Saffana gadis 23 tahun yang sering di gunjing, di hina, di pojokkan, di anggap wanita tidak benar oleh tantenya sendiri bernama Rachel yang memiliki putra bernama Aksa yang taat agama dan sering di bandingkan dengan Saffana.
Malam di hari proses lamaran Aksa putra pertama Rachel dengan wanita pilihan Rachel. Saffana sakit hati dengan perkataan Rachel yang juga mengutuk dirinya dengan kata-kata pedas yang membuat kesabaran Saffana habis. Gadis itu nekat bertindak gegabah dengan menjebak Aksa. Agar-agar orang-orang memberikan makian dan hinaan seperti apa yang dirasakannya yang sering dilontarkan oleh mulut ibu Aksa kepadanya.
Saffana dan Aksa ditemukan di dalam kamar berduaan dengan hasil jebakan Saffana. Yang membuat orang-orang schok. Mungkin apa yang diinginkan Saffana terbalas dengan sakit hati dari Rachel.
Tetapi Saffana berpikir semuanya akan selesai saat itu juga. Ternyata tidak Saffana justru terjebak dalam pernikahan akibat jebakan yang di lakukannya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Rumah Bunda.
Rachel tidak bisa mencegah keputusan Aksa. Hari itu juga Aksa dan Saffana keluar dari rumah. Rachel yang marah tidak lagi mengantar kepergian Aksa dan Saffana yang memasuki mobil berpamitan dengan Aliyah dan Adam.
"Papa sangat berharap kalian berdua bisa mandiri dan saling memahami, jangan ribut terus dan teruslah berkomunikasi. Karena di dalam pernikahan hanya komunikasi yang penting. Pertengkaran dalam rumah tangga itu hal yang biasa. Tetapi diantara kalian harus ada yang menjadi air ketika ada keributan dan bukan malah keduanya menjadi api," ucap Adam memberikan nasihat singkat pada Aksa dan Saffana
"Iya, pah, terima kasih untuk nasihat papa," sahut Aksa.
"Saffana kamu juga harus tahu bagaimana kamu sebagai istri. Kamu berhak mengingatkan suami kamu dan kamu juga harus menerima jika suami kamu menegur kamu," Adam juga menasihati Saffana.
"Iya Om," jawab Saffana singkat.
"Saffana, maaf ya selama di rumah ini kamu tidak mendapatkan kenyamanan," sahut Aliyah.
"Tidak apa-apa Aliyah! Aku juga meminta maaf sudah membuat banyak keributan di rumah ini," sahut Saffana. Aliyah menganggukkan kepala dan memeluk Saffana.
"Kamu dan kak Aksa kapan-kapan main kerumah ya," ucap Aliyah.
"Iya!" sahut Saffana.
"Ya sudah kalau begitu aku dan Saffana pergi dulu!" ucap Aksa yang langsung pamit.
"Kalian hati-hati," ucap Adam. Aksa menganggukkan kepala. Pasangan suami istri itu mencium punggung tangan Adam dan mereka langsung memasuki mobil.
Setelah Aksa dan Saffana pergi. Aliyah dan Adam memasuki rumah dan bertemu dengan Sakilah.
"Kalian memisahkan ku dari anakku dan membela wanita itu yang jelas-jelas sudah melakukan kesalahan," ucap Rachel.
"Apa yang kamu tuduhkan pada Saffana belum terbukti benar. Kamu hanya berlebihan dengan semua pemikiran kamu yang buruk kepada Saffana," sahut Adam dengan santai.
"Foto itu sudah jelas dan beberapa tahun lalu aku juga melihat anak itu di kamar Hotel dengan seorang pria!" tegas Rachel.
"Mah...tapi Saffana memang benar dan lagi pula memang itu di tempat umum dan mana mungkin mereka melakukan hal seperti itu dan kalau mama bilang di Hotel, mama juga tidak punya bukti," sahut Aliyah membela Saffana.
