NovelToon NovelToon
Rahasia Istri CEO

Rahasia Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:21.6k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 21 — Lipstik Bibir

Keyla dan Sekar sepakat untuk tidak membahas kejadian di restoran itu di depan Zahra, melihat gadis itu sampai menangis menunjukkan masalah yang dimilikinya tidaklah sederhana.

"Selamat pagi, Key, Sekar..."

Keesokan harinya di kantor, Zahra menyapa Keyla dan Sekar yang sudah duduk di kursi kerja mereka. Zahra menyapa keduanya dengan wajah ramah seperti biasa, seolah tidak ada yang terjadi kemarin.

"Selamat pagi Zah." Keyla tersenyum sementara Sekar hanya mendengus kesal sebagai respon pada gadis berkerudung itu.

Zahra mengerutkan dahi melihat ekspresi Sekar yang tampak cemberut, ia meletakkan tas bahunya di meja.

"Maaf karena kemarin pulang lebih dulu." Zahra memaksakan tersenyum namun wajahnya terlihat menyesal.

"Tidak apa, Zah, kami juga mengerti." Keyla menjawabnya lembut.

"Pulang sih pulang, Zah, tapi bayar dulu dong makanan yang sudah kau pesan, ujung-ujungnya aku juga yang harus bayar kemarin." Sekar bersungut-sungut sementara Keyla melotot dan menyikut gadis itu.

Zahra batuk pelan, ia sepertinya mengerti kenapa Sekar pagi ini memandang dirinya dengan perasaan sebal.

"Maaf, Sekar, aku lupa..." Zahra tersenyum canggung lalu mengambil dompet di tasnya. "Berapa kemarin?"

"Lima puluh ribu."

Zahra segera menyerahkan satu lembar kertas berwarna kebiruan pada Sekar yang disambut gadis itu dengan wajah sumringah.

Keyla menginjak kaki Sekar di bawah meja sambil memelototinya, dasar tidak peka, tidak bisakah dia membaca situasinya.

"Maaf, Key, duitku sedikit lagi, tanggal tua, lima puluh ribu sangat berarti buatku yang miskin." Sekar menyeringai tanpa merasa berdosa.

"Katanya bisa nabung dari gajih kantor." Cibir Keyla.

"Itu kan cuma baru rencana, belum dilaksanakan."

Keyla mendengus sebal, Zahra hanya menyunggingkan senyum melihat tingkah kedua sahabatnya.

***

"Keyla, dipanggil Tuan Agam, tuh, ke atas."

Jam sepuluh pagi, saat Keyla sibuk bekerja tiba-tiba ada karyawan lain yang menghampiri dan membawa pesan untuknya.

Keyla menaikan alis sebelum melihat jam tangannya, ia menghela nafas saat menyadari sesuatu.

"Dipanggil lagi? Memang ada masalah apa kau dengan Tuan Agam sampai sering ke atas?" Sekar menatap Keyla dengan penuh curiga.

"Tidak ada, hanya bisnis." Jawab Keyla pendek, ia terlalu malas untuk menjawab penasaran Sekar.

Sekar ingin bertanya lebih banyak namun Keyla sudah beranjak dari kursinya dan pergi menuju lift.

"Hei, Zah, memang normal Tuan Agam memanggil karyawannya sesering itu?" Sekar mengalihkan pertanyaannya pada Zahra sesudah Keyla tidak terlihat lagi.

Zahra menggeleng, mengangkat bahu. "Aku juga tidak tahu, sebenarnya Tuan Agam biasanya jarang ke kantor cabang disini, tapi beberapa hari terakhir beliau jadi lebih suka singgah..."

"Apa jangan-jangan ini berkaitan dengan Keyla?" Potong Sekar penuh curiga.

"Entahlah, Sekar, apapun alasannya sebenarnya itu bukan urusan kita, sebaiknya kita kembali bekerja." Zahra tersenyum lembut.

Sekar memanyunkan bibirnya, merasa tidak puas, jiwa kepo'nya masih meronta-ronta.

Zahra tertawa kecil. "Lebih baik nanti kita tanya Keyla, sejujurnya aku juga penasaran."

"Nah, itu, kita harus bawa dia ke sidang, pasti dia menyimpan rahasia dari kita, sahabatkan harus saling berbagi."

Zahra hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis, perkataan Sekar seperti tertuju ke arahnya juga.

***

"Ada apa?" Keyla berkacak pinggang, nadanya sedikit ketus saat memasuki ruangan suaminya itu.

"Makan, sudah jam sepuluh." Agam menjawab di meja kerjanya.

"Kenapa harus manggil, kan bisa makan sendiri?" Keyla berkata sebal.

"Butuh tangan, gak ada yang menyuapi."

"Itu punya dua."

"Lagi kepake, buat kerja."

Keyla mendengus kesal, ia segera mengambil kotak bekal Agam di mejanya sebelum pindah ke sofa panjang di ruangan itu.

Agam ikut pindah dan duduk disamping Keyla, kotak bekal yang ia bawa merupakan masakan yang dibuat Keyla sebelumnya di rumah.

