Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Hampir satu bulan Edward sudah berkutat dalam menyelesaikan masalah perusahaanya, satu demi satu titik terang mulai nampak ke permukaan, penggelapan dana yang di lakukan berhasil di lacak dan menemukan siapa dalang di balik semua ini, ternyata cukup banyak juga orang-orang perusahaan sendiri yang ikut terlibat, namun Edward masih merahasiakan dan ingin menuntaskan sampai ke akar-akarnya
"Bagaimana pak Hari, tebakanku benar bukan ?"
"Iya tuan, saya tidak mengerti, kenapa mereka bisa berbuat seperti itu, bukannya gaji yang selama ini kita tentukan sudah lebih dari cukup?"
"Itulah manusia pak, kadang tidak bisa bersyukur dan merasa selalu kurang"
"Benar tuan, mereka benar-benar keterlaluan, pantas kita susah melacaknya, ternyata kepala perusahaan dan ketua divisi keuangan yang jadi gembongnya"
"Hem, aku akan memberikan waktu pada mereka untuk mengakui dan meminta maaf, serta mengembalikan apa yang mereka ambil"
"Apa tuan akan memaafkan mereka ?"
"walaupun tidak semuanya, aku akan memikirkannya untuk tidak menempuh jalur hukum"
"Jadi tuan masih mau memperkerjakan mereka lagi?"
"Kalau itu, aku masih belum tau, aku hanya menginginkan orang-orang yang setia dan jujur bekerja denganku"
"Saya juga berpikir begitu tuan, untuk kedepannya seleksi penerimaan karyawan akan saya perketat "
"Itu harus pak"
"Pak hari, sudah berapa lama anda bekerja denganku ?"
"kurang lebih 12 tahun tuan"
"Hem, terimakasih untuk semua yang bapak lakukan dengan perusahaan ku"
"Hah, eh itu, itu kan memang tugas dan kewajiban saya tuan"
Edward hanya tersenyum mendengar perkataan orang kepercayaannya itu, setelah itu melanjutkan pekerjaannya kembali, pak hari kembali lagi keruangan kerjanya sebagai ketua di divisi keuangan, tugas pak hari sangat berat karena harus menata kembali data keuangan yang sepertinya sengaja di acak-acak untuk menutupi kebusukan yang sudah terjadi di perusahaan, namun bukan Hari namanya kalau tidak bisa menangani masalah seperti itu
Kini perusahaan Diamond Eagle Company mulai bisa keluar dari masa krisis, karyawan baru diseleksi ulang oleh pak Hari dan tim, benar saja, banyak karyawan yang tidak berkompeten di keluarkan karena masuk hanya bisa bersolek dan membuat kacau perusahaan
Sementara itu Edward membantu mencari para pekerja lama yang di berhentikan tidak jelas, dengan bantuan pak Hari akhirnya banyak ditemukan kembali pegawai lama yang setia untuk dipekerjakan kembali, suasana kerja di perusahaan pun kembali hidup, semuanya bekerja dengan tekun di bidangnya masing-masing
Satu Minggu kemudian Edward sudah mengantongi nama-nama orang yang terlibat begitu juga bukti-buktinya, pak hari memberitahukan kepada staf-staf penting bahwa hari ini akan di adakan rapat yang di pimpin oleh pemilik perusahaan sendiri yaitu Edward
"Baiklah, saya tidak akan banyak ngomong disini, saya memberi kesempatan kepada siapa saja yang sudah berhianat di dalam perusahaan ini untuk segera mengakui dan meminta maaf, selama berinisiatif mengembalikan kerugian perusahaan yang sudah diambil saya tidak akan menempuh jalur hukum, jadi silahkan kalian pikirkan di dalam ruangan ini, 15 menit dari sekarang" ucap Edward dingin
"Saya akan disini tuan" ucap pak Hari
"Hem, silahkan pak, saya akan keluar sebentar, biar tidak muak aku melihat para penghianat ini"
DEG
Mendengar ucapan Edward semua orang langsung kaget, wajah cemas nampak mulai terlihat
"Pak Hari, kenapa pak Edward bicara seperti itu, apa beliau sudah tau siapa saja yang terlibat dalam penggelapan uang perusahaan?" Tanya salah satu peserta Rapat
"Tentu saja, beliau sudah tau semuanya, beserta barang bukti yang ada di tangganya"
Jawaban pak hari langsung membuat panik seisi ruangan itu
"Tenanglah, pak Edward masih berbaik hati memberi kesempatan anda semua untuk mengakui, jadi mohon pikirkan baik-baik, jangan sampai menyesal" ucap pak Hari
*
Edward melangkah masuk ke dalam ruangannya, berusaha mengendalikan emosi dihatinya saat tadi melihat orang-orang busuk yang menghianatinya, entah mengapa tiba-tiba wajah Alena terlintas dalam benaknya, Edward tersenyum dan mengambil handphone
"Dasar bocil, tingkahnya aneh, tapi lumayan juga otaknya, masih bocah sudah jadi dokter spesialis Bedah, adik Alex itu benar-benar wanita langka" batin Edward sambil menelepon seseorang dan belum ada jawaban, hingga detik berikutnya
"Halo, Assalamualaikum, selamat siang, siapa ini ?" Jawab seorang wanita yaitu Alena
"Waalaikumsalam, apa kau sedang istirahat ?"
