" Ryujin menghalangi langkah Taeyong yang hendak ingin menghajar Minho.
"Ku mohon, kalian harus mendengarkan penjelasan ku!" Minho tak ingin ada salah paham lagi.
"Penjelasan! Kami tak sudi mendengar penjelasan mu!", menurut Jisung tak ada yang harus di jelaskan lagi. Apa yang dia lihat di masa lalu itulah kebenaran yang ada.
Benar benar keras kepala, Lia tak menyangka sang kekasih memiliki sifat demikian. Dirinya sudah berjanji kepada Winter akan jadi penghubung mereka, maka dia akan melakukan hal tersebut. "Berhenti! Jisung!", mencegah Jisung yang hendak membawa Winter pergi dari sana.
Jisung melewati tubuh Lia, dia tak ingin berurusan lagi dengan Minho.
"Pergilah! Maka kita! PUTUS!".
Mendengar kata PUTUS dari bibir Lia, membuat Jisung memutar balik tubuh nya. Dia menyerahkan Winter kepada Taeyong dan Ryujin.
"Lia, masalah ini tak ada hubungan nya dengan kita. Jadi ku harap kau mengerti dan jangan mengancam ku. Aku akan bicara dengan mu saat kondisi ku sudah tenang", berusaha menyakinkan sang kekasih. Jisung tak ingin Lia kena imbas akan amarah yang ada pada dirinya.
"Winter telah menceritakan semua kepada ku tentang masalah kalian. Dia memintaku sebagai penghubung masalah kalian. Ku harap kalian menyelesaikan masalah kalian dengan damai".
Jisung memijat kepalanya, dia binggung harus berkata apa lagi.
"Benar yang di katakan oleh Lia. Aku meminta bantuan dari nya semalam. Aku ingin mendengar penjelasan dari Kak Minho" Winter memberanikan diri, mata nya memang masih berlinang air mata. Tapi, jika dirinya terus seperti sekarang trauma nya tak akan hilang.
Taeyong dan Ryujin mengerti maksud Winter, tapi kedua nya hanya tak ingin gadis ini depresi seperti di masa lalu.
"Baiklah, bila itu keinganan Winter aku akan menyetujuinya dengan syarat Minho harus menang dalam balapan sepeda motor".
"Maksudmu? Apa? Suami ku?" Ryujin tak mengerti dengan ucapan dari Taeyong.
"Akhir pekan akan ada balapan sepeda motor. Minho dan Jisung kedua nya akan bertanding. Bila Minho menang maka kami akan mendengar penjelasan nya, kalau dia kalah Minho tak boleh menemui Winter lagi" Taeyong sudah mempertimbangan keputusan tersebut secara matang matang.
Hal itu membuat kaget semua orang yang ada di sana.
"Baiklah! Aku menerima syarat tersebut!" Ucap Minho dengan nada serius.
"Kalau kau!? Jisung!?"
Helaan nafas kasar keluar dari bibir Jisung, dia sunguh tak percaya dengan perkataan dari Taeyong.
"Ku harap kau setuju atau kita...."
"Baik, aku setuju" Jisung tak mau Lia menggatakan kata itu lagi.
Baiklah perselisihan mereka semua sampai di sini dulu.
Taeyong bersama Ryujin membawa Winter pergi dari sana. Begitu pula, Jisung mengenggam tangan Lia untuk pergi dari sana juga.
"Udah selesai ternyata ku kira kalian akan saling membunuh. Untung aku gak jadi lapor polisi" Minho terkejut mendengar suara Giselle dari belakang badan nya.
"Kau sejak tadi di sini?" Giselle dengan senyum tanpa rasa bersalah sedikit pun mengangukan kepala sebagai jawaban IYA akan pertanyaan dari Minho.
Kalian, harus tahu sejak tadi Giselle sembunyi di balik semak semak.
"Mau kemana?"
"Kuliah", sebisa mungkin Giselle melepaskan tangan Minho dari pergelangan tangan nya.
"Akhir pekan temani aku balapan, oke!"
"Maaf mas, kita gak saling kenal", menginjak kaki Minho, Giselle segera berlari kabur dari nya.
...****************...
"Lepaskan! Aku! Jisung!" Lia berusaha melepaskan genggaman tangan Jisung yang begitu kuat, sakit pergelangan tangan nya terasa sakit.
Jisung yang masih di liputi emosi tak peduli teriakan kesakitan Lia. "Kenapa kau mengatakan kata itu tadi?", masih mengenggam tangan gadis itu.
"Sakit! Lepaskan tangan ku!", akhirnya Jisung melepaskan genggaman tangan nya dari tangan Lia, karena gadis itu berteriak sambil mengeluarkan air mata.
"Maaf, aku menyakitimu" Jisung berusaha merengkuh Lia di dalam pelukan nya, sayang nya gadis itu menghindar lebih berjalan mundur sedikit menjauh darinya.
Lia ketakutan melihat Jisung seperti ini, tapi dia tak boleh menghindar dari pemuda tersebut. "Bila aku tak mengatakan kata itu tadi. Maka aku gagal membantu Winter, aku sudah berjanji kepada dia untuk jadi perantara kalian", dia mengatakan hal tersebut dengan wajah tertunduk.
"Seharusnya, kau tak usah menuruti ucapan Winter".
"Bila, aku tak menurutinya kau tak akan pernah mendengar ucapan Winter. Winter dia ingin lepas dari trauma nya". Seharusnya Jisung sebagai sepupu mendukung bukan seperti sekarang. Lia berlari meningalkan Jisung, dia tak ingin berbicara dengan pemuda tersebut.
semangat berkarya kakak...
ada iklan untuk mu biar semngt nulisnya/Joyful/