NovelToon NovelToon
Hutang Cinta Liam & Elena

Hutang Cinta Liam & Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Playboy / Konflik etika / Beda Usia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Berawal dari Elena yang menolong seorang pria asing saat sedang mendaki gunung, membuat Elena harus kehilangan seluruh tabungan yang dia simpan untuk masa depannya. Sementara pria itu kabur melarikan diri dari rumah sakit keesokan harinya dengan meninggalkan sepucuk surat.
Kesal karena merasa tertipu, Elena bertekad membuat Liam untuk membayar hutangnya beserta bunganya.
Tapi dirinya malah terjebak dalam situasi romantis dan berbahaya.
Kelanjutannya bisa dibaca sendiri ya, masih on going...

Dukung terus Author, bisa like, vote, komen atau follow.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

"Elena...!!!" teriak Liam dalam kegelapan mencari keberadaan Elena dan Aaron yang sedang bersembunyi di balik bangunan tua itu.

"Paman!!! Aku disini!!!" teriak Elena.

Liam menoleh dan berlari menuju Elena lalu serta merta memeluk gadis itu seerat mungkin sampai Elena tidak bisa bernafas, "Syukurlah kau baik - baik saja" lirihnya.

"Pa-paman... Aku tidak bisa bernafas" bisik Elena.

Dia merasa gugup dipeluk begitu erat oleh Liam, seolah Liam takut sesuatu yang buruk terjadi pada Elena. Aroma parfum bercampur keringat Liam berhembus merasuk ke hidungnya saat dia memeluknya.

Beruntung saat itu cukup gelap, sehingga tidak ada yang menyadari rona merah di pipi Elena karena pelukan Liam.

***

Elena masih terbayang saat Liam datang menghampiri dirinya dan Aaron yang bersembunyi seperti tikus mati dibalik bangunan tempat mereka disekap. Liam serta merta memeluknya hangat, dan sekarang ketika Liam merapikan sedikit wajahnya, entah kenapa bagi dia memiliki pesona sendiri bagi Elena.

"Istri? Paman Liam memiliki istri? Kenapa aku tidak pernah melihatnya? Apa mereka bercerai?" Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Elena.

"Ah kenapa juga aku harus penasaran. Itu bukan urusanku" batin Elena berusaha mengenyahkan pertanyaan itu dari kepalanya.

Setelah selama satu minggu kegiatan perkuliahan mereka diliburkan akibat insiden penculikan itu, Elena kembali menjalani kegiatan kuliahnya dengan bosan, "Kau terlihat tidak bersemangat hari ini" sapa Aaron.

"Hemm... Aku bosan. Aaron, apa kau sudah lama mengenal paman Liam?" tanya Elena.

"Cukup lama, mungkin sejak aku masih bayi. Ayah dan ibuku adalah rekan paman Liam sebelum mereka meninggal" kata Aaron.

"Ooh.. Artinya kau tahu soal istrinya?" tanya Elena.

"Iya aku tahu, dia wanita yang sangat baik dan cantik. Begitu juga dengan anaknya, kami sering bermain bersama dulu" jawab Aaron.

"Bahkan paman Liam sudah memiliki anak" batin Elena.

"Apa dia juga seusia dengan kita?" tanya Elena lagi.

"Tidak, dia mungkin berusia 18 tahun kalau sekarang masih hidup" jawab Aaron.

"Maksudmu masih hidup?"

"Istri dan anaknya meninggal dunia 5 tahun lalu, apa kau ingat dengan kejadian peledakan bom di sebuah mall 5 tahun yang lalu?"

"Iya aku ingat, itu kasus yang besar. Maksudmu istri dan anak paman Liam meninggal saat itu?" tanya Elena tak percaya.

Aaron mengangguk, "Orang tuaku juga menjadi korban, karena saat kejadian itu terjadi mereka sedang bersama - sama untuk merayakan ulang tahun paman Liam" kata Aaron lagi.

Elena termenung, dia tidak tahu soal itu. Pantas saja Alice berkata seperti itu padanya semalam, kenangan tentang istri dan anaknya terlalu menyakitkan untuk dilupakan begitu saja.

Aaron menatap Elena penasaran, tidak biasanya dia menanyakan hal seperti itu. "Kenapa kau menanyakan hal ini?" tanya Aaron.

"Aku hanya penasaran saja, karena kemarin Alice mengatakan sesuatu soal istrinya, tapi aku tidak pernah melihatnya. Mungkin kau tidak tahu, tapi aku tinggal bersama dengan paman Liam sampai aku mendapatkan asrama" kekeh Elena.

"Kau tinggal bersama paman Liam? Sejak kapan?" tanya Aaron.

Elena kemudian mulai bercerita asal muasal dirinya bertemu dengan Liam dan bagaimana dia bisa berakhir tinggal bersamanya, Aaron yang mendengar cerita dari bibir Elena tak bisa mengatakan apapun selain menganggukkan kepalanya.

"Elena, apa kau mau kubantu untuk mendapatkan asrama? Tinggal bersama paman Liam kurasa bukan ide yang bagus. Kau tahu, dia selalu terlibat hal - hal berbahaya. Bagaimana kalau kau terseret bahaya bersamanya?" tanya Aaron.

Elena tertawa terbahak - bahak, dia meyakinkan Aaron untuk tenang soal itu. Karena tidak mungkin dia berada dalam bahaya lagi, tanpa Elena tahu bahwa tak lama lagi dia akan terlibat dalam bahaya yang lebih besar.

