NovelToon NovelToon
Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Cerai / Penyesalan Suami / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Kisah ini mengisahkan kehidupan rumah tangga yang tidak lazim, di mana sang istri yang bernama Rani justru menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya, Budi, adalah seorang pria pemalas yang enggan bekerja dan mencari nafkah.

Rani bekerja keras setiap hari sebagai pegawai kantoran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sementara itu, Budi hanya berdiam diri di rumah, menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak produktif seperti menonton TV atau bergaul dengan teman-teman yang kurang baik pengaruhnya.

Keadaan ini sering memicu pertengkaran hebat antara Rani dan Budi. Rani merasa lelah harus menanggung beban ganda sebagai pencari nafkah sekaligus mengurus rumah tangga seorang diri. Namun, Budi sepertinya tidak pernah peduli dan tetap bermalas-malasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 28 Rani Memberi Kesempatan

Setelah melalui pertengkaran hebat yang hampir mengakhiri rumah tangga mereka, Rani memutuskan untuk memberikan Budi satu kesempatan terakhir. Hatinya yang terluka masih menyimpan secercah harapan bahwa suaminya dapat berubah menjadi lebih baik.

Suatu sore, Rani memanggil Budi untuk duduk dan bicara dengannya. Tatapan matanya yang lelah namun tenang menatap ke arah Budi. "Aku tahu kamu juga lelah dengan semua pertengkaran ini. Kita sudah melalui banyak hal bersama selama bertahun-tahun," ucap Rani memulai pembicaraan.

Budi menunduk, merasa bersalah atas semua kelalaiannya selama ini. "Maafkan aku, Rani. Aku tahu aku telah mengecewakan dan menyakitimu berkali-kali," ucapnya dengan suara parau.

Rani menggeleng pelan. "Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita dapat memperbaiki semuanya," ujarnya kemudian. "Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk berubah, Budi. Tapi kau harus sungguh-sungguh menjalaninya."

Mata Budi terbelalak tak percaya. Ia merasa tak pantas mendapat kesempatan lagi setelah semua yang terjadi. Namun di lubuk hatinya, ada rasa syukur yang mendalam karena Rani masih mau memberinya peluang.

"Terima kasih, Rani. Aku janji tidak akan mengecewakan dan menyia-nyiakan kesempatan ini," ucap Budi dengan sorot mata penuh tekad.

Rani mengangguk dan memeluk suaminya erat. Air mata bahagia mengalir di pipinya. Akhirnya secercah harapan itu belum padam, masih memberinya kekuatan untuk memberikan Budi satu peluang lagi dalam membina keluarga yang bahagia.

Tangan Rani mengelus punggung Budi dengan lembut. Dalam hati ia berdoa, semoga kali ini Budi benar-benar berubah dan mereka bisa melangkah bersama meninggalkan semua kegelapan di masa lalu. Kesempatan ini menjadi tonggak awal dimulainya episode baru dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Setelah memberikan kesempatan terakhir pada Budi, Rani bertekad untuk mendukung dan mendampingi suaminya dalam proses perubahan ini. Ia sadar butuh waktu dan pengorbanan untuk dapat menapaki jalan baru menuju keluarga yang lebih baik.

Dengan sabar, Rani mulai membantu Budi membenahi diri. Ia mengajaknya untuk membuat jadwal aktivitas harian yang teratur dan produktif. Pagi hari Budi harus bangun lebih awal untuk berolah raga sebelum mencari pekerjaan.

Rani juga mendampingi Budi ketika lelaki itu mengikuti sesi wawancara kerja. Ia membantu mempersiapkan penampilan hingga berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan. Meski terkadang merasa frustasi, Rani selalu ada untuk memberikan semangat dan dukungan.

Perlahan tapi pasti, Rani bisa melihat perubahan kecil pada diri Budi. Suaminya itu kini lebih disiplin, bertekad kuat dan tidak mudah putus asa dalam mencari pekerjaan. Sinar di matanya telah kembali berkobar.

"Terima kasih sudah mempercayaiku lagi, Rani. Aku berjanji tidak akan menghancurkan kepercayaan itu," ujar Budi tulus saat keduanya bersama-sama mengantar lamaran ke salah satu perusahaan.

Rani tersenyum lembut dan menggenggam tangan Budi erat. "Yang terpenting sekarang adalah kita berjuang bersama meraih mimpi kita, membangun keluarga bahagia seperti yang kita inginkan."

Perjalanan masih panjang, namun keduanya telah memantapkan langkah di jalan yang baru. Dengan Rani di sampingnya, Budi merasa memiliki kekuatan untuk terus melangkah mewujudkan harapan masa depan yang lebih cerah bersama-sama.

Meski telah memberikan kesempatan dan dukungan penuh, Rani tetap waspada mengawasi perubahan Budi. Ia tidak ingin mengalami kekecewaan lagi jika ternyata suaminya tidak benar-benar serius kali ini.

Beruntung, Budi seakan terlahir kembali menjadi pria baru yang lebih bertanggung jawab dan pekerja keras. Usahanya mencari pekerjaan tak sia-sia ketika akhirnya ia diterima sebagai staff administrasi di sebuah perusahaan swasta.

Rani merasa lega bercampur bahagia melihat Budi yang kini lebih bersemangat menjalani hari-harinya. Perginya pagi dan pulang nya sore dengan wajah lelah namun mengembang senyum kepuasan.

