Menikahi dua wanita sekaligus bukanlah keinginan Valdo. Di awal dia hanya berniat untuk menggantikan sang paman untuk menjadi seorang bodyguard, tapi karena suatu kejadian Valdo terpaksa harus menikah dengan wanita, yang sama sekali tidak dia kenali. Terlebih bukan hanya satu melainkan dua wanita sekaligus.
"Saya, mencintai kamu Valdo!"
"Kamu, lebih sayang dan cinta kepada saya, kan, Valdo?"
Valdo Artama, seorang pengusaha sukses yang selalu di kelilingi oleh harta serta kekuasaan yang dimiliki nya. Sulit baginya untuk bisa berinteraksi dengan wanita, namun tanpa dia duga, dua wanita yang tidak dia kenali sama sekali, harus menjadi istrinya.
Kekuasaan yang Valdo miliki, sengaja dia sembunyikan. Bukan tanpa sebab, tapi Valdo ingin mengetahui apa dua wanita itu tulus menikah dengannya. Apa ada suatu hal yang mereka kejar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salma Tiana *Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh delapan
"Tuan Bara, mana janji yang anda ucapkan satu tahun yang lalu? Ini sudah melebihi dari apa yang di janjikan oleh anda, jika sampai akhir bulan ini anda tidak menepati janji itu maka saya tidak akan membiarkan anda bertemu dengan putri kesayangan anda, tuan Bara."
Sulit. Itulah kata yang mampu menggambarkan kondisi Bara saat ini, dia bisa saja menepati janji yang satu tahun lalu dia ucapkan itu. Hanya saja jika dia memberikan sesuatu yang di janjikannya kepada Valdo saat ini juga, maka Bara akan jatuh sejatuh jatuhnya.
"Anda masih ingat bukan dengan janji anda, papa mertua?" tanya Valdo, seraya memutari Bara yang kini hanya tertunduk diam.
"Oke biar saya ingatkan kembali. Satu tahun yang lalu, saya datang ke hadapan anda hanya untuk menjadi seorang bodyguard tidak lebih. Tapi secara tiba-tiba anda menghampiri saya untuk menikahi putri dan keponakan anda secara bersamaan...,"
"Bahkan, anda sampai mengancam saya. Jika saya tidak menurut pada anda maka tante saya tidak akan selamat, padahal saat itu saya tahu jika anda adalah dalang di balik sakitnya tante Meli. Anda sengaja melakukan itu dan juga memaksa paman Gilang, agar saya bisa menggantikan dia...,"
"Dan anda mempermainkan perasaan putri serta keponakan anda sendiri, dari mulai berencana menjodohkan mereka, menggagalkan sayembara yang di buat oleh Alena dan Naira. Bahkan dengan sengaja mempertemukan saya dengan kedua wanita yang sekarang menjadi istri saya...,"
"Lalu setelah itu, seolah-olah anda terpaksa menyetujui keinginan Alena dan Naira untuk menikah dengan saya. Namun kenyataannya, justru anda lah yang mempermainkan mereka, sampai-sampai anda menjadikan mereka berdua sebagai jaminan...,"
Bara benar-benar merasa terpojokkan oleh Valdo saat ini, dia tidak bisa membantah semua ucapan Valdo karena apa yang di katakan itu memang benar adanya.
"Saya lanjutkan, boleh tuan Bara?" Bara diam tidak merespon sedikitpun setiap ucapan yang keluar dari mulut Valdo.
"Oke, saya lanjutkan. Anda merencakan itu semua hanya demi kepentingan anda sendiri, ingin bekerja sama dengan Artamacompany tapi dengan cara yang sangat menjijikan menurut saya. Lalu mana janji yang anda katakan saat sebelum saya menyetujui pernikahan itu, apa boleh saya minta sekarang?" Valdo menatap remeh mertuanya saat ini, dia tidak perduli sekali pun Bara adalah mertuanya.
"Maaf, saya tidak menepati janji itu. Jika saya memberikan semua aset bahkan saham semua bisnis saya, maka saya akan jatuh sejatuh jatuhnya tuan. Apa anda tega dengan mertua mu ini?" Bara mengucapkan itu dengan keberanian penuh, walaupun tangannya kini berkeringat dingin.
