NovelToon NovelToon
Cinta Kecil Mafia Berdarah

Cinta Kecil Mafia Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Beda Usia / Fantasi Wanita / Cintapertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Zawara

Zoya tak sengaja menyelamatkan seorang pria yang kemudian ia kenal bernama Bram, sosok misterius yang membawa bahaya ke dalam hidupnya. Ia tak tahu, pria itu bukan korban biasa, melainkan seseorang yang tengah diburu oleh dunia bawah.

Di balik kepolosan Zoya yang tanpa sengaja menolong musuh para penjahat, perlahan tumbuh ikatan tak terduga antara dua jiwa dari dunia yang sama sekali berbeda — gadis SMA penuh kehidupan dan pria berdarah dingin yang terbiasa menatap kematian.

Namun kebaikan yang lahir dari ketidaktahuan bisa jadi awal dari segalanya. Karena siapa sangka… satu keputusan kecil menolong orang asing dapat menyeret Zoya ke dalam malam tanpa akhir.

Seperti apa akhir kisah dua dunia yang berbeda ini? Akankah takdir akan mempermainkan mereka lebih jauh? Antara akhir menyakitkan atau akhir yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zawara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh Bebuyutan Zoya

Beberapa saat lalu…

Zoya mematikan sambungan, memeluk walkie-talkie itu sambil terkikik geli. Menggoda pembunuh bayaran paling berbahaya yang sedang tak berdaya, ternyata lebih seru daripada pelajaran Sosiologi.

Ia dengan cepat memasukkan mainan berharga itu kembali ke dalam tasnya, menyembunyikannya di bawah buku paket Sosiologi. Ia baru saja hendak membuka kunci bilik untuk keluar…

KREEEKK…

Suara pintu utama kamar mandi yang berderit terbuka membuat Zoya membeku. Jantungnya yang tadi berdebar geli, kini berdebar waspada.

‘Mati gue, siapa tu,’ batin Zoya panik mengira itu adalah salah satu temannya.

Namun, itu suara tawa cekikikan yang sangat ia kenali. Tawa yang membuatnya ingin melempar sandal bakiak sejak SMP.

"Gila, gue kira dia beneran udah drop out," sebuah suara melengking terdengar, diikuti pantulan dua sosok di cermin besar.

Ines. Musuh bebuyutannya.

"Eh, tapi lo liat tadi? Si Zoya. Kenapa dia masuk lagi, sih?" Suara kedua menimpali, tak kalah menyebalkan. Ela, sohib kental Ines.

Jantung Zoya yang tadi tegang langsung mengendur, digantikan rasa kesal yang luar biasa. Masih di dalam bilik, Zoya memutar bola matanya malas.

Ines dan Ela berhenti di depan cermin, mengeluarkan lipstik dan bedak. Mereka sama sekali tidak sadar ada orang lain di salah satu bilik.

"Tau tuh," jawab Ines, sambil memoles bibirnya. "Empat hari absen, alasannya bisulan. Hahaha, jorok banget gila. Palingan juga bohong."

"Bohong lah," sahut Ela. "Palingan dia abis bikin masalah lagi. Gue denger-denger sih, dia di skors diem-diem. Kan dia biang kerok dari SMP. Harusnya dikeluarin aja sekalian."

Di dalam bilik, tangan Zoya terkepal.

"Iya, sumpah. Mending dia nggak usah masuk. Nggak ada dia, sekolah jadi adem, tau. Bikin semak pemandangan aja," lanjut Ines.

Oke, cukup.

Zoya sudah muak. Gairah jahilnya yang tadi ia pakai untuk Bram, kini menemukan target baru yang lebih pantas.

Ia menunggu.

"Eh, lipstick gue miring nggak?" tanya Ines, memajukan wajahnya ke cermin.

"Aman. Eh, tapi serius..."

Saat itulah Zoya bertindak.

Ia sengaja menekan tuas flush toilet di biliknya.

BYUUURRR!

"Ih, jorok, siapa sih di dalem?" kata Ela kaget, menoleh ke arah bilik.

Selagi suara flush yang berisik itu menutupi segalanya, Zoya dengan kilat membuka kunci biliknya, menyelinap keluar, dan berlari kecil nyaris tanpa suara, ke arah pintu keluar utama di belakang mereka.

