NovelToon NovelToon
Perjalanan Denia Bertemu Jodohnya

Perjalanan Denia Bertemu Jodohnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jonah Fernanda

awal perjalan cinta seorang gadis blasteran lokal maksudnya antara sunda dan sumatera yg berlabuh di pulau jawa yaitu tangerang banten ,kisah cinta seorang gadis bernama denia dan seorang pria bernama endra,sungguh ironis dengan cerita perjalanan cinta antara kedua insan yg berakhir dengan kebahagiaan yaitu bersatu dalam sebuah pernikahan yang sakral dan ini memang ada dalam kehidupan yg nyata.

Oleh: Jonah Fernanda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonah Fernanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

suka dan duka,datang dan pergi

"bun,aku mau berangkat sekolah ya,bunda aku pamit!"teriak dava

"kak,jangan teriak teriak,nanti dede niara bangun"

"diam bawel!"

"yee...bolehnya sewot,aku kan cuma kasihan kalau kakak teriak teriak"tegur adiknya,sava

"e...e...eh!ada apa sih pagi pagi sudah teriak teriak,dava!,sava!,teriak ayahnya

"itu kakak,yah,bukan aku"

"kenapa kamu dava?"

"maaf yah,aku mau pamit,pergi sekolah,emang bunda dimana?"ucap dava pelan dan menundukkan kepalanya,hingga endra merasa bersalah lalu dia mencoba merendahkan suaranya pada dava

"kakak..sekarang kan kakak sudah besar sudah punya adik kecil juga selain dek sava jadi kakak harus lebih pintar bisa mandiri dan suaranya agak dipelankan sedikit,nanti adik niaranya bangun terus nangis,gimana kasihan kan ?"ucap ayahnya lembut

"iya yah,maafin kakak"rengek dava

"ya sudah sekarang kakak sama sava sudah pada sarapan belum?"

"sudah yah,tadi dibuatkan sama oma"

"iya yah makannya juga masih disuapin sama opa huu..aku dong kak,udah bisa makan sendiri"

"benar apa yang dikatakan adik kamu"

"iya yah,sebenarnya aku nggak ingin sarapan tapi dipaksa sama opa katanya nanti disekolah takut masuk angin"

"itu, karena opa sayang sama kamu,ya sudah nanti takut kesiangan kalian sekolahnya,ayah juga sekalian pergi kekantor ,sudah yu kita berangkat,tapi kaluan salim dulu sama oma,opa dan bunda,ayo cepat"perintah endra pada kedua anaknya

"siap yah,lalu mereka berdua menghampiri omanya juga opanya terakhir mereka naik kekamar atas pada bundanya

"bun,aku pamit sekolah"ucap keduanya lalu mencium tangan bundanya,

"iya kalian hati hati ya"?lalu tak lupa mencium dedeknya

"dedek niara,kakak pergi sekolah dulu ya"ucap dava

"dedek,kak sava juga pamit ya mau pergi sekolah dulu,dadaagh!"...

begitu ucapan kata kata yang mereka ucapkan lalu merekapun pergi menyusul ayahnya masuk ke mobil untuk pergi kesekolah dengan diantar oleh ayahnya yang juga akan pergi ke kantor.

Umi dan abi terlihat masih sarapan karena mereka sudah tidak aktif ke kantor lagi,kalau umi masih terkadang datang hanya untuk sekedar mengontrol pekerjaan yang telah dilimpahkan pada wakilnya yang ia percaya untuk memegang pekerjaannya walau belum sepenuhnya,sedangkan abi sudah benar benar tidak datang ke kantor langsung tapi abi hanya memantau dari rumah secara online karena pekerjaannya sudah dilimpahkan pada puteranya sendiri yaitu endra ,terkecuali bila benar benar diperlukan kehadiran dirinya,maka ia akan segera secepatnya memenuhi permintaan itu

"bi,hari ini endra ada jadwal meeting dengan klien dari surabaya,katanya langsung presiden direktur dan c.o nya yang akan datang langsung dari surabaya kesini"