Setelah acara perkemahan musim panas berakhir dengan tragedi, pihak Universitas memutuskan untuk meniadakan segala bentuk acara untuk mahasiswa, termasuk membatalkan festival musim panas yang akan dilaksanakan tidak lama lagi.

***

Dilain tempat, Liam sedang melakukan pertemuan rutinnya dengan anggota black team. Mereka kini dihadapkan pada misi baru, yaitu tentang maraknya penjualan nar*koba di kalangan mahasiswa dan pelajar. Narkoba jenis baru ini mampu membuat penggunanya bertingkah seperti zombie, efek yang sangat mengerikan juga dapat membuat penggunanya tidak sadarkan diri sampai meninggal dunia.

"Beberapa saat yang lalu, Liam menangkap seorang pengedar bernama Clovis. Dia adalah anak dari anggota dewan kota, tapi saat ini Clovis telah dibebaskan dengan jaminan. Kita tidak bisa melacak sumber obat terlarang itu selain dengan cara mengikuti Clovis" kata Sophia.

Liam teringat dengan kata - kata Elena jika Clovis pernah menjual nar*koba yang bernama pills kepada teman - teman sekolah mereka dan Elena lah yang melaporkan hal tersebut yang akhirnya membuat Clovis dikeluarkan dari sekolah.

"Liam, apa kau bisa menyelidiki kasus ini? Dimulai dari universitas tempat Clovis kuliah?" tanya Sophia.

"Tiga hari lagi akan diadakan kuliah umum, dan kita sudah mengatur agar salah satu dari kita bisa kesana untuk menjadi pembicara. Kau bisa melakukannya?" tanya Sophia lagi.

"Kurasa akan lebih baik jika orang lain yang melakukannya, aku tidak berbakat berbicara didepan umum" tolak Liam.

Sophia dan Henry tertawa, "Diantara kami, hanya kau yang cocok untuk melakukannya. Kau lihat saja yang lain. Mark terlalu garang dan menakutkan, sementara Cindy dia terlalu kaku, lalu Jeffrey dan Gordon? Mereka hanya akan mengacaukannya" kata Sophia lagi.

"Bagaimana jika kau atau Henry saja yang kesana?" tanya Liam.

"Tidak bisa, karena aku harus mengawasi kalian. Sementara Henry harus melakukan hal lain. Jadi hanya kau yang bisa melakukannya" senyum Sophia.

Liam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tugas seperti ini benar - benar tidak disukainya, berdiri dihadapan banyak orang kemudian berbicara seolah - olah dirinya adalah motivator terkenal, sungguh membuatnya lelah.

"Oke.. Tapi dengan satu syarat" ucap Liam

"Apa?"

"Pinjamkan aku 100.000 dollar. Aku harus membayar hutangku pada seseorang" kata Liam lagi.

Henry mengangguk, "Tidak masalah. Lagipula kau juga belum mengambil komisi atas kasus terakhir. Aku akan segera mentransfernya ke rekeningmu. Tapi aku hanya akan memberimu 50.000 dollar sisanya setelah tugasmu selesai" kata Henry lagi

"Tidak masalah" kata Liam, dia beranjak berdiri menyambar jaketnya dan pergi meninggalkan pertemuan itu.

***

Elena baru saja sampai dirumah ketika dia mendapat notifikasi Liam telah mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya, "Hah... 50.000 dollar?" batin Elena.

Aku membayar hutangku, sisanya akan aku bayarkan segera. Kuharap kau bisa segera mengemasi barang - barangmu dan mencari tempat tinggal baru, begitu isi pesan yang masuk kedalam ponselnya.

Elena menggertakkan giginya, "Apa - apaan paman tua itu. Dia mau mengusirku begitu saja?" umpatnya.

"Oke, lagipula siapa juga yang ingin tinggal ditempat ini kalau tidak karena terpaksa" maki Elena lagi.

Dia segera masuk kedalam kamarnya dan mengemasi barang - barangnya dengan cepat. Alice yang berada di rumah pun menjadi heran melihat Elena, "Kenapa kau mengemasi barang - barangmu? Apa kau sudah mendapatkan asrama dan akan pindah?" tanya Alice.

"Paman Liam sudah membayar sebagian hutangnya padaku, dan dia memintaku untuk pergi dari sini" sungut Elena.

"Darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu?" tanya Alice.

"Mana kutahu, kau tanya saja padanya sendiri!!" seru Elena seraya menutup pintu kamarnya kencang - kencang.

"Kenapa aku merasa dia seperti membuangku" lirih Elena muram.

***

1
davil_14
bagus
Gabutz
lanjut thor yang banyak
Gabutz
akhirnya yang ditunggu tunggu
Risna Sari
seru
Gabutz
kpn update thor udh lama gak update aku bolak balik buat liat apa udh update atau belum tapi ternyata belum. lanjutttttt ya thor
Gabutz
masih nunggu update, tetap semangat dan sehat selalu yaa thor
Gabutz
kpn update thor?
Gabutz
double up ya thor
Gabutz: ganti yang kemarin gak update
total 1 replies
Gabutz
lanjut thor ceritamu makin seruuuu
Gabutz
lanjut
Gabutz
kyknya Elena tinggal dirumah aron karena permintaan Liam deh
Gabutz
lanjutttt double update thor
Gabutz
lanjuttttt
Neneng Dwi Nurhayati
keren ceritanya kak
Gabutz: pake sekaliiii malah
total 1 replies
Gabutz
lanjut
Gabutz
kpn update?
Gabutz
kapan double/triple updatenya thor 😀
Gabutz
lanjut thor
Gabutz
lanjutttt thor
Gabutz
lanjutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!