Menikahi Pria Koma

"tunggu, ini aneh, kenapa tiba-tiba ada pergurus panti yang menelpon dan meminta kabar dari Maudy?" tanya mama Lolita menghalangi papa Anan yang hendak mengirimkan nomer telepon Maudy ke pengurus panti.

"Iya juga, apa yang mereka inginkan?" tanya Anan mulai ikut berfikir.

Tak lama kemudian Mona pulang kerumahnya dan menghampiri papa dan mama nya yang saat ini tengah fokus berbincang.

"Ada apa ma, pa?" tanya nya sambil duduk di Sofa samping mama nya.

"Ada pengurus panti yang menghubungi papa mu meminta nomer telpon Maudy, tiba-tiba mereka mencari keberadaan Maudy, ini aneh kira-kira ada apa ya?" tanya Lolita lagi.

Mona mengerutkan keningnya dan berusaha mencerna perkataan mama nya barusan serta mencari kesimpulan.

"Apa mungkin ada orang yang mencari Maudy? Dan meminta pengurus panti untuk mencari informasi tentang keberadaan nya sekarang?" ucap Mona dengan cepat mengambil kesimpulan.

"Ya, benar aku kira Mona mungkin sangat benar," kata mama Lolita.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus memberikan nya?" tanya Anan lagi.

"Tunggu, tidak, jangan berikan, jangan biarkan orang itu menemukan Maudy, biarkan saja, kita sekarang sudah tidak ada hubungannya dengan Maudy, sebaiknya kita tidak boleh ikut campur," ungkap Mona menghalangi.

"Ya aku rasa Mona benar," kata mama Lolita lagi.

"Yasudah kalau begitu, aku akan memblokir nomer nya agar mereka tidak menghubungi ku lagi," kata Anan.

Ternyata satu kelaurga sama-sama jahat inilah kelaurga Mona.

Sementara itu di sisi lain.

"Maudy, sudah sore sebaiknya kita tutup saja toko nya, aku tau kau pasti sangat lelah, kau bahkan belum makan dari tadi siang karena terlalu sibuk dengan pekerjaan mu," kata wanita pemilik toko.

"Iya bibik, sebantar lagi, sebaiknya bobok pulang saja, bibik juga pasti sangat lelah, terima kasih untuk makanan nya," kaya Maudy masih fokus dengan pekerjaan nya.

"Ah iya, baik lah kalau begitu, makan lah selagi masih hangat, aku kembali ke rumah dulu," kata pemilik toko itu yang kemudian berjalan keluar dari toko bunga milik nya.

Sesungguhnya pemilik toko cukup perihatin dengan keadaan Maudy, ia tau semua tentang kehidupan Maudy karena Maudy menjadikan nya tempat curhat terbaik, karena itu ia selalu memperhatikan Maudy khawatir kalau-kalau Maudy menagis sendirian lagi dan menyiksa diri dengan tidak makan seharian.

Setelah mengantar makanan untuk Maudy, bibik pemilik toko pun pergi dari sana karena memang harumi sudah sore, rumah nya tak begitu jauh dari toko bunga tersebut, sedangkan Maudy memutuskan untuk tidur di toko saja di sana ada satu kamar kecil yang lumayan nyaman untuk ia tinggali dan gratis karena ia adalah karyawan pemilik toko tersebut.

Toko bunga tersebut terletak di pinggir jalan raya karena itu lah membuat toko bunga tersebut sangat laris harga bunga nya juga jauh lebih terjangkau dari toko-toko bunga yang lain, di mana begitu banyak orang berlalu lalang berkesempatan membeli bunga-bunga indah hasil rangkaian Maudy.

Sementara itu ...

"Kemana lagi aku harus mencari? Papa dan mama sangat berharap kalau aku bisa menemukan nya, tapi begitu sulit mencari seseorang di kota yang luas ini," batin Randy sambil mengemudi mobil nya.

"Di tambah lagi dengan panti asuhan yang tak menyimpan informasi bahkan mereka gagal mendapatkan nomer nya," kata Randy lagi.

