Menanti Janji

***

Juna terdiam sebentar, bahkan baru menyadari permintaan konyol itu. Sungguh otaknya benar-benar sudah geger, padahal tadinya cuman mau minta malam ini Sri menginap di apartement nya tapi kok malah salah ngomong? Akh gila, serba salah kan jadinya?

"Kak Juna serius? " Sri ingin memastikan lagi, lihatlah sorot matanya mengintimidasi kearah Juna. Jika Juna serius, mungkin ini suatu hal yang tidak bisa di tolak lagi oleh Sri karena sudah bersumpah mau menuruti.

Tapi sebaliknya, Juna malah salah tingkah. Nampak sekali dia yang jadi gelagapan dengan permintaan nya sendiri. Ah bodoh, padahal jika diperhatikan Sri tidak menolak. Apa yang harus dilakukan Juna? Mencabut kembali permintaannya atau lanjut saja?

"Hem i-iyah, tapi klo gak mau gak apa-apa! a-aku juga minta maaf udah selancang ini!" jawabnya jadi gagap bahkan dia sampai berkeringat dingin, jadi takut dengan sorot mata Sri. Wanita itu seperti ingin menerkam nya, Juna sampai berpikir jika Sri marah padanya.

"Ya udah sih gak apa-apa, aku juga mau kok. Jadi malam ini kita tidur bareng, ah senangnya! " ucap wanita itu blak-blakan langsung, dia juga mengatakan bahwa itu membuatnya senang. Buset, Juna sampai kaget! Berani sekali anak itu!

"Ehm," kini Juna tidak mampu berkata-kata lagi, semua sudah terlanjur basah tidak mungkin untuk mundur. Faktanya, dia terjebak dengan permainannya sendiri.

Kebahagiaan Sri menggebu-gebu sekarang, permintaan ini sangat ngena sekali dihati sehingga dengan lincahnya dia segera membersihkan meja makan dan piring kotor. Sudah tidak sabar ingin segera tidur, bibirnya tersenyum mengembang bahkan mengkhayalkan bagaimana posisi yang paling enak saat bercinta nanti dengan Juna. Astaga, pikiran Sri kotor sekali!

Sementara Juna malah deg-degan sajak permintaan nya di penuhi, dia tidak bisa tenang bahkan pikirannya sudah tidak berpikir jernih lagi. Mencari alasan agar ini semua batal tapi sebuah ide yang masuk akal pun tidak terbesit di otaknya.

Sekarang jam menunjuk pukul 21:00, semua pekerjaan Sri di dapur telah siap. Kini wanita itu berbondong-bondong memasuki kamar Juna, kesempatan ini tidak boleh disia-siakan karena beberapa kali menginap disana Sri tidur terpisah dengan Juna. Jadi malam ini dia sangat beruntung, mungkin menyerahkan kesuciannya untuk Juna tidak masalah sekali padanya sebab dia sangat mencintai pria itu sampai kapan pun Sri harus memiliki nya.

"Kak Juna, " sapanya sangat lembut, bibirnya tampak melengkung tersenyum sembari melangkah menghampiri Juna yang tengah duduk bermain ponsel di ranjangnya.

Tapi kedatangannya justru membuat Juna kaget sehingga dengan cepat mengangkat wajah menatap kearah Sri, detik itu juga jantungnya kembali berdetak hebat.

"Sri! " gumamnya dengan wajah terbelalak, dia tidak menunjukan tanda-tanda kebahagiaan sedikit pun. Yang ada Juna semakin takut dan bingung, nyatanya ini benar-benar tidak bisa dihentikan lagi.

"Kak Juna sedang apa? " ucapnya sembari mendudukan bokongnya ditepi ranjang. "Oh gak, aku-aku sedang main game! " jawabnya sudah terlalu gugup, sehingga tidak kuasa lagi memegang kuat benda pipih itu ditangan.

Sri mendekat, semakin menaikkan tubuhnya diatas ranjang. Mengambil posisi duduk disamping Juna, kini posisinya bisa menyaksikan sendiri game yang tengah di mainkan pria itu.

"Ehm jika ngantuk, tidur lah lebih dulu. Nanti setelah ini aku akan nyusul, " memberi alasan seperti itu pun Juna terlihat sangat susah, dia menelan ludahnya serasa tersendat. Kali pertama tidur bersama wanita, benar-benar tidak memiliki pengalaman apa pun. Juna memang sering menonton film dewasa, tapi untuk mempratekkannya hingga saat ini belum pernah selain bermain dengan tangannya sendiri. Jadi untuk memulainya dia bingung harus berawal dari mana.

