Aku Juga Istrimu

Fara sudah selesai menceritakan insiden di rumah sakit yang menimpanya. Tapi ceritanya tidak seratus persen jujur. Ada yang sengaja dua hilangkan dan banyak ditambahi bumbu bumbu penyedap agar ceritanya terdengar dramatis dan dirinya seolah olah menjadi pihak yang teraniaya. Berulang kali Fara pura pura mendesis kesakitan dan mengelus tangannya yang terkilir agar ummu Azizah makin bersimpati dan mendukungnya.

Cerita dan sandiwara Fara berhasil. Ummu Azizah menyumpahi ibu mertuanya sendiri. Terlihat sekali kalau ummu Azizah membenci ibu mertuanya sendiri. Kebencian ummu Azizah pada ibu mertuanya, suatu hari nanti bisa Fara manfaatkan.

Bahkan Ummu Azizah berhasil memaksa Fauzan untuk datang ke toko oleh oleh miliknya ini. Fauzan menatap jengkel ibu dan Fara. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai dokter dan berniat pulang, tiba tiba sang ibu memaksanya datang menemuinya ke kantor toko oleh oleh milik ummunya. Meski jengkel, Fauzan tetap pergi memenuhi permintaan ummunya.

Fauzan langsung paham tujuan ummunya memanggil dia ke sini saat melihat Fara duduk dengan muka memelas di ruang kerja ummu Azizah. Yang Fauzan tidak mengerti, kenapa tangan kanan Fara dibalut perban elastis.

"kamu tahu kenapa ummu memintamu datang ke sini Fauzan?" ummu Azizah menatap tajam putranya.

"Tidak tahu." Fauzan berpura pura tidak tahu.

"Cckkk .. ummu tidak yakin kalau kamu tidak tahu, tapi baiklah ummu ingin bertanya padamu, apakah betul kamu dipaksa nenek untuk putus dari Fara?" ummu Azizah bertanya.

"Ya begitulah." Fauzan menjawab singkat.

"Lalu kamu menurut saja apa kata nenek kamu?" ummu Azizah melotot.

"Memangnya apalagi yang bisa aku lakukan selain mengiyakan permintaan nenek? Aku tidak mau karierku hancur hanya karena aku tetap kekeh memilih Fara, kecuali Fara mampu memberiku rumah sakit besar seperti milik keluarga kita, barulah aku memilihnya." Fauzan berkata sarkas.

"Aku bisa memilih satu satu perusahaan kakek untuk kamu miliki mas Fauzan, tapi kalau rumah sakit, kami belum punya usaha rumah sakit." Fara menawarkan.

"Aku tidak tertarik dengan usaha lain, passionku di bidang kesehatan .. Tapi meskipun keluargamu punya .. Aku tidak bisa menerimanya .. Dimana akan kuletakkan harga diriku jika aku menerima perusahaan dari keluarga perempuan." Fauzan menolak mentah mentah.

"Tapi perusahaan itu sudah menjadi hakku mas, aku tidak bisa mengelolanya! Sejak dulu aku memang punya keinginan seperri itu, kelak suamiku lah yang akan mengelola perusahaan milikku nanti, aku akan tetap bekerja sebagai influencer." Fara memberikan alasan.

"Meski begitu, aku tetap tidak mau, aku harus punya usaha sendiri." Fauzan menolak.

"Sudah jangan ribut soal perusahaan, rumah sakit yang kau inginkan akan tetap menjadi milikmu Fauzan, jangan khawatir, ummu akan membantumu! Sekarang yang penting bagaimana dengan hubungan kalian berdua, masih terus atau berhenti sampai di sini." ummu Azizah menatap keduanya dengan jengkel.

"Tentu saja terus ummu, aku tidak mau diputuskan begitu saja dengan semena mena, aku ini pihak wanita yang lemah, satu tahun saya dan mas Fauzan dikenal sebagai pasangan kekasih yang harmonis, lalu tiba tiba saya diputuskan begitu saja, apa yang akan dipikirkan orang orang di luar sana? Jelas aku lah yang paling menderita." Fara mulai memasang mimik terluka.

"Kau lihat itu Fauzan, bagaimana kalau adik perempuanmu diperlakukan seperti ini oleh kekasihnya, kamu pasti tidak terima bukan? Karena itu segera nikahi lah Fara nak, jadilah laki laki yang bertanggung jawab." ummu Azizah membujuk.