Namun di tengah-tengah damai mengemudi mobil, tiba-tiba Randy merasakan ada yang aneh dengan mobil nya. Bukan aneh lagi tiba-tiba mobil nya mati begitu saja di pinggir jalanan.

"Astaga ada apa lagi ini?" kata Randy yang kemudian turun dari mobil dan melihat sekeliling mobil.

Ia memeriksa empat ban yang ada di mobil tersebut, namun nyatanya baik-baik saja tidak ada yang terlihat aneh dengan ban mobil bahkan tak ada yang bocor.

Randy pun memutuskan untuk membuka dan memeriksa mesin nya, entah apa yang terjadi namun Randy bukan lah seorang montir, dia tidak bisa memahami mobil tersebut.

"Bagaimana ini? Aku baru di sini, aku tidak tau bagaimana cara aku bisa mendapatkan montir untuk memperbaiki mobil," kata Randy yang meletakkan kedua tangannya di pinggang sambil melirik sekeliling jalanan yang ramai pengendara.

Tes ... Tes ... Tes ...

Terasa dingin beberapa tetes air hujan mulai membasahi rambut dan wajah Randy, ia tak menyadari kalau saat itu cuaca cukup buruk.

"Astaga malah hujan, jika aku berteduh dan berdiam diri di dalam mobil sama saja aku tidak akan mendapatkan bantuan," kata Randy sambil celingak-celinguk mencari tempat yang menurut nya cocok untuk ia berteduh dan mencari bantuan.

Akhirnya ia melihat sebuah toko bunga yang pada saat itu lampu depan masih menyala meskipun sedikit redup.

"Di sana saja, siapa tau pemilik nya bisa membantu ku menghubungi montir," ucap Randy yang tampa ragu segera melangkahkan kakinya pergi menuju tempat tersebut.

Namun sebelum Randy tiba, seseorang keluar dari dalam toko dan hendak menutup toko tersebut.

"Astaga tunggu!" kata Randy bergegas dan berlari menghampiri toko tersebut.

"Astaga mengangetkan saja," kata Maudy sambil mengelus-elus dada nya.

"Maaf aku butuh bantuan dan tempat berteduh, bisakah kau membantuku?" tanya Randy yang badannya sedikit basah.

Maudy mengerutkan keningnya dan menatap wajah Randy dengan sedikit bingung.

"Kau berteduh di tempat lain saja, aku ingin menutup toko ku," kata Maudy tak ingin memberikan belas kasihan.

"Astaga apa kau tidak punya hati nurani? Aku ini sedang basah kuyup dan minta bantuan," ujar Randy lagi.

Maudy yang melihat Randy sudah sangat kedinginan pun sedikit iba, hati nuraninya mulai terketuk.

"Baik lah, silahkan masuk," jawab Maudy mempersilahkan Randy masuk ke dalam toko nya.

Randy yang mendengar itu seketika menjadi lega, ia dengan cepat melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko Maudy.

"Terima kasih banyak," ucap nya kepada Maudy.

"Duduk lah," kata Maudy singkat, ia kembali ke meja kerja nya.

"Nona, apa kau tau ada montir terdekat di sini yang bisa di hubungi?" tanya Randy.

"Aku tidak tau," jawab Maudy singkat.

"Aku akan membayar mu jika kau mau membantu ku," sogok Randy.

"Apa aku terlihat sangat miskin?" tanya Maudy geram dengan ucapan Randy barusan.

"Ya, aku tidak bilang begitu, kau sangat cuek dan dingin apakah kau tidak punya rasa simpati aku ini orang luar, mobil ku mogok di depan toko mu aku minta bantuan kau malah marah-marah dan berwajah jutek bagaimana bisa banyak orang membeli bunga di sini jika melihat wajah mu itu," omel Randy.

Maudy menatap Randy dengan tatapan tajamnya ia terlihat sangat kesal dengan ucapan Randy barusan.

"Aku benar-benar tidak tau, kau bisa berteduh di sini nanti setelah hujan berhenti kau bisa mencarinya sendiri, aku di sini juga seorang karyawan baru jadi aku benar-benar tidak tau," jawab Maudy menjelaskan dengan rasa kesal.

Kini giliran Randy yang terdiam karena mendengar omelan Maudy.

Bersambung ....