"Kok laptopnya gak dibawa?" Saat Agam disuapi, biasanya Agam akan makan sambil bekerja.

"Gak, mau fokus menikmati suapan istri."

Keyla memutar matanya malas, ia membuka kotak bekal makanan itu lalu mulai menyuapi Agam.

"Kau tidak ikut makan?" Tanya Agam, tidak seperti biasanya Keyla hanya menyuapi dirinya saja.

"Aku nanti makan bersama Sekar dan Zahra." Keyla mengaduk nasi dengan sendoknya sebelum disodorkan ke mulut Agam. "Lagi pula, ini tidak cukup untuk makan berdua..."

Kotak bekal yang dibawa Agam memang cukup untuk satu orang, jika makan bersama, kemungkinan Agam tidak akan sampai kenyang.

"Masakanmu sangat lezat, kau harus memasak banyak untukku setiap hari..." Celetuk Agam saat mengunyah suapan nasinya.

Keyla mengulas senyum, rasa sebalnya karena harus menyuapi Agam berguguran karena pria itu selalu memuji masakannya, setidaknya Agam terlihat bahagia ketika mengunyah masakan yang ia buat.

"Selama ada bahan-bahannya, aku masih bisa membuat masakan untukmu." Jelas Keyla.

"Memang resep masakannya apa agar bisa enak ini? Pake cinta, ya?" Agam tersenyum.

"Jangan mulai Agam..." Keyla memutar matanya malas, pasti pria itu akan mulai menggodanya.

Agam terkekeh, urung menggoda melihat wajah Keyla yang sebal. Sepuluh menit disuapi, akhirnya kotak bekal makanan itu habis.

"Aku harus kembali ke bawah..." Keyla menutup kotak bekal yang kini sudah kosong. "Ngomong-ngomong, biasanya makan di kantor berapa kali sehari?"

"Hm, dua kali, jam sepuluh dan jam tiga sore." Agam menyeka bibirnya, ia baru saja minum di botol tupperware yang dibawakan Keyla.

"Biasanya makan dimana?"

"Disini, tinggal panggil staf administrasi, dia akan langsung membawa makanan yang aku pesan dalam waktu sepuluh menit."

"Enak ya, tinggal pesan langsung datang." Sindir Keyla.

Agam menanggapinya dengan senyuman tipis, saat Keyla beranjak dari sofa, Agam langsung menangkap pergelangan tangannya.

"Ada apa?" Tanya Keyla. "Aku mau keluar."

"Aku belum selesai denganmu."

"Apalagi, kan sudah disuapi."

Agam tersenyum lalu menepuk bagian pahanya. "Duduk disini..."

"Ini bukan Penthouse Agam, bukan tempat untuk melakukan yang tidak-tidak, bagaimana jika ada orang yang masuk kesini." Keyla memutar matanya.

"Linda ada di depan pintu, dia akan mengetuk ruangan saat ada yang kesini." Linda adalah resepsionis yang bekerja di depan ruangan Agam, tidak sembarang karyawan bisa masuk ke ruangan CEO itu tanpa seizin Linda terlebih dahulu.

"Tetap saja tidak boleh, meski ini perusahaanmu etika tetaplah etika, kita harus sadar dengan apa yang kita perbuat terutama soal-..."

Agam tidak mendengar ocehan Keyla lebih jauh, pria itu menarik tangan Keyla hingga ia terjatuh di pangkuannya. Tanpa basa-basi Agam langsung melumat bibir merah Keyla.

"Kau!" Keyla mendorong dada Agam sekuat tenaga. "Kenapa tiba-tiba menciumku?"

"Karena kau banyak bicara, seperti ibuku saja." Agam menyeringai, ia sudah mengalungkan tangannya di pinggang gadis tersebut.

Keyla merasa kesal pada Agam namun saat melihat ke arah wajah pria itu, kekesalannya berubah menjadi menahan tawa.

"Kenapa?" Agam menaikan alisnya melihat reaksi Keyla.

"Bibirmu, lihat ke cermin." Keyla menunjuk bibirnya.

Agam menyipitkan matanya, ia segera mengambil ponsel di saku jas lalu mengaktifkan kemera yang ditujukan ke arahnya.

Pria itu terkejut saat melihat wajahnya di kamera tersebut. "Kau memakai lipstik?" Kesal Agam.

"Ya, kau terlihat cocok dengan bibir merah seperti itu." Keyla tertawa.

Melihat Keyla sampai tergelak seperti itu membuat Agam jadi tersenyum, sudah sejak lama dirinya tidak melihat wajah bahagia Keyla yang tertawa dengan cukup ceria.

1
Eemlaspanohan Ohan
mampir
Buang Sengketa
siapa gimana ini 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anita Jenius
Salam kenal thor.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
Tarmi Widodo
suka
Tarmi Widodo
NYImak
Gunawan Wibisono
kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males
Buang Sengketa
gak pake cincin ruang ini kan 🤭😁
Buang Sengketa: /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Secrednaomi: enggak, ini lebih spesial malah, cincin pernikahan:)
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!