damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sugi, eric vs lima patkai
Seketika itu juga 3 senior eric yaitu rehan, tio, herra terlihat mulai terhuyung huyung kebelakang.
Mereka benar benar tidak menyangka pria udik ini benar benar ingin mati, tidak masalah jika hanya pria udik itu yang mati, namun bagaimana bila mereka ikut terseret?
Siapa sangka eric mulai maju ke depan dan membungkukan badanya ke arah lima om om yang sedang menatap nyalang sugi.
"Maafkan saya tuan tuan... ini salah saya! Tolong maafkan kami!" Ucap eric yang malah pada saat ini meminta maaf.
"Maafkan saya tuan tuan, saya bersedia mendapatkan hukuman asalkan nyawa kami di ampuni!" Imbuhnya.
Kelima patkai itu berdiri di hadapan eric dengan wajah murka, kemudian salah satu dari patkai itu meninju perut eric.
Bug!
Seketika itu juga eric langsung berubah menjadi udang dan terkapar di lantai.
"Minggir kamu keparat!" Ucap salah satu om om. Kini menyisakan kelima om om ini yang berhadapan langsung dengan sugi secara langsung.
Sugi memandangi kelima orang ini dengan dingin. Saat ini sugi cukup marah, tingkat kemarahannya saat ini sudah cukup untuk menghapus ketakutan yang ada di dalam hatinya.
Bahkan pada saat ini sugi rasanya ingin memukuli orang saja sebagai pelampiasan.
"Beraninya kamu menghina kami! Apa kamu tahu siapa kami?!" Tanya salah satu om om.
"Siapa kalian aku sama sekali tidak perduli! Namun karena kalian telah menakut nakuti wanita ini, maka kalian harus aku hentikan!" Ucap sugi dengan tegas.
Salah satu om om yang ada di sana tersenyum sinis, "dasar bodoh! Memang wanita ini adalah pelayan, kami sudah memesannya jauh jauh hari dengan harga yang mahal!"
"Oh, berarti tempat ini perlu aku rubuhkan!" Ucap sugi.
"Rubuhkan? Pria tidak jelas sepertimu ingin merubuhkan tempat ini? Memangnya kamu fikir kamu adalah tuan tidak terkalahkan?!" Ucap om om yang satunya lagi.
Ketika sugi dan kelima om om ini sedang beradu mulut seperti ini, terlihat para penonton yang ada di sekitarnya mulai berkeringat deras.
Pemuda tidak jelas ini benar benar berani melawan lima bos besar ini.
"Su-- sugi, tolong tahan amarahmu... minta maaflah kepada kelima tuan ini.... mereka berlima adalah purnomo, karto, basuki, tangwin dan condromowo mereka di kenal sebagai lima bos besar." Ucap eric yang masih di lantai dan berusaha bangkit lagi.
Salah satu om om itu menyeringai ke arah sugi, ia adalah basuki, "apakah kamu tuli pria bodoh! Dengarkan apa ucapan temanmu! Kami ini adalah purnomo, karto, basuki, tangwin dan condromowo! Kami adalah lima bos besar!"
"Purnomo, karto, basuki, tangwin dan condromowo?!" Tanya sugi dengan ekspresi aneh, benar benar sangat aneh.
Beberapa orang dari kejauhan terlihat sedang mengerumpi, "sialan pantas saja terlihat familiar, ternyata mereka adalah purnomo, karto, basuki, tangwin dan condromowo, kelima bos besar."
"Wah, kalau benar mereka adalah lima bos besar, mati kita semua!"
Salah satu om om itu menyeringai, ia adalah tangwin, "bersujudlah bocah! Kalau kamu bersujud dengan baik dan memohon dengan baik pula, mungkin kami mempertimbangkan dan meberikanmu kematian yang cepat! Namun ka--"
Bugh!
namun siapa sangka sebelum om tangwin menyelesaikan kalimatnya kaki sugi terlebih dahulu terangkat dan langsung menendang selangkangan om tangwin, membuat keturunan ken arok itu terkapar di lantai menjadi udang.
Sambil memasang wajah dingin sugi berucap, "ngawur kalian, purnomo, karto, basuki, tangwin dan condromowo adalah tokoh tokoh di novel sebelah! Dan mereka berlima adalah penjahat dan jin khodam, bukan lima babi seperti kalian!" Ucap sugi yang tak habis fikir dengan nama lima babi ini yang sama seperti di tokoh tokoh penjahat di novel tuan muda terbuang dan khodamnya.
