Setiap manusia punya jalan kisah cinta sendiri, dimana ia tidak dapat memilih dengan siapa dan dimana Allah menyuratkan episode perjalanan kita.
Begitupula yang Aliza alami, ia tidak pernah menyangka jika sosok yang diam-diam ia kagumi teryata menaruh hati yang sama bahkan berniat menikahinya. Gus Asfhan Syarfiq Al Ghazali, putra Kyai Nya, yang menarik hati Aliza.
Tetapi, teryata sang maha cinta memiliki takdir lain dimana Aliza harus kehilangan Asfhan, namun tanpa di sangka Asfhan meninggalkan pesan kepada Alfhan untuk menikahi Aliza.
namun perjalanan mereka tak semulus yang di bayangkan di mana berbagai lika liku mengguncang hubungan Meraka.
hingga kedatangan pak Rahmad yang membuka semua rahasia dan merubah kebahagiaan mereka, bersama fitnah tentang kematian Sang pengasuh Ponpes Abu Abbas, hingga membuat Alfhan membenci Aliza.
Namun, di balik semua luka, sebuah kata masih terpatri di hati Aliza, bahwa dia tetap mengakui Alfhan sebagai suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anafitrotun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA PULUH ENAM
Matahari mulai menenggelamkan tubuhnya, menciptakan cahaya kuning yang menyinari bangunan Ponpes Abu Abbas. Dimana para santri baru saja selesai ngaos bandongan bersama Kyai Azzam.
Dengan langkah penuh wibawa Kyai Azzam berjalan melewati para santri yang berebut mencium tangannya. Memperlihatkan sikap khas para Santri terhadap masayikh mereka.
Dengan kitab berbalut sorban di tangannya Kyai Azzam memasuki ndalem dan langsung di sambut Pak Rahmad yang duduk di ruang tamu seraya menghisap rokoknya.
"Baru pulang ngajar Mas?" Tanya Pak Rahmad yang tidak sempat Kyai Azzam jawab karena Bu Azni menghampirinya lalu mencium tangannya.
"Alhamdulillah sudah pulang Bah, kebetulan Ummah masak kesukaan Abah buat buka puasa ," ujar Bu Azni melihat Kyai Azzam dan Pak Rahmad bergantian.
"Dek Rahmad puasa kan? sekalian buka bareng-bareng saja," ajak Bu Azni dan Pak Rahmad hanya tersenyum masam lalu mengangguk.
"Iya Mbak," ucap pak Rahmad kikuk menyembunyikan umpatannya dalam hati.
"Kenapa wanita ini harus datang menghancurkan rencana saya untuk mengompori Azzzam!" batin Pak Rahmad geram seraya mengepalkan tangannya lalu mengikuti Bu Azni menuju ruang makan.
...****************...
"Wah enak nih buka puasanya," puji Alfhan saat baru saja sampai di meja makan bersama Aliza. Bu Azni hanya tersenyum menuangkan nasi di piring Kyai Azzam.
"Alhamdulillah, kesukaan kamu nak, sate hati ayam," Bu Azni menuju 1 piring berisi sate hati ayam, yang di sambut senyuman riang Alfhan.
"Ambilin aku nasi Za," pinta Alfhan menyodorkan piringnya kepada Aliza yang kemudian menuang nasi di piring Alfhan berserta lauknya.
Dan setelah itu suara Adzan Maghrib terdengar menandakan waktu berbuka puasa.
"Alhamdulillah sudah maghrib," ucap Alfhan yang di lanjut doa buka puasa, kemudian lahap memakan makanannya tanpa menyadari Hana yang diam-diam memperhatikannya.
"Ayo Dek Rahmad, Nduk Hana nambah makanya," ujar Bu Azni melihat Pak Rahmad dan Hana yang hanya mengangguk.
"Oh, ya Alfhan, pak le dengar kamu masih buka Cafe, bukannya tidak boleh sama Abah mu?"
Alfhan menatap kearah Pak Rahmad ingin dia menjejalkan nasi panas ke mulutnya.
"Dia itu ngeyel!, maklum anak bandel!" sergah Kyai Azzam melihat Alfhan yang hanya bisa diam memakan makanannya.
"Trus ini istrimu, kenapa kamu mau nikah sama orang kaya dia nduk?" tanya Pak Rahmad menatap Aliza yang hanya tersenyum, sementara Alfhan terus menyenggol kakinya.
"Memangnya salah ya Pak saya, menikah dengan Alfhan?"
Pak Rahmad tertawa pelan, membuat Bu Azni menggeleng melihatnya, ia sudah paham bagaimana sikap adek iparnya itu.
"Kamu itu cantik, Sholeha, dan Pak Le lihat, kamu anak yang cerdas, jadi tidak pantas__"
"Maaf Pak Le, apakan tau kisah cinta Rumaisah, yang dengan Cinta mampu merubah Abu Talha menjadi orang beriman dan bertaqwa, dan Kisah Zainab binti Muhammad yang dengan sabarnya menunggu Abu Ash memeluk islam, dan akhirnya Allah satukan mereka dengan iman yang sama, Jika Pak Le bukan orang yang baladah dalam Agama pasti Pak Le tau itu," ucap Aliza tegas membungkam mulut Pak Rahmad, tapi, tidak hanya Pak Rahmad, hampir sisi ruangan terdiam dengan jawaban tersirat Aliza.