"Selalu saja kalian hanya membela dia saja!" kesal Rachel yang langsung pergi. Adam hanya menghela nafas yang tidak tahu harus bicara apa lagi dengan sang istri.
**************
Aksa dan Saffana di dalam mobil dengan Aksa yang menyetir mobil, sementara Saffana yang duduk di sebelahnya. Sejak tadi Saffana penuh kebingungan yang sesekali menoleh ke arah Aksa. Namun Aksa tetap fokus menyetir dengan wajah yang sangat dingin. Aksa bahkan tidak mengeluarkan 1 patah kata pun yang membuat Saffana benar-benar heran dengan Aksa.
"Sebenarnya mau kemana dia membawaku, kenapa sejak tadi dia hanya diam terus dan tidak mengatakan apa-apa kepadaku?" batin Saffana yang bergerutu sendiri di dalam hati yang tidak berani bertanya kepada Aksa. Jadi hanya bertanya-tanya sendiri.
"Sudahlah Saffana kamu ikuti saja, mungkin saja dia sudah kehabisan tenaga yang sejak tadi berbicara dengan berteriak-teriak, jadi dia tidak bisa berbicara lagi," Saffana memilih tetap diam dan menunggu sampai kemana Aksa akan membawa dia.
*********
Setelah melakukan perjalanan, mobil Aksa sampai di kediaman rumah Saffana dan Saffana semakin bingung yang melihat keluar mobil yang memastikan jika memang benar itu adalah rumah bunda Shofia dan ayah David.
"Kita ke sini?" tanya Saffana yang akhirnya berani bertanya.
Mobil itu berhenti tepat di depan rumah Saffana.
"Bukankah kamu ingin pulang!" jawab Aksa.
"Jadi dia mengantarku pulang! Lalu dia tinggal di mana?" batin Saffana menghela nafas pelan dengan wajah tampak kecewa.
"Jika Bunda bertanya. Maka kamu tidak perlu menjawab yang sebenarnya. Aku tidak mengajarimu untuk berbohong. Tetapi, apa yang terjadi dalam pernikahan kita tidak perlu diketahui banyak orang. Jika masih bisa menutup aib. Maka jangan mencoba untuk membuka aib. Apa yang terjadi dalam pernikahan kita biarlah menjadi urusanku dan kamu," jelas Aksa yang memberikan nasihat sedikit.
Saffana menganggukkan kepala dan tumben tidak protes. Biasanya Saffana mana pernah menerima nasehat dari siapapun. Memang benar kata Aksa Saffana dan Rachel jika di satukan hanya akan membuat permasalahan semakin banyak dan perdebatan tidak akan habis.
"Ayo turun!" titah Aksa yang membuka pintu mobil.
"Tunggu dulu!" Saffana tiba-tiba mencegah Aksa dengan memegang lengan Aksa. Namun dengan cepat Saffana melepaskannya
"Hmmm, lalu kamu akan tinggal di mana?" tanya Saffana dengan hati-hati.
"Apa maksud pertanyaan mu. Kamu melarangku untuk tinggal di sini?" Aksa bertanya kembali.
"Kamu mau tinggal di sini?" tanya Saffana lagi dengan wajah kaget.
"Jadi memang tidak boleh?" Aksa bertanya lagi.
"Bu--bukan itu maksudku. Aku tidak tahu, jika sebenarnya kita pindah ke rumah bunda dan ayah. Jadi wajar aku bertanya dan aku juga belum memberitahu bunda dan ayah," ucap Saffana dengan gugup.
"Kita akan tinggal sementara di sini!" ucap Aksa.
"Sudah ayo turun!" Aksa yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung turun.
"Kita. Jadi kak Aksa benar-benar akan mempertahankan pernikahan kami," batin Saffana yang masih tidak percaya.
Saffana yang tidak mau berpikir terlalu panjang langsung keluar dari mobil menyusul Aksa. Aksa yang membuka bagasi mobil dan mengeluarkan koper dia dan juga Saffana.
Pintu rumah terbuka, Shofia dan David yang keluar dari rumah yang mungkin mendengar suara mesin mobil.
