Terbelenggu Oleh Dua Wanita

Terbelenggu Oleh Dua Wanita

Satu

"Paman mohon, Valdo. Gantikan paman sebagai bodyguard di keluarga Mazaya, ya."

Seorang laki-laki yang di ketahui bernama Valdo itu hanya menghela napasnya berat, dia bisa saja mengganti kan posisi sang Paman untuk menjadi bodyguard. Namun bagaimana dengan pekerjaan nya?

"Kali ini aja, Valdo. Paman gak bisa ninggalin Tante kamu. Paman juga gak bisa melepaskan pekerjaan paman sebagai bodyguard, karena itu sumber mata pencaharian paman," jelas paman.

"Tapi kenapa harus aku, Paman? Kan, bisa yang lain. Keponakan Paman bukan cuma Valdo, aja, kan?" tanya Valdo bingung.

"Karena, cuma kamu yang bisa gantiin Paman, yang lain mana bisa. Badan mereka aja pada kecil," ujar Paman.

Valdo mendelik kecil, jadi maksud pamannya itu badan dia besar begitu. Itu berarti dia gendut dong, padahal badan dia bagus banget, kalau kata orang-orang.

"Jadi badan aku besar gitu?!" tanya Valdo tak terima.

"Iya. Kan emang badan kamu besar, bagus gitu. Cocok kalau jadi bodyguard," jawab Paman.

"Badan aku tuh bagus! Gak gede, berarti kalau gede aku gendut dong!" ucap Valdo tak terima.

"Haha, kamu ini! Maksud Paman tuh, bukan gendut. Tapi emang badan kamu cocok kalau jadi bodyguard," jelas Paman.

"Oh gitu, tapi bentar. Gimana sama kerjaan aku Paman? Perusahaan ini gak akan jalan kalau aku gak ada...," Valdo menjeda ucapan nya.

"Atau gini aja, Paman berhenti aja jadi bodyguard itu. Biar aku yang tanggung semua kebutuhan Paman, sama Tante. Gimana?" ujar Valdo menawarkan.

Paman diam sejenak, dia bisa saja berhenti dari pekerjaan nya dan bekerja di perusahaan milik keponakannya itu. Tapi dia tidak bisa berhenti begitu saja, karena dia memiliki hutang budi pada keluarga Mazaya.

"Enggak. Paman gak bisa berhenti dari pekerjaan itu, Valdo. Keluarga Mazaya sudah banyak membantu Paman," ungkap Paman.

Valdo menatap sang paman sulit, dia tidak bisa memutuskan saat ini. Menjadi bodyguard bukan lah hal mudah, apalagi bagi Valdo yang sedari kecil hidup bergelimang harta, dan tidak pernah kerja di lingkungan orang lain.

"Aku pikirkan lagi ya, Paman. Aku gak bisa ngasih jawaban sekarang, paman juga pasti tau, kalau aku gak pernah kerja sama orang lain," kata Valdo.

Paman menganggukkan kepalanya, tanda mengerti. Dia berharap semoga Valdo bisa menggantikan nya, karena hanya Valdo yang bisa dia andalkan.

***

"Gila aja. Gue gak mau nikah, sama laki-laki yang dijodohin sama papa!" desis wanita yang sedang menggenggam gelas di tangannya.

"Lo aja gak mau. Apalagi gue! Lagian Paman apa-apaan sih, kan yang anaknya Lo Alena, tapi kenapa gue juga harus ikut nikah!" balas wanita lainnya, yang kini sedang menatap tajam wanita yang di ketahui bernama Alena.

"Jadi Lo, nyalahin gue, Naira!" sentak Alena.

"Terus gue harus nyalahin siapa?!" balas Naira tak kalah sengit.

Mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain. Alena Mazaya adalah putri tunggal dari Bara Mazaya, sedangkan Naira Mazaya adalah putri tunggal dari Rezki Mazaya, adik kandung dari Bara Mazaya.

Mereka berdua akan di jodohkan, oleh Bara dengan rekan bisnisnya. Namun Alena dan Naira tentu saja menolak, karena bagi mereka saat ini bukan zaman nya untuk di jodoh-jodohkan.

"Kita, harus cari calon kita sendiri. Sebelum Papa, bawa rekan bisnisnya itu di hadapan kita," ujar Alena, dengan menatap angkuh ke arah luar.

Naira mengalihkan pandangan pada Alena, dia setuju dengan penuturan Alena. Namun bagaimana caranya agar mereka bisa mencari calon nya sendiri? Sedangkan hampir dua puluh empat jam, mereka selalu di awasi oleh bodyguard.