"Belum, eh maaf, ini siapa ya ?"
"Jangan lupa mengembalikan baju dan celanaku"
"Hah, Edward, ini Edward ? halo, hei jawab, jangan main-main ya !"
TUT TUT TUT
Edward memutuskan sambungan dan tersenyum bersandar kembali di kursinya dengan bibir tersenyum sambil memejamkan mata
"Dasar bocah !" Gumam Edward
"Pak Hari yang dari tadi sudah masuk dan tanpa sengaja melihat senyuman terindah dari tuanya
"Siapa yang bisa membuat tuan Edward tersenyum bahagia seperti itu lagi ya, setahuku masih nona Reyna saja yang bisa membuatnya begitu" Batin Pak hari bertanya-tanya
"Maaf tuan, sepertinya sudah lima belas menit, waktunya anda kembali ke dalam ruangan rapat" ucap pak Hari
"Oh, maaf pak, baiklah " kata Edward kembali ke wajah dinginnya
*
Sementara itu ditempat lain Alena jengkel setelah menerima telepon dari seseorang
"Dasar minta di hajar ni orang, gak tau lagi repot, diangkat malah di matikan" gerutu Alena
"Hai cantik, gimana dah kelar belum pasiennya ?" Sapa Delia nongol di depan pintu ruangan pelayanan Alena
"Hai kak, ini barusan kelar, tumben kak Delia nyamperin kesini"
"Hem, sekalian lewat sini, jadi mampir, eh ternyata ada yang lagi kesel ni kayaknya, ada apa sih?"
"Oh, ini tadi ada telpon masuk, nomernya aku gak ngerti punya siapa, pas ngomong kayak nya Edward, aku tanya malah ditutup, dasar !"
"Pasti kangen tu orang " ucap Delia
"Sama siapa ?" tanya Alena
"Ya sama kamu lah, masak sama pak satpam di depan sana sih Al, aneh deh pertanyaan kamu tu"
"Ye, kangen apaan, paling emang niat ngerjain aku doang kak"
"Kamu tu kurang peka ma hati laki-laki"
"Emang aku pikirin, bodo amat kak"
"Nah itu tu, yang bikin laki-laki kepo sama kamu, cantik, cuek, bikin penasaran"
"Ih, itu kata kak Delia aja"
"Loh bener lo, ingat nggak pasien Amaya tukang jual batu permata dulu itu, saking penasarannya sama kamu, Sampek ngasih batu Segede kepala bayi, aku kira batu permata beneran, saat di buka sama Amaya ternyata batu akik"
"Ha ha ha, " tawa keduanya pecah
"Heh, lagi ngomongin apa ni, ketawa sampek segitu nya" suara Amaya yang tiba-tiba nongol dari pintu
"Batu Akik !" Jawab bareng dari Delia dan Alena
"Ha ha ha" kini suara tawa makin nyaring dari ketiga wanita itu
"Tapi beneran lo, dia pengusaha kaya raya lo Al" kata Amaya
"Iya bener, mobil mewahnya aja Gonta ganti Al, keren lo" sahut Delia
"Ya nggak kenapa kalian embat sendiri ?" Jawab Alena
TAK
Delia dan Amaya menjitak kepala Alena
"Aduh, kalian ini hobi banget main jitak pala orang, sakit tau"
"Ya lagian kamu kalau ngomong suka asal, yang dia mau itu kamu Al, bukan kita, dasar bocah" ucap Delia
"Tapi kalau sama pak Edward ya jelas gak ada apa-apanya sih kak, hehe" ucap Amaya
"Oh ya jelas jauh lah Am, gimana menurut kamu Al" tanya Delia
"Apanya ?"
"Pak Edward Runcel Eagle, CEO dan sang milyarder !" Sahut Amaya jengkel
"Halah, kumat lagi kalian ni" jawab Alena
"Kamu itu yang kumat, giliran di tanya soal Edward, gak ***** banget deh kamu Al, menyebalkan !" Ucap Delia
"Ya kalau kalian ***** ambil aja noh "
kata Alena cuek
"Ish , geregetan banget deh aku sama kamu Al, kalau aja ni ya, pak Edward mau sama aku, udah aku embat deh, gak perlu pamit sama kamu Al" kata Delia geram
"Udah deh, ngapain sih topik pembicaraan ke Edward lagi, yok ah, kita cari makan dulu, lapar" ajak Alena
Belum sempat ketiganya keluar dari ruangan Alena, tiba-tiba muncullah Exel di dampingi oleh kepala staf kepegawaian dan seorang laki-laki yang tinggi, tegap, sangat macho dan sedap di pandang mata kaum hawa
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)