"Saffana!" sahut Shofia yang tidak percaya kehadiran Saffana untuk pertama kali di rumahnya setelah Saffana menikah
"Bunda!" sahut Saffana yang langsung menghampiri Shofia. Saffana yang kelihatan sangat merindukan Shofia dan mereka langsung berpelukan.
"Ya ampun Saffana, kamu datang, Nak. Bunda kangen sama kamu," Shofia pasti sangat bahagia dengan kedatangan Saffana.
"Saffana juga Bunda!" sahut Saffana.
Sementara Aksa yang menghampiri David dan mencium punggung tangan David dan mereka berpelukan sebentar. Saffana dan Shofia melepas pelukan itu.
"Kalian menginap di sini?" tanya Shofia ketika melihat dua koper itu.
"Iya Bunda. Kami ingin tinggal sementara di rumah Bunda? Apa boleh?" tanya Saffana.
"Pertanyaan macam apa itu. Ya jelas boleh," sahut Shofia yang membuat Saffana tersenyum.
"Ya sudah sekarang ayo masuk, Aksa kamu juga!" sahut Shofia.
"Iya Bunda!" sahut Aksa yang masuk sembari membawa koper miliknya dan juga istrinya.
********
Aksa, Saffana, Shofia dan David sudah berada di ruang tamu dengan mengobrol setingkat.
"Ayah setuju dengan kamu Aksa yang ingin tinggal mandiri," sahut David.
David dan Shofia memang pasti bertanya-tanya dengan kata untuk tinggal sementara dan pasti merasa ada sesuatu yang terjadi di rumah Aksa. Aksa hanya menjelaskan dengan singkat yang pasti sudah tahu apa yang terjadi mengenai perdebatan Saffana dan Rachel. Hal itu juga bukan hal yang lumrah bagi Shofia dan David.
"Iya ayah. Jadi aku dan Saffana untuk sementara ini akan tinggal di sini," ucap Aksa.
"Kenapa harus sementara, Bunda tidak apa-apa jika kalian tinggal selama-lamanya," sahut Shofia.
"Tidak Bunda, itu hanya akan menambah permasalahan dengan mama. Mama bisa cemburu. Jadi lebih baik untuk menjaga hal itu. Aku dan Saffana hanya tinggal sementara sampai aku mendapatkan rumah," jelas Aksa.
"Ayah akan cari rumah untuk kalian berdua dalam waktu dekat ini agar kalian bisa membangun rumah tangga sendiri," sahut David yang pasti ingin membantu.
"Tidak usah ayah. Biar aku yang melakukannya," sahut Aksa yang memang tidak ingin merepotkan siapa-siapa.
"Baiklah kalau begitu!" sahut David. Dia memang tidak berhak untuk itu campur tetapi sudah sangat bersyukur dengan kemandirian Aksa yang ternyata bertanggung jawab penuh pada Saffana.
"Saffana kamu bawa Aksa ke kamar. Kamar kamu setiap hari selalu dibersihkan bibi. Jadi jangan khawatir," ucap Shofia.
"Baiklah Bunda!" sahut Saffana dengan mengangguk.
Bersambung
makasih banyak ❤️❤️😘😘
ish ish ish semoga saja setelah sampai ditanah suci ,Saffana mendapatkan jalan yg terbaik untuk RT nya
kalau AQ berharap semoga Saffana n Aksa bisa bersatu lagi😘
tetap semangat berkarya kak 👍👍🥰🥰💪💪
Tu kan, Saffana sangat kecewa sama kamu
Minta maaf perlahan lahan
gak usah maksa
Saffana bukan lagi istrimu karena kamu sudah menjatuhkan 2 talak
tetap semangat berkarya kak 👍👍❤️❤️
Menyesal pun terlambat
Saffana udah pergi
ingat baik2 apa yg kamu ucapkan
kamu akan menyesal sampai kapanpun
Dan Saffana sudah sangat jauh darimu
Aksa sangat mengecewakan 🤬🤬