Ines dan Ela berbalik menatap curiga ke arah bilik yang baru saja di flush.

"Woy! Siapa di da—"

BRAK!

Zoya membanting pintu utama kamar mandi dari luar, membuat Ines dan Ela terlonjak kaget.

"EH! EH! KOK DITUTUP!" teriak Ela panik, berlari ke pintu.

Ia mencoba membukanya, tapi gagang pintunya macet.

"WOY! SIAPA DI LUAR! JANGAN BERCANDA!" teriak Ines, ikut menggedor-gedor.

Zoya berhenti tepat di depan pintu, matanya langsung tertuju pada satu detail kecil, anak kunci yang masih tergantung pasrah di lubang pintu bagian luar.

​Senyum penuh kemenangan merekah di bibirnya. Tanpa membuang waktu, ia menyambar gagang kunci itu dan memutarnya dengan cepat. Terdengar bunyi ceklek keras saat besi selot menghantam kusen, mengunci pintu itu rapat-rapat.

​Zoya tidak berhenti sampai di situ. Ia mencabut kunci tersebut dari lubangnya lalu membuangnya sembarangan.

GEDEBUK! GEDEBUK! GEDEBUK!

"BUKAAA! WOY, GILA LO YA! BUKAIN PINTUNYA!"

Zoya membersihkan debu imajiner di tangannya, merasa sangat puas.

"Makanya kalo ngomongin Ratu, jangan pas Ratunya lagi denger!" teriak Zoya dari balik pintu.

"ZOYA! BRENGSEK LO! BUKAIINNN GOBLOK!"

Teriakan panik mereka adalah musik terindah kedua yang didengar Zoya pagi ini setelah suara kesal Bram.

"Mampus. Selamat belajar di WC, gaes! Wkwkwkwk," ledek Zoya.

Ia meninggalkan mereka yang terus menggedor-gedor pintu, lalu berjalan santai, bersiul kecil kembali ke kelasnya, merasa harinya dimulai dengan sangat produktif.

...***...

Kembali ke masa kini…

Euforia itu berlanjut bahkan setelah apel dibubarkan.

Saat barisan dibubarkan dengan aba-aba "Bubar, jalan!", para siswi SMA Pelita tidak bubar. Mereka meledak.

"GILA, GILA, GILA!" pekik Riani, mengguncang-guncang lengan Zoya sekuat tenaga. "Lo liat tadi? Zoy! Dia senyum ke arah barisan kita!"

"Senyum ke gue, kali!" sahut Zoya, tak kalah histeris. Pipinya memerah, matanya berbinar-binar. Lupa sudah dia soal rasa pegal dan panas matahari. "Auto rajin sekolah ini gue, Ri! Nggak bakal gue bolos ke UKS lagi!"

"Sama! Gue bakal duduk paling depan tiap hari!"

Mereka berdua berjalan atau lebih tepatnya, melompat-lompat kecil kembali ke kelas mereka.

Sesampainya disana kelas itu sudah seperti pasar malam. Semua siswi berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, topiknya hanya satu: Pak Radit.

"Dia tadi pake jam tangan apa, woy?"

"Hidungnya, gila, mancung banget kayak perosotan!"

"Katanya dia lulusan luar negeri!"

Zoya dan Riani langsung nimbrung ke kerumunan, menambah keriuhan.

"Wali kelas kita, cuy!" kata Zoya bangga. "Rezeki anak solehah emang nggak ke mana."

"Halah, paling lo yang pertama bikin dia kena darah tinggi," cibir Riani, menggoda Zoya.

Tepat saat itu, seolah dipanggil, sosok tinggi itu muncul di ambang pintu kelas.

Pak Radit.

Dalam sekejap mata, kelas yang ributnya mengalahkan knalpot bocor itu hening senyap. Semua murid terutama para siswi langsung berlarian ke kursi masing-masing, duduk tegak, dan memasang ekspresi paling manis.

Pak Radit tersenyum tipis, yang sukses membuat beberapa siswi menahan napas. Ia berjalan santai ke meja guru.

"Selamat pagi, kelas XI IPA 3."

"PAGI, PAAAAK!" jawab koor siswi serempak, nadanya dilembut-lembutkan. Zoya dan Riani adalah yang paling kencang, nyaris seperti berteriak.