"Kerja keraslah, suamiku. Aku akan selalu ada di sini mendukungmu," ucap Rani setiap kali melepas kepergian Budi di pagi hari.

Berkat dukungan istrinya, Budi pun semakin termotivasi untuk membuktikan dirinya. Ia tidak ingin mengecewakan Rani lagi setelah wanita itu memberinya kesempatan berharga.

Malam hari, sesampainya di rumah, Budi selalu menyempatkan waktu untuk mengajak Rani mengobrol dan bercerita tentang aktivitasnya seharian di kantor. Tak lupa ia juga membantu pekerjaan rumah agar Rani tidak terlalu terbebani seorang diri.

Kehangatan dan kebersamaan perlahan mulai mengembalikan keharmonisan di rumah tangga yang dulunya bergejolak. Rani merasa bahagia melihat perubahan positif Budi. Dalam hatinya, ia bersyukur telah memberikan suaminya satu kesempatan terakhir untuk memperbaiki segalanya.

Kini hati dan pikiran Budi hanya tertuju pada satu tekad, membahagiakan Rani dengan membangun keluarga idaman seperti yang selama ini menjadi impian dan harapan mereka bersama. Kesempatan yang diberikan Rani, menjadi kunci pembuka pintu kebahagiaan dalam lembaran kehidupan baru setelah sekian lama terjebak dalam kemelut permasalahan rumah tangga.

Beberapa bulan berlalu sejak Rani memberikan Budi kesempatan terakhir. Perubahan positif suaminya itu kian terlihat nyata dari hari ke hari. Budi benar-benar memanfaatkan peluang yang diberikan dengan sebaik mungkin.

Selain tekun bekerja, Budi juga rajin menabung dari penghasilannya. Ia berencana untuk mengumpulkan uang guna membeli rumah sederhana untuk ditempati dengan Rani kelak. Impian untuk memiliki rumah idaman yang sempat terkubur, kini mulai dibangkitkan kembali.

"Lihat, aku sudah menabung sekian untuk rencana kita membeli rumah nanti," ujar Budi menunjukkan saving accountnya pada Rani suatu malam.

Rani terharu melihat kesungguhan Budi. Ia memeluk suaminya erat dengan mata berkaca-kaca. "Aku bahagia melihat tekadmu untuk mewujudkan impian kita, sayang. Teruslah semangat, aku selalu ada di sini untuk mendukungmu."

Senyum Budi mengembang lebar. Kesempatan terakhir yang diberikan Rani benar-benar memompa semangat dan motivasinya untuk berubah total. Kini ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menghancurkan kepercayaan yang telah diberikan istrinya itu.

Waktu terus berlalu, tabungan Budi pun berkembang pesat. Kerja kerasnya membuahkan hasil dengan kenaikan jabatan dan peningkatan gaji di kantor. Hari demi hari dilalui dengan penuh perjuangan dan pengorbanan agar dapat mewujudkan impian keluarga bahagia bersama Rani.

Kesempatan terakhir yang diberikan Rani benar-benar menjadi garis awal perjalanan baru bagi Budi dan juga rumah tangganya. Kesempatan itu telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menapaki jalan menuju kebahagiaan yang sempat tertunda selama ini.

Seiring berjalannya waktu, Budi semakin konsisten dalam menjaga perubahan positifnya. Ia tak lagi membuang-buang waktu dengan kegiatan tidak produktif seperti dulu. Seluruh fokus dan tenaganya tercurah untuk bekerja dan mengumpulkan tabungan demi mewujudkan impian keluarga bahagia.

Melihat perkembangan suaminya, hati Rani dipenuhi rasa syukur dan kebahagiaan. Kesempatan terakhir yang diberikannya itu telah dimanfaatkan Budi dengan luar biasa. Kini hubungan dan komunikasi di antara keduanya pun jauh lebih baik.

Suatu malam setelah makan malam bersama, Budi meraih tangan Rani dengan lembut. "Rani, aku tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa terima kasihku padamu," ujarnya tulus.

Rani tersenyum dan mengeratkan genggamannya. "Tidak perlu berterima kasih. Yang terpenting sekarang adalah menikmati kebersamaan kita yang telah kembali seperti dulu sebelum semuanya menjadi kacau."

Air mata haru menghiasi pelupuk mata Budi. "Semua ini tidak akan terjadi tanpamu yang dengan sabar memberiku kesempatan lagi. Aku berjanji akan terus bekerja keras agar kita bisa hidup bahagia seperti yang kita impikan bersama."

Momen itu menjadi pengikat bahwa keputusan Rani untuk memberikan Budi kesempatan terakhir adalah tepat. Usaha dan pengorbanan yang dijalani berdampingan selama ini membuahkan hasil manis dengan terwujudnya keharmonisan dalam rumah tangga mereka.

Kini tidak ada lagi pertengkaran, hanya ada kebersamaan dan semangat untuk terus melangkah meraih kebahagian di masa depan. Kesempatan terakhir itu benar-benar meruntuhkan dinding kegelapan di masa lalu dan menyingkapkan jalan terang menuju harapan kehidupan yang lebih indah.

1
HRN_18
🔥🔥🔥🔥
Diamond
Jalan ceritanya keren abis.
Oralie
Author, kapan mau update lagi nih?
HRN_18: sabar ,😩
total 1 replies
SugaredLamp 007
Menghanyutkan banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!