"hem...umi tahu dari siapa?,lagipula kalau endra bisa mengatasinya sendiri tak apa,abi yakin endra pasti mampu"ucap abi

iya bi,eh...kerja sama yang mereka tawarkan katanya melibatkan beberapa pihak dari negara lain bi,dan keuntungannya umi dengar kalau menembus pasaran apalagi kalau sampai ke luar negeri, lumayan besar bi?!ucap umi

"ya...harus dipertimbangkan juga sih apa itu bentuk kerjasamanya dulu jangan gegabah ambil keputusan"

"yaa,kalau gitu abi coba tanya yang jelas dulu pada endra

"ya nanti,abi akan kekantor sebentar untuk mengecek kebenarannya" ya sudah mi,abi sudah makannya ,abi mau siap siap dulu"

"iya bi,umi ikut juga"

"lho,nggak usah!,nanti denia siapa yang membantu kalau repot ngurus bayinya"

"iya bi,umi suka lupa,maklumlah sudah tua"ucap umi

"iya,mi abi juga merasa begitu terkadang suka lupa juga,yaa....kita sudah punya cucu 3 sudah hampir kepala 6 umi"

"iya bi,sudah kalau abi mau siap siap nanti umi bantu siapkan pakaian yang mau abi pakai ya"

"umi....?!sapa abi pelan

"iya bi,ada apa?!

"maafkan abi ya,selama ini abi masih banyak kekurangan sebagai suami,maafkan abi kalau abi sering melakukan kesalahan"ucap abinya tidak biasanya

"abi,ada apa,kenapa abi bicara seperti itu,hiks...hiks"umi jadi sedih bi"

"nggak ada apa apa,abi hanya ingin menyampaikan itu terimakasih selama ini umi sudah setia mendampingi abi dalam suka ataupun duka"ucap abi sambil mengusap kepala umi

"b?!",hiks...hiks..jangan buat umi bingung dan sedih bi"

"iya,tapi umi mau memaafkan semua kesalahan abi kan?"

"iya abi,suamiku, sekecil apapun kalau ada kesalahan selalu umi maafkan dan dimata umi,abi itu sudah menjadi suami yang sempurna tidak ada kekurangan,bi udah ya,nggak usah bicara seperti itu lagi,nanti umi jadi sedih terus",

"ya,umi sayang...ucap abi lembut hingga membuat umi sedikit termenung dengan kata katanya yang tidak seperti biasanya hingga membuat umi khawatir dengan suaminya

Singkat cerita umi sudah menyiapkan pakaian yang akan dipakai oleh suaminya

"bi,ini pakaiannya sudah umi siapkan,tolong dipakai ya"

"iya umi sayang" lalu abipun langsung memakai satu setel pakaian untuk dipakainya,lalu umi memandang suaminya itu

"waah...masyaallah abi pantas dengan pakaian itu,serasi cocok,dan masih tampan dan gagah hehe..."puji umi malu malu

"makasih umi kalau gitu abi pergi dulu ya,titip jaga dirimu,titip anak kita dan cucu-cucu kita"ucap abi tersenyum entah kenapa senyumnya begitu manis,sehingga mengingatkan umi saat baru bertemu dulu (dia lelaki yang begitu manis,ramah dan sopan,makanya dulu umi begitu mencintai dan menghormatimu mas harun"ucap umi tersenyum mengingat masa lalu

"astagfirullaah!"ucap umi tiba tiba teringat akan suaminya lalu dia berlari mengejar abi namun ia sudah tak terlihat lagi

"wadduh!...abi sudah berangkat lagi,aku harus telphon endra nih"ucap umi lalu dia menekan nomor anaknya,

"assallamualaikum,iya mi ada apa?"ucap endra dari ujung telphon

"nak,barusan abimu ke kantor katanya ingin memastikan benar atau tidaknya kerja sama yang ditawarkan itu benar benar akan berhasil 90 persen"

"lho!untuk apa abi ke kantor bukannya abi istitirahat saja mi,khawatir jantungnya kambuh",lalu tadi abi berangkat dengan siapa?"

