Dhea mencintai Vean, tapi Vean menjalin kasih dengan Fio—sahabat Dhea.
Mencintai seseorang sejak masih SMP, membuat Dhea terus saja berharap kalau cintanya akan bersambut. Sampai akhirnya gadis itu menyerah dan memilih pergi saat pria yang dicintainya akan bertunangan dengan sahabatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 Keputusan Berat (Satu Tahun Pertama)
Salah satu pengunjung di sana berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan temannya.
"Sinta, jadi kamu sudah tidur dengan Alex?"
"Iya, dong."
Vean langsung menoleh. Dia melihat penampilan perempuan yang bernama Sinta itu. Perempuan itu memakai pakaian seksi. Diam-diam Vean mendengar percakapan perempuan yang bernama Sinta dan temannya. Dia memang tidak mengenal Sinta, apalagi pria yang mereka bicarakan, yang bernama Alex.
Dari pembicaraan itu, bisa dipastikan bagaimana pergaulan mereka, yang sangat bebas. Ya, ini memang negara besar dengan pergaulan bebas. Vean juga sangat tahu itu, dan tidak peduli karena bukan urusannya juga. Masalahnya, dia jadi teringat kembali dengan Dhea. Gadis polos berwajah cantik dan berotak cerdas. Apa gadis itu juga akan terjebak dengan pergaulan seperti itu?
Keesokannya, Vean dan Arya pergi ke salah satu universitas. Mereka berkeliling kampus yang besar itu.
Di kampus itu, banyak mahasiswa berasal dari berbagai negara. Dari negara-negara Asia juga banyak.
Apa kamu ada di kampus ini?
Vean penasaran, tapi juga tidak mau bertanya. Matanya hanya memandang ke sekeliling.
"Di kampus ini juga banyak mahasiswa dari Indonesia, ada yang dengan jalur mandiri, ada juga yang mendapatkan beasiswa."
"Apa Anda ingin bertemu dengan mereka, Tuan?"
"Hmmm ... tidak."
Lebih baik tidak mencari tahu, apalagi bertemu.
"Akhir tahun ajaran, dijadwalkan akan diadakan pertemuan dengan para mahasiswa di sini, Tuan."
"Akhir tahu ajaran?"
"Benar."
Itu masih empat bulan lagi, pikir Vean.
"Di sini, ada tiga mahasiswa kedokteran dari Indonesia. Ada yang mendapatkan beasiswa, namanya ...."
"Berikan saja yang terbaik untuknya," ucap Vean dengan cepat.
"Baik, Tuan."
Arya melirik Vean yang menurut dia, selalu saja memotong perkataan Willian, seperti merasa segan mendengar sesuatu.
Mereka melakukan kunjungan ke beberapa universitas selama beberapa hari ke depan. Mungkin benar mereka tidak berjodoh, karena Dhea dan Vean sama sekali tidak pernah bertemu.
Apa mungkin Tuhan telah memudahkan jalan bagi Dhea untuk benar-benar melepaskan masa lalunya itu?
Vean dan Arya akhirnya kembali ke hotel, sedangkan William kembali ke perusahaan.
keesokan sorenya, setelah menyelesaikan sisa pekerjaan dan meeting dengan rekan bisnis, Arya dan Vean kembali ke Indonesia.
"Aku pulang," ucap Vean pelan, entah pada siapa.
Lagi-lagi dia hanya menatap langit di luar sana. Langit yang mulai berubah warna menjadi jingga. Terlihat indah dan menenangkan.
Namun, entah kenapa membuat hati seolah bersedih. Seperti ada yang kurang, seperti ada yang hilang.
Vean menajamkan mata setelah langit benar-benar gelap. Arya sendiri juga sudah tidur.
Keesokan paginya mereka tiba di bandara. Tidak ada waktu untuk beristirahat, mereka langsung pergi ke kampus.
"Oya, kapan kamu harus check up?"
"Lima hari lagi."
...💦💦💦...
Empat bulan kemudian
Tidak terasa, sekarang adalah akhir tahun ajaran. Vean tidak pergi ke Amerika untuk menghadiri acara itu, karena dia sendiri juga sangat sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya.