Valdo tertawa mendengar perkataan Bara, "Haha, tega? Justru saya tidak tega dengan anda yang terus di hantui oleh rasa bersalah, makannya saya datang menagih janji yang anda katakan dulu!"
"Anda berjanji akan memberikan itu semua kepada paman saya, yaitu Gilang. Dan ya sebenarnya itu memang hak dia karena anda yang mengambil semua milik paman saya! Jadi sudah sepantasnya anda mengembalikan itu semua!" Tekan Valdo.
Mata bara melotot sempurna, bagaimana bisa Valdo mengetahui semua itu. Padahal Bara sudah sebisa mungkin menutup masa lalunya itu, dia memang yang merebut semua milik Gilang. Hanya karena dia merasa iri pada Gilang yang bisa mendapatkan cintanya yaitu Meli.
"Anda tidak perlu terkejut seperti itu, saya tahu semuanya meskipun paman tidak bercerita kepada saya. Tapi hal sepele seperti ini mudah untuk saya ketahui, jadi bagaimana keputusan anda, tuan Bara?" Valdo mengakhiri perkataannya dengan bertanya kepada Bara.
"Beri saya waktu kembali, saya akan membicarakan ini dengan Rezki. Tapi saya mohon satu hal kepada anda tuan Valdo, jangan beri tahu masalah ini kepada Alena ataupun Naira. Mereka kini telah bahagia bersama dengan anda," jawab Bara dengan permohonan di akhir.
Valdo tidak menanggapi perkataan Bara, dia hanya melirik sekilas dengan smirk nya. Lalu setelahnya Valdo pergi meninggalkan Bara seorang diri di ruangan yang cukup sepi itu.
"Sialan!"
...****************...
"Apa sebenarnya yang kamu inginkan dari putra saya, Raisya!"
Raisya terkekeh kecil membalas pertanyaan Tama, "Saya hanya ingin Valdo, sudah itu cukup."
Tama menatap Rendi yang kini berada di sampingnya, dia tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Raisya. Perempuan itu rela menelantarkan anaknya hanya demi laki-laki yang sudah beristri dua, bahkan sudah memiliki anak.
"Kamu seperti memang sudah gila Raisya. Padahal sudah sangat jelas jika Valdo memiliki dua orang istri, apa yang kamu harapkan dari pria yang sudah beristri? Seharusnya kamu sebagai wanita memiliki harga diri yang baik. Jangan sampai mahkota yang kamu miliki itu terjatuh," timpal Rendi memberi saran dengan tenang.
Tama dan Rendi memang sengaja mendatangi Raisya, agar Raisya berhenti mengejar Valdo. Bukan hanya karena Valdo memiliki istri, tapi mereka berdua takut Valdo akan melakukan sesuatu yang justru bisa membahayakan Raisya sendiri.
"Apa peduli om-om ini? Kalian tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti saya. Jadi kalian dengan tega malah menyuruh saya mundur dari jalan untuk mendapatkan Valdo!"
"Kita bukan tega, tapi kita hanya memperingati kamu agar tidak celaka oleh kelakuan kamu sendiri, Raisya!" Tekan Tama.
Raisya hanya terkekeh kecil, "Apa peduli kalian, hah?! Ini urusan saya, semua konsekuensi nya. Jadi lebih baik kalian urus saja urusan kalian!"
Tama dan Rendi sama-sama menghela napas nya pasrah, biarlah Raisya menerima semua konsekuensi nya. Yang terpenting Tama dan Rendi sudah memperingati Raisya.
"Yasudah terserah kamu, kami tidak akan perduli jika Valdo melakukan hal-hal tidak bisa kita kendalikan," ujar Rendi.
Raisya tidak meperdulikan omongan Rendi dan Tama, dia pergi pergi saja, "Biarlah, yang terpenting kita sudah memperingati dia."
BERSAMBUNG!!
Jangan lupa like, komen dan subscribe!
Terimakasih.
Thank you🥰
like + /Rose/buat kamu. semangat ya.