"tadi sih dengan pak tarto,tapi kenapa umi merasa was-was dengan kesehatan abimu"

"umi tenang dulu ya,nanti aku coba telphon deh"

"iya nak,cepat hubungi abi ya?!"

"iya mi,udah aku tutup dulu telphonnya "ya,assallamualaikum"ucap endra

"waalaimum salam"jawab umi,lalu diletakkan kembali ditempatnya

"umi,ada apa dengan abi?"tiba tiba denia sudah ada dibelakangnya

"eum...engga nak,tadi abimu tadi abi ke kantor,padahal abi itu nggak usah kemana mana,nggak boleh ada beban pikiran kesehatannya belum stabil,makanya umi khawatir"

"ooh...ya udah umi yang tenang ya,kan nanti abang mau menelphonnya supaya kembali kerumah,semoga nggak ada apa apa umi"

"iya nak,amiin",oh iya,cucu oma sedang apa?

"barusan sih aku tinggal sedang tidur umi,dia kalau sudah tidur,lama bangunnya mi"

"bagus dong,jadi kamu nggak akan kekurangan istirahat"

"iya sih mi,tapi ini karena niara sering tidur,jadi asinya jarang keluar umi,makanya payudaraku bengkak"

"kamu ada pompa asi kan nak?"

"ada sih,bekas dava dan sava dulu mi"

"ya allah nak,beli yang baru sayang masa pakai bekas kakaknya sudah 6 tahun yang lalu,sudah exfired,memang suamimu nggak ngasih uang buat kamu?"

"ngasih umi,tapi aku belum sempat untuk membelinya umi"

"ya sudah nanti kalau umi belanja untuk keperluan dapur sekalian umi belikan pompa asinya dan keperluan kamu yang lainnya",

"ya mi,makasih"

"kriingg....kriingg...terdengar suara telphon rumah,lalu umi mengangkat telphon itu,

"assallamualaikum,umi!"terdengar suara endra

"waalaikum salam ada apa nak,kenapa pakai telphon rumah,memang ada apa?"

"umi ini gawat mi"

"gawat apa,jangan buat umi dag,dig,dug"

"abi,mi sekarang sedang dirumah sakit sedang ditangani dokter"

"ya allaah!",abi!"teriak umi

denia sontak menopang tubuh umi karena hampir akan jatuh pingsan,dan denia ambil telphon dari genggaman tangan umi dan mendengar apa yang dibicarakan ditelphon

"hallo ini siapa?"

"sayang,ini abang,umi dimana?"

"umi pingsan sedang disini ada denganku ,emangafa apa bang?"

"umi pingsan?!",cepat!, panggil orang disitu,siapa saja,segera beri umi pertolongan dulu!"ucap endra panik

"iya iya bang,sebentar",pak!,pak tarto!,bik jum!"tolong aku angkatin umi dulu nih,duuh!berat ini,cepetan bik jum!,pak tarto!"teriak denia memanggil para art nya masih dengan sebelah tangannya menggenggam gagang telphon

lalu yang dipanggil oleh denia semua datang menghampiri denia dan segera membawa umi,dan direbahkan tubuh umi ditempat tidur ruang tamu,lalu denia melanjutkan obrolannya dengan suaminya,

"hallo,bang tadi kenapa dengan abi?

"abi masuk rumahsakit sekarang sedang ditangani dokter,jantungnya kambuh"

"innalillaahi!,bang terus sekarang gimana keadaan abi?"

