Hai ini novel keduaku..
Bercerita tentang wanita bernama Starlett In Sahara..
Seorang wanita yang dingin dan cuek dengan sekitarnya yang hanya fokus dengan pekerjaannya sebagai asisten CEO bernama Ken Adelard Volkov...
kenapa covernya seorang ballerina? karena Starlet atau yang dipanggil dengan nama Ara merupakan seorang mantan balerina...
ikutin kisah mereka ya..
Novel yang kubuat tidak terlalu panjang dan tidak terlalu banyak konflik.. soalnya aku suka cerita yang enteng dan happy ending.. hehe..
(proses revisi puebi dll)
ig author @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pertama
Ara menghabiskan waktunya untuk berendam di bathtub yang berisi air hangat.
Hampir sejam Ara berada di kamar mandi. Dan itu tentu saja membuat Ken kesal.
"Ara... apakah kau tidur dikamar mandi? ", tanya Ken di depan pintu kamar mandi.
"Ara.. jika kau tidak cepat keluar.. aku yang akan megeluarkanmu.. kuberi waktu 5 menit", ancam Ken.
Ara hanya mendengus kesal dengan ancaman Ken.
Dan akhirnya Ara mengakhiri ritual mandinya. Dia merasa lebih segar sekarang.
"Kenapa di kamar mandi sebesar ini tidak ada bathrobe? Omg.. masa iya aku harus pake handuk ini?", Ara bermonolog sambil memandang handuk mini yang ada ditangannya.
"Huffttt... kenapa aku tidak membawa baju tadi?! ", lanjut Ara.
Mau tidak mau Ara akhirnya melilitkan handuk kecil itu di tubuhnya dan di rambutnya yang basah.
Ceklek..
Ara melihat Ken sedang sibuk dengan ponselnya. Ara keluar dari kamar mandi dan berjalan mengendap endap menuju lemari pakaian.
Ken tersenyum menyadari Ara sudah keluar dari kamar mandi. Tentu saja Ken mendengar bunyi pintu kamar mandinya terbuka.
Ara membuka pintu lemari dengan pelaaaan sekali.
Dan apa yang dilihat Ara? sebuah pemandangan yang menakjubkan. Satu lemari pakaiannya berisi penuh dengan lingerie.
"Apa apaan ini??? ", lirih Ara terkejut.
Tiba tiba pinggangnya dipeluk oleh seseorang dari belakang. Dan orang itu adalah Ken.
"Kau harum sekali sayang... bisakah kita memulainya sekarang? ", ucap Ken tanpa basa basi.
"Kau tau kan aku suka to the point dan tidak bertele tele", lanjut Ken.
"Apa harus sekarang? ", tanya Ara.
Ken menghadapkan tubuh Ara untuk menghadapnya.
"Bukankah ini tujuan kita menikah? ", ucap Ken dengan senyum smirknya.
"Kau menyebalkan.. apakah otak laki laki hanya berisi tentang itu?", jawab Ara jengah.
"Itu apa? coba jelaskan padaku.. atau kau bisa langsung mempraktekkannya padaku", goda Ken.
Ara menggigit bibir bawahnya dan tentu saja membuat Ken tidak mengendalikan hasratnya lagi.
Ken langsung melahap bibir Ara dengan ganas. Satu tarikan membuat handuk yang dipakai Ara lepas seketika.
Dan itu membuat tubuh polos Ara terpampang jelas.
Ken menghentikan ciumannya dan menatap tubuh polos Ara.
Ara yang melihat Ken sedang memandangi tubuhnya langsung memeluk Ken agar Ken tidak melihat ke arah tubuhnya.
"Hei ..kau sudah tidak sabar sayang? ", goda Ken.
"Kau melihat tubuhku..aku malu tau", ketus Ara.
"Aku suamimu Ara.. jadi kau tidak perlu malu", jawab Ken lalu menggendong Ara dan membaringkannya di ranjang.
Ken pun menyusul Ara dengan tubuh polosnya. Dan sekarang saling menempel tanpa ada penghalang lagi.
Ken semakin ganas mencium Ara. Sudah lama dia tidak bercinta.
Ara mencoba menikmati pengalaman barunya dalam bercinta. Dia berusaha mengikuti permainan panas Ken yang sangat lihai.
Ciuman Ken meninggalkan jejak kepemilikan di seluruh tubuh Ara.
"Aaahhh... Keeennn", desah Ara.
"Aku suka suara seksimu sayang", ucap Ken dengan mata penuh hasrat menatap sang istri.
Setelah foreplay cukup lama, Ken sudah siap untuk memasukkan senjata pamungkasnya ke dalam inti Ara.
"Wait....apakah sakit? ", lirih Ara.
"Kudengar begitu.. tapi aku akan melakukannya pelan pelan sayang", ucap Ken lembut.
"Bukankah kau sering melakukannya.. seharusnya kau tau", lanjut Ara.
"Aku tidak pernah melakukannya dengan perawan.. kau yang pertama", ucap Ken tidak sabar.
"Jadi semua mantan kekasihmu tidak ada yang perawan? ", tanya Ara.
"Oh my God.. Ara sayang bisakah kita membicarakan hal itu nanti.. juniorku sudah menunggu lama", ucap Ken yang langsung menutup mulut Ara dengan cara menciumnya.