"Saya mencintai Mas Alfhan apa adanya!, tidak peduli dia seorang yang di anggap buruk!," lanjut Aliza tajam melihat Pak Rahmad yang hanya diam 1000 bahasa, karena merasa ter-skak oleh ucapan Aliza.
"Sial, teryata gadis ini lebih berbahaya dari yang aku kira," umpat Pak Rahmad dalam Hati seraya melihat Aliza yang diam melihatnya. Karena, Baru kali ini sosok Rahmad wirjaya terbungkam diam
...****************...
"BRAK!!!,"
Pak Rahmad melempar kemeja yang baru saja ia lepas. Kemarahan terlihat berkilat dari matanya yang tajam.
"Ayah," panggil Hana menghampiri Ayahnya yang tengah menengguk sekaleng minuman beralkohol.
Pak Rahmad melempar botol itu lalu menatap tajam gadis yang berdiri di sampingnya.
"Stop panggil saya Ayah!," sentak Pak Rahmad mengusap rambut ikalnya yang menutupi dahinya.
"Oke, kamu kenapa kaya gini?" Tanya Hana mendekati Pak Rahmad lalu meraih dagunya.
"Marah gara-gara jawaban gadis itu yang membuat kamu kalah?, ingat permainan belum selesai dan semua masih panjang!," Hana melepas janggut pak Rahmad lalu berjalan membelakanginya, mengambil sepuntung rokok lalu menghisapnya.
"Aku Hana Wirabraja, lihat saja Aliza aku akan buat hidupmu Hancur!"
Bisik singkat Hana yang di ikuti tawa dari bibir merahnya, membayangkan Hal hebat di benaknya.
...****************...
Suasana taman samping ndalem terlihat tenang, bulan terlihat bersinar indah, bersama semilir angin yang menemani Aliza dan Alfhan yang tengah duduk berdua. Setelah sholat Maghrib Alfhan Merasa jenuh di kamar dan memilih mengajak Aliza duduk di taman.
"Kamu udah mulai ngaji sama Ummah?" tanya Alfhan membuka topik pembicaraan, dan Aliza menjawabnya dengan gelengan.
"Belum Ummah lagi sibuk, mungkin besok,"
"Oh," timpal Alfhan singkat seraya melepas pecinya lalu mengusap rambutnya.
"Aku ganteng nggak?" Alfhan melontarkan satu pertanyaan konyol yang memang akan muncul di antara orang terdekatnya.
"Ganteng, iya suami aku masa jelek," jawab Aliza mengiyakan saja pertanyaan Alfhan seraya tersenyum terpaksa karena ia tidak ingin jika Alfhan mengomelinya dengan Omelan kehidupan.
Alfhan tersenyum puas menarik hidung Aliza, membuat Aliza hampir tercekik. Namun, beruntung Alfan segera melepasnya.
"Makasih Beo, tambah cantik kamunya,"
"Apaan," Aliza memutar bola matanya, walau sebenarnya perasaannya sudah menembus atap pendopo yang mereka duduki.
Dengan tanpa dosa Alfhan merebahkan kepalanya paha Aliza. Lalu melihat wajah istrinya itu dari bawah, mengingat bagaimana Aliza membela dirinya tadi.
"Za, janji ya," Alfhan menunjukan kelingkingnya di hadapan Aliza.
"Janji apa?" Tanya Aliza menautkan kelingkingnya di kelingking Alfhan.
"Janji kalau kamu nggak bakal ninggalin aku, apapun yang terjadi, terlebih saat kamu tau semua kekuranganku, dan kita nglewati hari sulit," lanjut Alfhan dengan tatapan tulus dari pupilnya.
Aliza tersenyum mengangguk, karena tanpa Alfhan minta pun Aliza akan tetap ada di sisinya.
"Makasih sayang," Alfhan tersenyum mengecup tangan Aliza yang terdiam menyadari bahwa hati Alfhan telah sepenuhnya terisi kehadirannya. Dimana waiting tresno jalaran Seko kulino, mulai terbukti.
Namun, tanpa Alfhan dan Aliza sadari sebuah gumaman kluar dari mulut seseorang yang sejak tadi mengawasi mereka. Dimana kilat mata licik terlihat dari Hana yang tengah merencanakan sesuatu.
"aku akan buat kalian hancur setelah buat lelaki tua Bangka itu mati!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
terima kasih kepada para pembaca kehidupan yang telah meluangkan waktu membaca kehidupan Kami( Alfhan dan Aliza),👋
salam juga dari kami @ponpes Abu Abbas, daan Azzam's Family👋
semoga Thor bisa terus berkarya ya.... 👋😄
semangat terus nulisnya kakak😁/Smile/
bisa gak si it adi pa haji di karungin dulu
semangat nulisnya kakak☺