"belum tahu, ini dokternya juga belum keluar"

"ya udah bang,kututup dulu telphonnya nanti kasih kabar lagi ya,aku lihat keadaan umi dulu"

"ya"ucap endra singkat

beberapa art yang ada di rumah terlihat sedang memberi pertolongan supaya umi cepat sadar,pak tarto yang mengipasi,sedangkan bik jum sedang memijat mijat kakinya umi,lalu denia teringat dengan cara memberikan aroma minyak angin atau kayu putih bisa membuat orang yang pingsan cepat sadar

"bik,sebentar aku ambilkan kayu putih dulu"

"iya neng"

lalu denia lekas meraih minyak kayu putih yang ada dinakas di kamarnya di atas,denia sempat melirik ujung matanya melihat bayinya dan syukurlah dia masih tertidur,lalu denia cepat cepat turun kebawah untuk menolong umi,dan setelah mengoleskan minyak itu oada ujung hidungnya umi tak lama umi menggeliat

"uugh...ada apa ini"umi kenapa?"tanya umi kepalanya menoleh ke bik jum,juga pada pak tarto

"ini bikjum,sama pak tarto kenapa disini,kalian nggak pada kerja?"

"mi..."panggil denia lembut dengan memegang tangannya umi,lalu umi menoleh pada denia

"umi,tadi pingsan makanya aku minta toling sama bik jum dan pak tarto"ucap denia

"ooh...astagfirullah nak,abi?!,abi gimana hiks...hiks..tiba tiba umi teringat dengan telphon dari endra

"umi yang tenang ya,tadi abang bilang saat ini abi sedang ditangani oleh dokter,kita berdoa saja mi,semoga tidak ada apa apa dengan abi"jelas denia

"yaa..semoga nak,amiin.."

"kita tunggu dulu kabar dari abang",oh iya bibik,sama pak tarto kembali ke pekerjaa masing masin dulu deh,makasih ya bik jum sama pak tarto"

"iya neng,mari neng"ucap bik jum, dan pak tarto

belum lama mereka bicara terdengar suara telphon dari meja ruang tengah,lalu denia beranjak dari duduknya untuk segera mengangkat telphon

"hallo,assallamualaikum,bang"

"ya waalaikum salam"sayang gimana umi sudah sadar?"

"ya alhamdulillaah bang,lalu abi gimana keadaannya?"

"abi harus dilakukan pemasangan tabung oksigen jadi karena keadaan jantung abi bocor,makanya harus dipasang selang tabung oksigen terus"

"sayang ,abang khawatir dengan keadaan abi saat ini,menurut dokter itupun tidak akan bertahan lama kita serahkan semuanya sama allah,karena hanya dialah yang menentukan hidup dan mati manusia,kita hanya sedang berusaha saja dan hanya dialah yang menentukan"ucap endra dengan suara serak karena menahan kesedihan

"bang,yang sabar ya,yang penting kita sedang berusaha supaya abi sembuh,dan dalam mata batinnya pasti abi melihat kerja keras abang untuk mengobati abi"ucap denia menghibur hati suaminya,padahal dalam hatinyapun ia merasakan kepedihan yang amat dalam karena baru saja keluarga endra merasakan ketenangan dan bersyukur dengan sembuhnya endra dari komanya sekarang malah abinya sejarang terkena jantung,

"ya allah cobaan apa lagi ini ya allah"ucap denia dalam hati sehingga endra bertanya

"sayang kamu kenapa,maaf ya masalah ini beruntun dalam keluarga abang,kamu jadi terbawa dalam masalah ini"

"nggak gitu bang,aku kan isterimu bahagian dalam keluarga abang,jadi wajar kalau aku merasakan kesedihan ini bang,kita sama sama berdoa saja ya bang,kita serahkan semuanya pada yang khalik"

"iya sayang makasih supportnya ya"

"iya bang sama sama"

"ya udah itu ada dokter yang menangani masalah penyakit abi,abang tutup dulu telohonnya ya sayang,kamu istirahat saja jangan banyak pikiran khawatir terkena bayi syhindrom,udah ya sayang assallamualaikum"

"ya bang wa'alaikum salam warrahmatullah"jawab denia lalu meletakkan kembali telphonnya

setelah berbicara dengan suaminya lewat telphon rumah,ia lalu menghampiri uminya

"mi,sudah baikkan sekarang,umi istirahat saja dikamar ya,ayo aku antar"

