NovelToon NovelToon
Bos Duda Kesayangan

Bos Duda Kesayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Duda / CEO
Popularitas:28.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: myafa

Dilarang plagiat, tambal sulam, atau sejenisnya. Jangan mengambil hak orang lain demi keuntungan sendiri. Ingat Azab.
~~~~~~

Neta adalah seorang wartawan majalah bisnis. Dia diminta mewawancarai seorang pengusaha yang bisnisnya sedang naik daun.

Dathan Fabrizio adalah pria yang harus diwawancarainya. Seorang pemilik perusahaan manufaktur yang menjual perabotan rumah tangga bernama IZIO. Toko IZIO sudah tersebar di seluruh dunia. Hal itu menjadi daya tarik kantor Neta untuk mengulik siapa dibalik suksesnya toko perabot rumah tangga terbesar itu.

Sayangnya, tidak semudah itu Neta bertemu dengan duda anak satu itu. Hingga akhirnya, dia membuat strategi menggunakan anak Dathan sebagai jembatan bertemu dengan pria itu.

Perjalanan wawancaranya mengantarkan Neta pada pesona sang duda. Namun, cinta tak seindah bayangan Neta. Perjuangan mendapatkan sang duda lebih berat dibanding mendapatkan wawancara dengan sang duda.


~~~

Instagram Myafa16
Jadwal update 18.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saya Ingin Wawancara

Neta menjeda ucapannya. Dia memikirkan apa yang harus dia katakan pada Dathan. Menimbang, inilah kesempatan untuknya mengatakan pada Dathan jika dia akan mewawancara pebisnis itu. Namun, Neta takut jika sampai Dathan menolak, dia pasti akan sangat kesulitan jika hal itu terjadi. Bisa-bisa Dathan marah padanya dan menolaknya untuk diwawancara.

Dalam kebingungan itu Neta terdiam. Dia memikirkan bagaimana caranya memulai pembicaraannya? Bagaimana cara agar Dathan tidak salah paham dengannya.

“Katakan saja apa yang ingin kamu katakan.” Dathan melihat keraguan di mata Neta. Hal itu membuatnya memberikan dorongan pada Neta untuk mengungkapkan apa keinginan Neta.

Mendapatkan lampu hijau dari Dathan, Neta merasa punya kesempatan untuk mengatakannya. Mencoba atau tidak akan ada kesempatan lagi. Hanya kalimat itu membuat Neta bersemangat.

Neta menarik napas panjang. Kemudian mengembuskannya. Memberanikan diri mengungkapkan keinginannya. “Bisakah saya mewawancara Anda, Pak?” Neta menyampaikan niatnya pada Dathan. Dia tidak mau kehilangan kesempatan untuk mewawancarai Dathan. Intinya dia sudah mencoba lebih dulu.

Senyum Dathan seketika surut. Dia pikir jika Neta hanya kebetulan seorang wartawan dan tidak ada niat untuk mewawancarainya. Lagi pula waktu pertama kali dia bertanya pada Neta, gadis itu mengatakan jika dia tidak berniat mewawancaranya. Namun, sekarang niat gadis itu berbeda. Neta bilang jika ingin mewawancarainya. Rasanya, Dathan seperti ditipu. Apa yang dikatakan Neta tak sama dengan yang dulu.

“Bukankah waktu itu aku sudah bertanya, apa kamu berniat mewawancarai aku atau tidak?” Dathan menatap tajam pada Neta. Dia mencoba mengingatkan Neta dengan apa yang dikatakan Neta kala itu.

“Itu—“

“Aku tidak suka dibohongi seperti ini. Jika tahu sejak awal kamu berniat mewawancarai saya, tentu saja lebih baik aku tidak akan menerima kamu masuk ke kehidupan kami. Mengizinkan kamu mendekati Loveta dan menjadikan kamu orang yang baik untuk Loveta.” Dathan tidak marah, tetapi dia teramat kecewa. Dia merasa jika ini adalah hal yang tidak bisa dia terima.

Cara bicara Dathan memang masih terbilang lembut. Tidak meledak-ledak seperti manajernya ketika marah. Namun, raut kecewa terlihat jelas sekali. Hingga membuat Neta merasa lebih takut dibanding ketika sang manajer marah. “Saya bisa jelaskan, Pak.” Neta berusaha keras untuk berbicara. Tidak mau sampai terjadi salah paham.

“Aku tidak suka kehidupanku diketahui orang. Menurutku itu adalah hak pribadiku. Sekali pun orang tahu jika aku adalah pemilik IZIO yang tokonya di mana-mana, bukan berarti kalian para wartawan harus mencari tahu dan memberikan info pada orang-orang.” Dathan meluapkan kekecewaannya. Traumanya tentang berita perceraiannya yang pernah beredar membuatnya malas jika urusan pribadinya diumbar.