"Baik, seperti yang tadi sudah diperkenalkan di lapangan," suaranya tenang dan berwibawa, "Nama saya Raditya Pradana. Saya wali kelas baru kalian, menggantikan Bu Siska yang sedang cuti hamil. Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik tahun ini."

Matanya memindai seluruh kelas, satu per satu, seolah sedang menghafal wajah. Zoya merasa jantungnya mau copot saat mata tajam itu berhenti sepersekian detik padanya.

"Saya akan absen dulu untuk mengenal kalian."

Ia mulai membacakan nama. Setiap siswi yang dipanggil menjawab dengan nada dibuat semanis mungkin.

"Riani Maheswari?"

"Hadir, Pak!"

"Zoya Wilhelmina?"

Zoya langsung mengangkat tangan tinggi-tinggi, duduk tegak sempurna. "Hadir, Pak!! Saya akan selalu hadir untuk Bapak!"

Seluruh kelas langsung menyorakinya "HUUUUU!" pelan. Riani menyikut perutnya keras, tapi Zoya tidak peduli.

Pak Radit mengangkat alis sedikit melihat antusiasme itu, lalu tersenyum maklum. "Baik. Zoya. Tolong antusiasmenya disimpan untuk pelajaran juga, ya."

"Siap, laksanakan, Pak!"

Zoya merasa melayang. Lupa sudah dia soal "bisul" (alasan absennya tempo hari), lupa soal Bi Inem, dan lupa total soal eksistensi seorang pria menyebalkan yang sedang bersembunyi di kamarnya.

Pak Radit menutup buku absennya.

"Baik, karena hari ini kita baru bertemu dan waktu istirahat sebentar lagi, jadi kita tidak belajar teman-teman," jelas pak radit.

“Jadi, sekarang kita akan…” Baru saja ia akan melanjutkan kalimatnya. Tiba-tiba…

KRRRZZZTTT…

Suara statik yang kering dan berisik tiba-tiba meledak dari dalam tas Zoya yang tergeletak di lantai.

Zoya membeku.

Seluruh darah serasa surut dari wajahnya. Jantungnya yang tadi melayang-layang, kini serasa jatuh menghantam lantai.

Oh. Sial. Mati gue. Gue lupa matiin!

Satu kelas menoleh ke sumber suara. Riani, yang duduk di sebelahnya, melotot, matanya seolah berkata, 'Suara apaan tuh?'

Pak Radit berhenti bicara. Senyum maklum di wajahnya lenyap, digantikan oleh ekspresi bingung yang profesional. Ia menatap ke arah Zoya. "Maaf, suara apa itu?"

"Eh..." Zoya tertawa kaku, tangannya mulai panik merogoh-rogoh tas di bawah meja tanpa berani melihat ke depan. "HP saya, Pak! Kayaknya... sinyalnya jelek, hehe. Gangguan."

KRRRZZZTTT…

Kali ini lebih keras. Dan sebuah suara geraman rendah yang penuh kekesalan terdengar di baliknya, cukup jelas untuk didengar satu baris terdepan.

"...Bocah... Di mana... obat...?"

Itu suara Bram. Serak, dingin, dan sangat kesal.

Mata Zoya membelalak ngeri.

Seluruh kelas hening. Riani menutup mulutnya, kaget. Dandi dan Andre yang duduk di belakang Zoya saling pandang, bingung. Mereka jelas mendengar suara pria dewasa.

Pak Radit tidak lagi terlihat bingung. Wajah tampannya kini mengeras. Tatapannya menajam, lurus ke arah Zoya.

"HP kamu... bisa bicara, Zoya?" tanyanya, suaranya pelan, tapi terdengar jelas di keheningan kelas yang mencekam.

1
knovitriana
iklan buatmu
knovitriana
update Thor saling support
partini
🙄🙄🙄🙄 ko intens ma Radit di sinopsis kan bram malah dia ngilang
partini
ini cerita mafia apa cerita cinta di sekolah sih Thor
partini
yah ketauan
partini
Radit
partini
😂😂😂😂😂 makin seru ini cerita mereka berdua
partini
ehhh dah ketauan aja
partini
g👍👍👍 Rian
partini
seh adik durjanahhhhhh
partini
awal yg lucu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!