"iya nak,kepala umi rasanya pusing"ucap umi sambil berusaha beranjak dari tempat duduknya

"ayo mi,aku bantu"

lalu denia membantu umi berjalan masuk kedalam kamarnya umi

"mi aku tinggal dulu ya,mau lihat niara diatas,nanti kalau ada apa apa panggil aku ya mi"

"iya nak,sudah kamu lihat saja dulu niara kasihan dia sendirian diatas"

"iya mi,aku keatas dulu"

"ya"

setelah diatas denia melihat anaknya masih saja tertidur pulas,tapi saat denia mendekat tiba tiba dia menggeliat,oaa....",sayang kamu sudah bangun mimi dulu ya"ucap denia sebelum menangis lebih keras cepat cepat dia mengangkatnya dan memberi asi padanya,namun terdengar lamat lamat suara ambulans rumahsakit

"ya allah,itu ambulans siapa ya,apa ada tetangga yang sakit atau apa ya?"ucap denia resah,tapi terdengar ribut ribut dari bawah suara orang banyak dan suara tangisan,

"apa yang terjadi ya,itu seperti suara umi menangis,ya allah,apa jangan jangan,hiks...hiks...

cepat cepat denia menghentikan memberikan asi pada bayinya lalu dia segera turun kebawah sambik menggendong bayinya karuan saja merasa dihentikan minum asinya oleh denia bayi niara menangis kencang hingga menambah kisruh suasana diruangan itu,melihat diruang tengah umi sedang menangis,terlihat mbak tinah babysitternya sikembar mendekati denia dan meraih bayinya untuk diamankan karena menangis terus,

kemudian denia melirik kedepan,suaminyapun terlihat matanya sembab mungkin menahan kesedihannya yang teramat dalam ,lalu banyak warga yang datang bertakziah,dan denia menoleh lagi melihat beberapa warga laki laki dan pak tarto sedang menggotong seseorang yang sudah terbujur kaku dan denia melihat dengan jelas wajahnya

"abi?!"...ya allah!,abi...huu...hu..uu"deniapun menangis sedih dan bersimpuh disamping tubuh abi yang sudah dilapisi kain penutup tubuhnya sebatas leher

"bang,hu..hu..abi?bang?"ucap denia tersedu dan ia menatap suaminya meminta kepastian kalau saat ini ayah mertuanya benar benar telah tiada,

"iya sayang,ini abi,abiku sudah meninggalkan kita semua"ucap endra sambil menyusut air matanya sendiri,lalu denia menoleh pada uminya juga sedang menangis tersedu sedu sedang ditenangkan oleh bikjum,lalu denia menghampirinya dan dipeluknya uminya itu

warga yang bersimpati dengan kejadian itu banyak yang datang untuk menyampaikan bela sungkawanya dan ada pula yang mampir dulu untuk mengaji disamping tubuh abi,tak lama terdengar telah datang pak ustadz yang akan mengurus tubuh abi yang sudah menjadi jenazah,

"mohon maaf,pada keluarganya beberapa orang siapa yang akan ikut memandikan,ikut dengan saya,lalu endra dan umi,serta pak tarto dan pak ustadz melakukan ritual memandikan mayat dipimpin oleh pak ustadz,umi dan endra menangis memandikan abi,untuk terakhir kalinya endra menunjukkan baktinya pada abinya yang mendidiknya sejak kecil hingga dewasa dan sampai berumah tangga ,sedangkan umi menunjukkan baktinya sebagai isterinya yang bangga mempunyai suami seperti harun sailendra itu,

setelah selesai ritual memandikan jenazah abi,lalu dibantu beberapa orang warga membawa jenazah abi untuk dikafankan lalu dishalatkan masih dipimpin oleh pak ustadz,