Jauh sebelum dia menaruh hati pada Neta, dia sudah meyakinkan pada dirinya, jika Neta pasti berbeda dengan wartawan lain, tetapi anggapan itu seketika luntur. Neta sama saja.

“Pak tolong dengarkan saya dulu. Saya bukan wartawan seperti yang Anda pikirkan.” Neta masih berusaha untuk menjelaskan.

Dathan memberikan isyarat tangan. Meminta Neta untuk berhenti bicara. Tak perlu menjelaskan. Rasa kecewa Dathan membuatnya tidak mau mendengarkan penjelasan dari Neta. Dia masih berpedoman jika sejak awal dia sudah bertanya pada gadis itu. Jadi harusnya Neta tahu sebuah konsekuensi jika berbohong.

“Aku akan membayar semua pertolonganmu. Aku akan menghubungi kamu nanti. Tapi, sekarang pulanglah. Karena aku tidak bisa melihatmu untuk waktu ini.” Dathan membuang muka. Tak mau melihat Neta.

Dathan adalah orang yang lebih memilih diam ketika kesal. Dia lebih memilih sendiri dulu dibanding harus banyak berdebat.

Neta melihat kekecewaan yang begitu dalam dirasakan oleh Dathan. Senyum yang biasa menghiasi wajah pria itu seketika hilang sudah. Berganti dengan wajah muram. Lebih menakutkan lagi, pria itu memilih membuang muka. Neta merasa tidak tepat jika dia memaksakan diri. Yang ada justru akan membuat Dathan lebih marah lagi.

Neta memilih berdiri. Pandangannya tak lepas menatap pria itu. Ada penyesalan di dalam dirinya. Namun, semua sudah terjadi. Memang sejak awal dirinya sudah tahu konsekuensi yang harus didapatkannya.

Neta lebih memilih meninggalkan rumah Dathan. Menunggu Dathan jauh lebih tenang dulu agar bisa menjelaskan semuanya.

“Saya permisi dulu.” Neta segera pergi dari rumah Dathan. Ini keputusan besar, tetapi menjadi pilihannya.

Dathan melihat tubuh Neta yang perlahan menghilang dari pandangannya. Saat perlahan tubuh Neta hilang dari pandangannya, senyum terbit di sudut bibirnya.

“Aktingku cukup bagus bukan?” Dia memuji dirinya sendiri.

Dathan mengingat bagaimana waktu itu dia membicarakan Neta pada Reno.

“Kamu yakin, Than jika gadis itu bukan wartawan yang sengaja mendekatimu?” Reno menatap Dathan sambil menikmati secangkir kopi.

“Jika dia sampai mendekati aku karena ingin mewawancarai aku, artinya dia sedang bermain-main denganku. Jadi tentu saja aku akan membuat permainan semakin seru.” Dathan tersenyum.

Sejak itu Dathan benar-benar menyiapkan diri untuk menerima sewaktu-waktu Neta mengatakan niatnya.

Sejujurnya Dathan sudah menebak sejak Neta mengatakan jika dia adalah seorang wartawan. Namun, dia tidak menyangka jika Neta meminta balasan dari apa yang dilakukan untuk anaknya dengan sebuah wawancara.

1
kairin
lolo dilema/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
kairin
kenapa klo di cerita dudanya selalu tampan dan kaya.tdk seperti di kehidupan nyata, dudanya.......????/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
kairin
kenapa nggak fatan aja biar gampang bcanya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
kairin
wow...... lnjut.../Angry//Angry//Angry/
zaenab malik
Luar biasa
N-Hayani
Biasa
Vivo Cilacp
ceritanya menarik&bagus
Anonymous
ok
N-Hayani
cie cie..yg udah mulai bucin..♥️
Dinarkasih1205
baca lagi gara2 kangen papa dhatan 🤣🤣🤣
Alriellyn
kok aku lupa bryan adison itu cerita yg mna.... 😭😭
tlong ingatkan aku donkk apa jdulnya ceritanya 😭😭😱😱
Alriellyn
itu maknya Tuhan meminta kita harus bnyak" bersyukur krena apa yg telah lepas akan susah kamu genggam kembali
Himawan Wawan
istri 2 kayaknya pas
Himawan Wawan
kepo apa cemburu ya
Himawan Wawan
dibalas ya
Alriellyn
semangat yg lagi pdkt
Himawan Wawan
hadiah nya dicium
Puput
Karna kamu menduakan Anakmu dengan pekerjaanmu
Puput
Emang harus sadar diri, kalau gak aku yakin bakal di sumpahi Oleh para pembaca lainnya🤣
Puput
Mampos kau Mampos, Senang kali aku sama Dathan👍👍🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!