Om condromowo tanpa basa basi lagi langsung meninju ke arah sugi.
Namun karena ukuran tubuh om condromowo yang terlalu besar, menyebabkan tinjunya itu sangat lambat. Alhasil sugi dengan sangat mudah menghindar dan langsung menendang selangkangan om condromowo.
Bugh!
Jin khodam gal-- ahhh om condromowo langsung menyusul temannya menjadi udang di lantai, kekacauan benar benar terjadi di tempat ini.
***
Sementara itu di lantai 2, terlihat ruangan yang jauh jauh lebih mewah dari ruangan di lantai 1.
Tentu saja dengan ruangan semewah ini orang yang ada di dalamnya juga sudah pasti bukan orang biasa.
Terlihat hanya ada dua orang yang berada di ruangan ini. Di salah satu meja di ruangan itu terlihat setumpuk batang emas dan perhiasan perhiasan mewah.
"Tuan bram silahkan..." ucap wanita cantik dengan sebuah gaun merah, ia terlihat menuangkan sebuah wine mahal ke gelasnya orang yang di panggil tuan bram.
Tuan bram menganggukan kepalanya, "Terimaksih nona kanaya..."
"Saya yang harusnya berterimakasih, tuan bram. Karena anda telah menjaga kami dan membuat tempat ini aman dan kondusif."
Nona kanaya adalah wanita pemilik tempat ini, sedangkan tuan bram adalah backingannya yang menjaga tempat ini, entah itu dari pemerintahan, usaha lain yang iri, atau dari kelompok jahat.
Sedangkan batangan emas dan beberapa perhiasan ini adalah bentuk bayarannya. Tuan bram hanya menerima emas dan perhiasan.
Tuan bram dan nona kanaya terlihat mengobrol dengan santai di ruangan ini.
Namun ketenangan kedua orang itu langsung hancur, begitu pintu terbuka dan seorang pelayan terlihat berlutut di hadapan nona kanaya.
"Nona, bahaya! Ada kericuhan yang terjadi di lantai bawah!"
"Kericuhan?!" Ulang nona kanaya dengan ekspresi heran. Sangat jarang ada kericuhan di tempatnya ini karena semua orang yang berkunjung di bar ini seharusnya sudah tau bahwa tempat ini di jaga oleh tuan bram.
Nona kanya menoleh ke arah tuan bram, "maafkan saya karena mengganggu istirahat anda tuan, sepertinya ada kericuhan!"
Tuan bram menyeringai, kemudian ia berdiri. Tubuhnya yang gempal benar benar tampak mengintimidasi. Terlebih lagi sebenarnya tuan bram ini bukanlah sosok biasa, dia juga memiliki sedikit kemampuan mistis.
***
Sementara itu di lantai 1....
Terlihat eric yang pada saat ini ikut bertarung bersama sugi.
"Bajingan tengik! Siapa suruh kamu memukuliku!" Teriak eric sambil menendang om om yang tadi sempat memukul perutnya, yang tidak lain adalah om purnomo.
Mungkin karena pada saat ini adrenalin sudah mengalir deras di aliran darah eric, menyebabkan eric tidak takut dan cenderung beringas.
Kelima babi yang mengaku bernama sama seperti tokoh tokoh di novel sebelah kini sudah terkapar di atas lantai.
Salah satu penjaga pribadi dari salah satu babi itu berlari ke arah sugi, "berani sekali kamu!"
Sugi menoleh ke arah meja, dia menemukan botol wine. Tanpa basa basi lagi sugi langsung mengambil botol wine itu dan langsung menghantamkannya ke kepala penjaga itu.
Duar!
Penjaga itu terhuyung huyung kebelakang dan tergelatak begitu saja.
Sementara itu 3 senior eric, dan pengunjung lainnya hanya bisa tiarap di bawah meja, bersembunyi denga wajah ketakutan.
Mereka keluar juga tidak bisa karena pintu langsung di kunci, oleh para pelayan.
"Siapa yang berani membuat kericuhan di bar ini?!" Sebuah suara yang menggema langsung menjadi perhatian semua orang, termasuk sugi.
Tidak lama kemudian terlihat seorang pria dengan tubuh gempal, dan mengintimidasi turun dari tangga di ikuti beberapa orang yang tampaknya orang orang penting.
oooooo