"bagi keluarganya,untuk bersabar dengan ujian ini,semua yang hidup pasti akan mati maka persiapkanlah diri kita untuk sebanyak banyaknya mengumpulkan bekal untuk kita nanti juga dipanggil pulang kembali padanya,semoga sang mayit,diberikan tempat disisi allah"dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,amiin"ucap pak ustadz membacakan doa untuk sang mayit,

setelah di aminkan oleh semua yang hadir kemudian jenazah abi dimasukkan kedalam keranda yang sudah disiapkan kemudia diusung dibawa ke pemakaman umum kebetulan tidak jauh dari situ hingga dibawa dengan berjalan kaki,yang membawa keranda, tampak endra paling depan dengan pak tarto supir setianya abi,fan dibelakangnya dua orang warga dikampung ini

tak lama sampailah mereka dipemakaman umum dan sudah disediakan liang untuk menguburkan jenazah ,lalu diturunkannya jenazah abi dan sebelumnya endra yang mengumandangkan azan sampai qomat,lalu mereka naik keatas kemudian ditimbunlah jenazah abi hingga rata dengan tanah,

setelah itu membaca doa dan satu persatu meninggalkan makam abi,termasuk endra dan umi

"hiks...hiks...abi tidurlah dengan tenang ,abi adalah seorang ayah yang sempurna dimataku terimakasih atas kasih sayangmu selama ini abi,aku menyayangi dan teramat menghormatimu,sekali lagi terimakasih abi"ucap endra sambil menaburkan kembang diatasnya

"suamiku mas harun,trimakasih kau sudah menjadi suamiku yang baik bertanggung jawab ,bagi umi kau suami yang soleh,yang sabar dan betul kata anak kita endra,kalau mas harun itu sempurna sebagai suami dan juga sebagai ayah,trimakasih suamiku selamat jalan sampai bertemu lagi kita di sana,nanti umi juga insyaallah akan menyusul abi"ucap umi juga sambil ikut menaburkan kembang diatas pusaranya suaminya

Lalu pulanglah kedua orang itu, umi dan puteranya yaitu endra meninggalkan pusara abi yang masih basah,selamat jalan,selamat tinggal mas harun,ucap umi dalam hatinya

1
Dona Meilani
hotnya ngejeletot pengantin
Dona Meilani
amiin
Dona Meilani
belum tamat ya
Yendra Mahendra
namanya juga seorang nenek lebih sayang sama cucunya daripada anaknya sendiri
Yendra Mahendra
menurutku cerita perjalanan denia ini mengungkap riwayat cintanya denia hingga bertemu jodohnya dan membina rumah tangga sehingga menjadi rumahtangga yang samawa,ada percintaan manisnya dan pahitnya ujian demi ujian tapi mereka tetap bersabar,bagus dijadikan inspirasi untuk anak anak muda ambil positifnya,
untuk penulis,cerita ini bagus untuk lebih dikembangkan
kritiknya dari saya;untuk penulisan dalam kata katanya kalau bisa tolong diperbaiki ,jangan sampai ada kata kata yang salah ketik trimakasih
Yendra Mahendra
sitomboy jadi juga tunangan
Yendra Mahendra
endra ternyata bisa juga bercandanya
Yendra Mahendra
ujian untuk guru killer
Yendra Mahendra
gimana nggak naksir tuh guru killer kalau denoknya walau tomboy tapi cantik bahenol
Yendra Mahendra
nggak nyangka sitomboy udah punya pacar
Yendra Mahendra
hebat dante bisa membanggakan kedua orangtuanya
Yendra Mahendra
sukses
Yendra Mahendra
bagus dong kartika sudah insyaf
Yendra Mahendra
ada kesedihan ada kedukaan
Yendra Mahendra
turut berduka cita ya endra
Yendra Mahendra
begitulah cara orang yang menyadari tanda,terimakasihnya pada allah
Yendra Mahendra
alhamdulillah ujian telah terlewati
Yendra Mahendra
namanya juga ujian
Yendra Mahendra
denia istreri salehah
Yendra Mahendra
bapaknya juga nggak jelas!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!