"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
Dua puluh menit akhirnya mobil Revan sampai di depan gerbang sekolah Yuna. Anin pun buru-buru turun dari mobil. "Ayo princess.." Anin menari tangan Yuna dengan lembut berjalan masuk ke sekolah Yuna dan Revan pun ikut mengantar Yuna masuk ke sekolah.
"Princess papa yang rajin ya belajar nya, oke." ucap Revan sembari mengelus kepala Yuna.
"Oke papa." balas Yuna. "Papa, bunda Yuna masuk kelas ya.." pamit Yuna pada keduanya.
"Iya sayang.." sahut Revan bersamaan. "Jangan nakal ya princess.." ucap Anin sebelum Yuna masuk kelas.
"Iya bunda." Yuna pun mencium punggung tangan Revan dan Anin, setelah itu baru dia jalan masuk kedalam kelasnya.
Saat Revan akan berbalik arah, Anin sudah tidak ada berdiri di sampingnya. Dan Revan melihat ternyata Anin sudah berjalan ke depan gerbang. Buru-buru Revan melangkahkan kakinya menyusul Anin.
"Anin, kamu mau kemana?!" tanya Revan ketika melihat Anin berjalan ke sebelah kiri. Kemudian Anin menghentikan langkahnya.
"Saya mau ke halte bis tuan, mau tunggu taksi." jawab Anin.
"Biar saya antar!"
"Tidak usah tuan biar saya pulang naik taksi saja." tolak Anin.
"Masuk Anin, biar saya antar kamu sekalian saya mau ambil dokumen yang tertinggal." ucap Revan berbohong, padahal hanya mau mengantar Anin saja. Kalau tidak membuat alasan begitu Anin pasti menolaknya lagi. Sebenarnya Revan mengerti kenapa Anin menolak, karena dirinya sempat menyuruh Anin pulang naik taksi ketika mereka habis mengantar Yuna sekolah. Dengan alasan kalau lagi ada meeting. Apalagi waktu itu nada bicaranya cukup datar pada Anin. Pasti Anin merasa tidak enak dan takut padanya.
"Ta-tapi.."
"Masuk ke mobil Anin!" ucap Revan lagi.
Anin pun masuk kedalam mobil karena dia tidak mau berdebat dengan Revan. Tapi ini aneh menurutnya, kenapa tiba-tiba saja Revan mau mengantarnya pulang. Padahal arah kantor dan rumah berbeda arah. Dan biasanya lelaki itu tidak suka kalau dirinya naik mobilnya. Tetapi Anin hanya bisa bertanya-tanya dalam hatinya saja.
Sementara di tempat lain, pagi-pagi Gladies sudah datang ke rumah Revan. Sejak dirinya tiba-tiba saja di putuskan oleh Revan karena lelaki itu telah mengetahui apa yang di lakukan oleh dirinya di belakang lelaki itu, sulit sekali dirinya bertemu dengan Revan. Apalagi dia baru tahu kalau ternyata Revan tidak sudah bisa berjalan dan ternyata lelaki tidaklah lumpuh. Tahu begitu kemarin-kemarin dia tidak menjauhi mantan kekasihnya itu. Dan sekarang dia sangat menyesal putus dari Revan. Andai saja kemarin dia mau membantu mengurus Revan ketika kaki lelaki itu cedera pasti Revan masih berada di sisinya. Dia harus bisa mengambil hati Revan lagi.
"Maaf tuan besar, di luar ada wanita yang namanya Gladies. Katanya dia mau bertemu dengan tuan Revan." ucap security pada kakek Ray.
"Mau apa wanita itu kesini! Ya sudah suruh dia masuk." ucap kakek Ray.
"Baik tuan besar." Security itu pun keluar dari rumah untuk mempersilahkan Gladies masuk, yang masih berada di luar tepatnya di depan Gerbang.
"Mau apa lagi kamu mencari cucu saya?!" tanya Kakek langsung ketika Gladies sudah masuk kedalam rumah keluarga Maherza dan sekarang tengah duduk di ruang tamu bersama kakek Ray.
Mendengar pertanyaan dari kakek Ray, dalam hati Gladies sangat kesal. Selain Yuna, putri dari Revan ada lagi yang tidak setuju dan tidak suka dengan hubungannya dengan Revan yaitu lelaki tua yang duduk di hadapannya ini. Mereka lah penghalang terbesarnya untuk bisa mendapat Revan kembali ke sisinya. Tapi dia harus pura-pura baik dan bicara lemah lembut di depan kakek Ray.
"Maaf kek Gladies ingin bertemu dengan Revan, karena ada yang harus Gladies bicarakan padanya." jawab Gladies lembut.
"Mau bicara apa lagi kamu pada cucu ku?! Bukan kah kalian sudah tidak lagi menjalin hubungan?!" tanya Kakek Ray datar yang memang sudah tahu dari Dian kalau cucunya sudah tidak lagi berhubungan pada Gladies karena Revan sudah mengetahui wanita itu seperti apa. Dan itu membuat kakek Ray lega karena Revan sudah mengetahui perilaku Gladies sebenarnya.
"Iya kek, tapi itu hanya salah paham. Makanya saya kesini mau menjelaskan kesalahpahaman itu pada Revan. Kakek kan tahu kalau Revan cinta sekali pada Gladies." ujar Gladies percaya diri membuat kakek Ray tersenyum tipis.
"Kesalahpahaman apa? Semua sudah jelas kalau kamu sudah mengkhianati cucu saya!" ucap kakek. "lebih baik kamu pergi, karena Revan tidak ada di rumah dia sudah berangkat ke kantor lebih awal. Dan ya, jangan pernah lagi mendekati cucu saya karena dia sudah menikah dengan Anin!" tambah kakek Ray lagi.
"A-apa! Re-Revan sudah menikah, dengan Anin?!" Gladies terkejut mendengar ucapan Kakek Ray barusan. "Kakek bohong kan..! Tidak mungkin, ini pasti akal-akalan kakek kan biar saya tidak bersama dengan Revan. Saya tahu kakek tidak menyukai hubungan kami dari awal." ucap Gladies lagi yang tidak percaya kalau Revan menikah dengan Anin, pengasuh Yuna.
"Hah! Buat apa saya bohong sama kamu. Revan memang sudah menikah! Sekali lagi saya peringatkan kamu jangan pernah datang menemui cucu saya lagi dan jangan coba-coba kamu mengganggu rumah tangganya." ancam kakek Ray. "Silahkan kamu pergi dari rumah ini, lagian Revan tidak ada dirumah!" usir Kakek Ray.
Gladies mengepalkan tangannya kesal dan emosi melihat kakek Ray yang mengancam dan mengusirnya tapi dia mencoba menahannya. Jangan sampai dia lepas kendali, bisa semakin sulit dia kembali pada Revan. Saat Gladies akan beranjak dari sofa, Revan dan Anin baru saja masuk kedalam rumah dan mereka berdua terkejut melihat Gladies ada di rumah. Sementara Gladies emosinya semakin menambah ketika melihat Revan dan Anin berjalan beriringan masuk kedalam rumah. Apa benar mereka sudah nikah? Kapan? Kenapa dirinya tidak mengetahuinya sama sekali.
"Buat apa lagi kamu datang kesini?!" tanya Revan datar.