"Bagaimana aku bisa menikahi Fara ummu, kalian semua pasti tahu bukan kalau aku sudah punya istri, jika kalian berdua kekeh aku harus menikahi Fara, yang ada kita akan digeruduk petugas seperti pernikahan kita yang batal dulu." Fauzan membantah.

"Yang penting sekarang, kamu masih bersedia menikah dengan Fara bukan?" tanya Ummu Azizah.

"Aku tidak tahu ummu, kita tunggu saja masa wajib kaporku habis, setelah itu aku bisa bebas menentukan langkah." jawab Fauzan.

"Kelamaan kalau menunggu tiga bulan lagi, dalam rentang waktu selama itu bisa terjadi hal hal yang tidak kita inginkan, mengingat umi Khadijah tidak menyukai Fara, kamu bisa lihat tangan Fara, tangannya dipelintir oleh pengawal nenekmu! Ummu sarankan, nikahi Fara dengan cara menikah siri." ummu Azizah memberi saran.

"Apa .. Menikah siri dengan Fara? Ummu ini bukan ide yang bagus, kalau sampai ketahuan nenek, karierku akan berada di ujung tanduk! Aku tidak mau sampai harus kehilangan karier yang aku bangun mulai dari nol." Fauzan masih keberatan.

"Kalau begitu jangan sampai ketahuan nenek, percayalah ummu yang menjamin semuanya akan aman, jadi menurut lah Fauzan, kamu akan menikah siri dengan Fara! Jika nanti sudah tiga bulan, kamu bisa menceraikan istri pertamamu dan Fara akan menjadi istrimu satu satunya." ummu Azizah membujuk lagi.

Kembali Fauzan dilanda kebimbangan antara memilih Btari atau Fara. Di sisi lain ia mulai nyaman hidup berdua dengan Btari. Di lain pihak ia juga tidak tega meninggalkan Fara begitu saja. Di mata Fauzan, Fara tidak pernah membuat kesalahan, selalu setia, bahkan mau menunggu dirinya sampai satu tahun lamanya.

"Ayolah Fauzan ... Jangan ragu! Turuti perkataan ummu, nikahi Fara secara siri dulu, ummu jamin tidak akan ketahuan oleh nenek, yang penting kalian terikat dalam pernikahan yang sah dulu." ummu Azizah memanfaatkan kebimbangan putranya.

"Kamu tidak kasihan padaku mas? Aku sudah menunggumu begitu lama, kalau sampai aku tidak jadi mas Fauzan nikahi, mau ditaruh dimana mukaku mas .. Lebih baik aku mati saja kalau mas tidak mau menikahiku." Fara mengancam.

"Jangan melakukan perbuatan dosa Fara, jangan nekad!" Fauzan makin terpojok.

"Untuk apa aku hidup kalau harus menanggung malu?" Fara mulai acting menangis.

"Fauzan .. Apakah kamu tidak kasihan pada Fara? Jadilah laki laki yang bertanggung jawab nak!" ummu Azizah pura pura frustasi.

"Baiklah .. Baik .. Aku akan menikahi Fara secara siri, tapi tolong jangan sampai ketahuan nenek." pinta Fauzan.

"Syukurlah .. Kamu mau menjadi lelaki yang bertanggung jawab! Nanti akan ummu atur pernikahan siri kalian, percayalah meskipun secara siri, kita akan tetap merayakannnya." ummu Azizah tersenyum puas, putranya mau menuruti permintaanya.

"Fara kamu bertugas memberitahu keluargamu tentang pernikahan siri ini! Ingat hanya keluarga inti saja yang tahu!" ummu Azizah mengingatkan.

"Siap ummu." Fara tersenyum sumringah.

Entah mengapa hati Fauzan tidak.gembira atau bahagia menyambut pernikahan sirinya dengan Fara. Ia kini merasa telah berkhianat pada Btari dan nenek. Fauzan tidak lagi mendengarkan perbincangan ummu Azizah dan Fara yang tengah membahas tentang pernikahan.

"Bagaimana menurutmu Fauzan? Kamu setuju kalau satu minggu lagi kamu menikah siri dengan Fara?" Uumu Azizah menatap putranya lembut.

"Terserah ummu, aku manut saja." Fauzan pasrah.