Akh dasar bengek, padahal pikiran udah sangat mesum tapi terlalu bodoh untuk mempratekkan. Hais, apa Author harus ajari dulu? Hem, sungguh terlalu!!!

"Kak Juna sendiri gak ngantuk apa? " tanya Sri masih setia dengan senyuman. Disini dia sangat yakin bahwa Juna, sangat gugup. Lihatlah tangannya sampai gemetar seperti itu!

Sri bisa menebak jika pria itu pasti tidak tau harus mengawali ini dari mana, jadi biarkanlah dia yang mengambil kendali. Menggoda Juna sebisa mungkin agar pria itu bereaksi.

"Ngantuk sih, cuman game nya belum berakhir," Juna harus cuek juga berpura-pura biasa saja agar rasa gugupnya berkurang sedikit. "Ya udah aku nunggu kak Juna aja! " ucap Sri bergelagak manja, perlahan dia menyandarkan kepalanya dibahu Juna juga melingkarkan satu tangan di tekuk pria itu.

Juna terdiam bahkan mengabaikan pergerakan Sri walaupun sebenarnya dia sudah mulai merinding, apa lagi tangan Sri yang mulai meremas-remas tekuknya. Serasa senjata yang berada dibawa sana mulai bangun dan memberontak ingin keluar mencari sarangnya.

Astaga, apakah Juna benar-benar ingin khilaf? Oh Tuhan semoga saja engkau menghalangi perbuatan keji ini! Doa author dalam hati.

Tapi apa boleh buat, Tuhan tidak mendengar doa itu. Sri malah semakin menggoda, setelah meremas tekuk tangannya berpindah mengelus lembut lengan hingga kejari -jari Juna. Otomatis pergerakan ini membuat Juna menghentikan kegiatannya, lalu menoleh menatap Sri.

Kini tatapan mereka bertemu dalam jarak yang hampir lebih dari sejengkal sehingga hembusan nafas mereka saling terasa meniup wajah satu sama lain.

Kak Jun, " bisik Sri sambil mulai memejamkan mata, hasratnya sudah berada diluar kendali. Malam ini harus tuntas tanpa sedikit penundaan, oleh karena itu antusias dia yang maju terlebih dahulu.

Menempelkan bibirnya diatas bibir seksi milik Juna, dengan perlahan membuka sedikit mulutnya lalu mulai melumati bibir itu. Juna tampak diam, bahkan ikut terhanyut dalam perlakuan Sri. Dia mulai mencoba untuk merespon, menerima lumatan itu bahkan menautkan kedua lidah mereka di dalam sana.

Akhirnya Sri merasa puas , Juna sudah mulai beraksi. Tangannya meremas lembut da da Sri sambil semakin melumat, menyesap dan mengigit bibir Sri dengan lembut. Keduanya sama-sama bergairah sehingga tak tanggung -tanggung Juna dengan sigap membaringkan Sri diatas ranjang. Posisi yang sama terlentang namun tubuh Juna berada diatas Sri.

Cumbuan itu mulai berkelanjutan, rasa gugup dan deg-degan kini terasa hilang ditubuh Juna. Yang dirasakannya saat ini gejolak yang ingin melakukan hal yang lebih intim. Batang miliknya kini tegak dan mengeras bahkan dengan leluasa menggeseknya diantara paha Sri. Uh sungguh malam ini malam yang sangat panas untuk keduanya, bercinta untuk pertama kalinya membuat Juna semakin penasaran sehingga dia mulai bersikap liar. Menjelajahi seluruh tubuh wanita itu. Mulai dari mencumbui leher, tekuk, lalu berpindah di dada. Bibirnya pun tak bisa berhenti saat menghisap lahap puting yang sudah mengeras itu. Kini bibirnya semakin menjalar sampai keperut sehingga menemukan sesuatu yang paling berharga dibawah tubuh wanita itu. Disana dia berhenti sejenak menatap sesuatu yang ditumbuhi bulu itu dengan mata sayup, sementara Sri dia terus mendesah dan melenguh. Sentuhan-sentuhan ini luar biasa, sungguh membuat tubuhnya menegang dan ingin sekali merasakan benda keras milik Juna segera menerobos kelopak mawar merah miliknya.

***

Nanti lanjut dulu yah beb, Author merasa sesak dan berdebar. Mau ambil nafas dulu, soalnya kelakuan anak-anak itu dibuat merinding sekaligus bikin ngos-ngos!.. 🤣🤣🤣🤣

Janji, setelah ini mau lanjut lagi!

kita sambung dulu, bye!

***

BERSAMBUNG...