"Gue setuju sama ide Lo. Tapi satu hal yang jadi pertanyaan, gimana caranya hah?! Apalagi bodyguard selalu di sekeliling kita, Lena," resah Naira seraya berjalan bulak balik di kamar milik Alena.

Alena menghela napasnya, itu yang dari tadi dia pikirkan. Bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan calon suami.

"Gue juga gak tau. Tapi ada satu hal, kalau semisal gue yang pertama dapetin calonnya. Lo harus mau...," Alena menjeda omongan.

"Mau apa?" tanya Anita penasaran.

"Mau nikah sama calon gue. Dan sebaliknya kalau semisal Lo yang nemuin calonnya lebih dulu, gue juga harus mau nikah sama calon Lo!" jelas Alena.

Mata Naira melotot sempurna, saat mendengar penjelasan Alena. Jadi mereka akan memiliki suami yang sama gitu?!

"Gila aja! Maksud Lo, suami kita sama hah?!" tanya Naira tak santai.

"Ck, Lo gak ngerti ya. Gini, kalau semisal suami kita sama, kita bisa ngatur dia. Jadi kita tetap bebas ngelakuin apapun," ucap Alena tersenyum smirk.

"Good idea, gue setuju sama pendapat Lo. Ayo kita cari calonnya," ungkap Naira.

Mereka berdua bersorak senang saat mendapatkan ide, untuk membatalkan perjodohan dari sang Papa.

"Oke, cheers!"

***

"Kevin, bisa tolong datang keruangan saya, sekarang!" titah Valdo pada sekretaris pribadinya di kantor.

Baru saja Valdo menutup telepon itu, kini terdengar ketukan di pintu ruangan nya. Sudah pasti itu Kevin yang dia perintahkan untuk menemui nya.

"Masuk!"

Kevin masuk ke dalam ruangan itu, dan menundukkan badannya sebagai hormat kepada Valdo, sebagai atasannya.

"Ada perlu apa, Tuan memanggil saya?" tanya Kevin.

"Lebih baik sekarang kamu duduk dulu, biar enak ngobrol nya," sergah Valdo, sebelum menjawab pertanyaan dari Kevin.

Kevin menganggukkan kepalanya dan mulai duduk di kursi yang kini berhadapan dengan Valdo, namun masih terhalang oleh meja.

"Saya, akan cuti selama kurang lebih satu bulan. Ada hal pribadi yang harus saya urus."

"Jadi, saya memanggil kamu kesini, untuk memberikan tugas lebih kepada kamu, Kevin. Tapi kamu tenang saja, gaji kamu saya naikan dua kali lipat dari gaji biasanya," jelas Valdo.

Kevin diam mendengarkan penjelasan dari Valdo, sebagai sekretaris pribadi Valdo, dia sedikit terkejut karena tidak pernah sekalipun Valdo mengambil cuti.

"Apa kamu keberatan, Kevin?" tanya Valdo pada Kevin, karena dari tadi Kevin hanya diam tidak menjawab.

"Eh, anu Tuan. Saya tidak keberatan sama sekali, saya hanya bingung, tumben sekali Tuan mengambil cuti," ucap Kevin.

"Saya sudah bilang, ada urusan keluarga. Dan hanya saya yang bisa menyelesaikan urusan ini, Kevin. Jadi saya percayakan perusahaan ini kepada kamu!" jelas Valdo kembali.

"Baik Tuan. Saya akan menjalankan tugas dari Tuan sebaik mungkin, dan saya juga berterima kasih karena sudah mau menaikkan gaji saya," balas Kevin, dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

"Oke, hanya itu yang saya ingin bicarakan dengan kamu. Selebihnya tidak ada, jadi sekarang kamu bisa kembali ke ruangan kamu sendiri," ungkap Valdo.

Kevin hanya menganggukkan kepalanya dan beranjak dari duduknya untuk kembali ke ruangannya, sebelum itu dia juga berpamitan secara formal terhadap Valdo.

Setelah Kevin keluar dari ruangannya, Valdo menyandarkan tubuhnya pada kursi kebanggaan miliknya. Dia berusaha sekuat mungkin untuk bisa menolak semua keinginan sang Paman.

Namun bagaimana bisa, dia menolak keinginan Pamannya. Namun saat kecil Valdo di urus dan dijaga oleh sang Paman, jadi apapun alasannya Valdo tidak bisa menolak.

"Saya setuju dengan permintaan, Paman. Dan saya berharap semuanya berjalan lancar."

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaa maaciw 💙

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal thor..

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!