"Kamu tidak memiliki keluhan apa pun, kan?" tanya Juna pada Arya.
"Tidak, aku baik-baik saja."
"Syukurlah kalau begitu."
"Apa ada yang kamu pikirkan?" tanya Juna pada Arya.
"Tidak."
"Kamu terlihat cemas."
"Tidak, aku hanya lelah saja."
Arya memang terlihat seperti orang yang banyak pikiran.
Di lain tempat
Dhea menyadarkan tubuhnya di atas kasur. Wajahnya terlihat sangat pucat dengan bulir keringat besar-besar.
"Kamu sih, aku bilang juga apa. Jangan kelelahan dan makan yang teratur."
"Iya, iya. Maafkan aku yang sudah merepotkan kamu."
"Berarti besok enggak jadi?"
"Jadi."
"Oke."
Mereka memutuskan untuk berlibur, menikmati hidup setelah bekerja keras selama ini.
Dhea menghela nafas dalam-dalam.
Aku baik-baik saja, aku akan baik-baik saja.
Hari ini ada kunjungan mendadak di rumah sakit. Kegiatan yang dilakukan beberapa bulan sekali. Arya tadi pagi meminta ijin kepada Vean, entah apa yang ingin pria itu lakukan.
"Mungkin rumah sakit ini harus di perbesar lagi," ucap Bram.
Keluarga besar mereka memang memiliki banyak usaha di berbagai bidang. Bram sendiri fokus dengan rumah sakit dan alat-alat kesehatan juga obat-obatan.
Di tempat yang sama, Dhea sedang menunggu seseorang yang sedang menebus obat. Cukup lama, dan itu membuat Dhea merasa bosan. Memang dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Bukan hal yang mudah, karena hanya untuk mengambil keputusan ini saja, dia harus memantapkan hatinya.
"Katanya keluarga besar tuan Candra dan beberapa investor sedang melakukan kunjungan?"
"Iya, akhirnya aku bisa melihat tuan muda Vean lagi, ganteng banget."
"Tapi dia sudah bertunangan dengan nona Fio."
Deg
Kaki Dhea mendadak lemas. Dia yang tadinya berjalan-jalan di taman rumah sakit, malah mendengar pembicaraan itu.
Tentu saja Dhea langsung tahu siapa yang orang-orang itu bicarakan. Dhea langsung mempercepat langkahnya, menoleh ke belakang, takut kalau salah satu dari mereka ada yang melihatnya.
Bruk
"Maaf."
"Maaf."
"Dhea?"
"Fio?"
Mereka terdiam, waktu seolah berhenti. Wajah Dhea mendadak pucat. Dhea melihat siapa saja yang ada di sana.
"Dhea, kamu apa kabar?" tanya Juna menghilangkan keheningan.
"Wah, kak Juna sudah jadi dokter, ya."
"Berkat doa kamu. Kamu juga tidak akan lama lagi akan menjadi dokter, kan? Oya, sedang apa kamu di sini?"
"Oh, aku sedang liburan, jadi memutuskan pulang sebentar."
"Kamu sakit?"
"Enggak, aku hanya sedang mengantar teman aku."
Dhea merasa tidak nyaman dipandang seperti itu oleh Fio, Vean, kedua orang tua Vean, kedua orang tua Fio, dokter Bram dan istrinya, juga beberapa investor.
Dia seperti orang yang tertangkap basah sedang melakukan kesalahan.
sy mencari2 cerita yg berbeda..kebanyakan sama....hy beda nama tokok dan sedikit alur..trus klaim mrk yg awal membuat cerita..muak saya.
terima kasih thor,membuat cerita yg bagus..ah,knp baru nemu sy cerita bagus gini
cintanya dipupuk hingga subur
dimana nih rasa malunya
aku juga pernah lho namnya cinta dalam diam sama pacarnya sahabat sendiri tapi gk kyk Dhea terang²an dengan mengejar seseorang yang tak pasti!!
sakit hati kan rasanya ditolakk !!,,
udah baca 3 kali, udah tau Endingnya kek mana, tapi kenapa gk bisa nahan air mata