NovelToon NovelToon
Suamiku Tak Seperti Mereka

Suamiku Tak Seperti Mereka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Impian setiap wanita adalah menikah dengan pria yang mencintai dan dicintainya. Namun takdir berkata lain untuk Azura, gadis cantik yang terpaksa menikah dengan pria pengidap gangguan jiwa demi kepentingan keluarga tirinya.

Meski sang ayah masih hidup, hidup Azura sepenuhnya digenggam oleh ibu tiri yang licik dan kejam. Akankah Azura mampu bertahan dalam pernikahan yang tak diinginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 5 - Tempat tinggal/penjara

"Azura, kini kamu memiliki dunia baru. Hiduplah seperti apa yang kamu inginkan tanpa tekanan dari keluargamu lagi. Tapi ingat, sekarang kamu sudah punya suami. Jadi, bukan hanya dirimu yang harus di jaga tapi suamimu juga."

Pak Adrian memberi beberapa pesan pada Azura sambil menggiringnya masuk ke dalam Vila yang berpintukan besar tersebut.

Adapun Azura, entah apa yang di artikannnya dari pesan mertuanya itu. Tapi yang pasti, ia merasa jika hidupnya itu hanya berpindah dari satu penguasa ke penguasa lain.

Apalagi, orang yang akan menjadi partner seumur hidupnya itu merupakan orang dengan gangguan jiwa. Mungkin inilah nasibku, pikirnya.

**

Waktu pun berjalan detik demi detik. Kini, langit mulai cerah dengan matahari yang semakin meninggi ketika Azura akhirnya dipersilakan masuk ke dalam vila.

Suasana megah dengan interior klasik serba krem dan emas seolah menyambutnya... namun bagi Azura, semua itu justru terasa dingin dan asing.

“Ini kamar Anda,” ucap salah satu pembantu wanita sambil membukakan pintu.

Sebelum masuk, Azura memutar pandangannya dan mencari sosok pria yang sudah jadi suaminya. Tapi sejauh mata memandang, ia tidak melihatnya meskipun sekedar bayangannya. "Dia pergi kemana??."

Akhirnya, Azura pun masuk perlahan ke sebuah kamar yang luas, dengan kasur berkanopi putih, jendela besar yang menghadap taman belakang, dan lemari yang terbuat dari kayu jati.

Saat tatapannya lurus ke meja rias, riasan dan berbagai alat makeup sudah berjejer rapi dan lengkap dengan keadaan baru. Namun tak ada satu pun dari barang-barang tersebut yang membuatnya nyaman.

“Aku… sendiri di sini?,” gumam Azura pelan.

Belum sempat ia duduk, suara pintu di belakangnya terbuka kembali. Azura langsung menoleh, dan jantungnya pun kembali berdegup dengan kencang.

Rangga.

Pria itu berdiri di ambang pintu, sambil menatap lurus padanya, lalu melangkah masuk tanpa berkata apa pun.

Refleks, Azura pun bergeser ke sudut kamar karena gugup. "Ka-kalau mau... aku bisa keluar dulu," ucapnya canggung, namun tak digubris.

Tapi Rangga hanya berjalan ke arah jendela, membuka tirai, lalu menatap langit yang cerah.

Dalam beberapa saat, suasana terasa sunyi dan canggung. Hingga akhirnya, pria itu berkata pelan, “Langit... mereka sering bicara padaku di sana.”

Azura tertegun. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

“Rangga… apa maksudmu?,” tanya Azura dengan suara lirih dan terdengar ragu.

Tapi Rangga hanya tertawa kecil. Lalu ia berjalan ke sisi ranjang dan duduk diam, seperti boneka yang kehabisan energi.

“Mereka bilang kamu akan datang,” bisik Rangga sambil menatap kosong ke lantai. “Wanita bersinar dengan aura luka. Kamu cantik, tapi rapuh. Seperti kaca... yang bisa pecah kalau disentuh.”

GLEK!!!

Azura menelan ludahnya dengan bulu kuduk yang merinding. Pelan-pelan ia melangkah mundur. Ia tidak tahu apakah pria ini berbicara padanya… atau pada suara-suara dalam kepalanya.

"Istirahat saja ya... aku juga lelah...," kata Azura gugup sambil bergegas ke sisi tempat tidur yang lain.

Namun bukannya beristirahat, Rangga malah beranjak dan keluar dari kamar. Sementara Azura hanya bisa menatap punggungnya yang jika di lihat sekilas, Rangga seperti laki-laki yang nampak biasa-biasa saja, tidak gila seperti yang orang-orang katakan.

**

Setelah kepergian Rangga, Azura memejamkan matanya di sudut ranjang, karena tubuhnya terasa seperti terhempas batu besar.

"Aku lelah sekali... Tubuhku terasa remuk. Aku akan istirahat sebentar," gumamnya lirih. Dan tidak butuh waktu lama kelopak matanya pun akhirnya menutup dengan sempurna.

Waktu pun berlalu diam-diam. Langit juga sudah berganti warna. Sinar sore menyusup dari celah-celah tirai. Bahkan angin lembut menyentuh wajah Azura, namun ia tetap tertidur lelap.

Gaun pengantin putih yang masih melekat di tubuhnya terlihat kusut. Riasan di wajahnya pun sedikit luntur, dan rambutnya sudah tidak serapi sebelumnya.

Meski begitu, wajahnya tetap menampakkan rasa lelah yang besar seolah tidur ini adalah satu-satunya pelarian dari luka yang membebaninya.

Klek!!!

Pintu kamar terbuka dengan perlahan. Kemudian, seorang pelayan wanita yang berusia sekitar empat puluhan melongokkan kepalanya.

"Nona Azura…?," panggilnya pelan.

Pelayan itu mendekat, lalu menggoyangkan pundak Azura sedikit.

“Nona… sudah sore. Anda belum makan apa pun sejak datang.”

Merasa terusik, Azura pun bergumam dalam tidurnya, kemudian perlahan membuka matanya.

Cahaya yang temaram menyilaukan sesaat hingga membuatnya meringis kecil. Begitu pandangannya mulai jelas, ia langsung tersentak dan terduduk.

"A-aku..." pekiknya dengan napas yang tersengal. "Di mana aku?."

Azura menoleh ke sekeliling dan merasa kebingungan dalam beberapa detik sebelum akhirnya menyadari semuanya.

Kamar besar itu… ranjang berkanopi… pernikahan yang memaksanya… dan pria asing yang menjadi suaminya…

“Aku di sini…” bisiknya dengan getir. “Di rumah orang asing. Di dalam hidup yang bukan pilihanku.”

Pelayan yang mendengar perkataan Azura itu hanya tersenyum kikuk lalu berkata, “Saya sudah menyiapkan makanan di ruang makan, Nona. Jika Nona ingin bersih-bersih dulu, kamar mandi ada di sebelah sana.”

Azura mengikuti petunjuk yang di arahkan pelayan tersebut dan hanya mengangguk pelan.

Namun sebelum pelayan itu keluar dari kamar, tiba-tiba terdengar sebuah suara. Suara yang nyaring, seperti derit besi… disertai bunyi denting yang keras…

CREEEEK... DUNG! DUNG! DUNG!

Azura sontak menoleh ke arah jendela, lalu ke pintu. Suara itu entah berasal dari mana, namun terdengar menggema dalam lorong rumah yang sunyi.

“Suara apa itu…?,” tanya Azura.

“Itu… mungkin suara lonceng tua di halaman belakang. Kadang berbunyi kalau tertiup angin," jawab pelayan dengan gugup.

DUNG… DUNG… suara itu terdengar lagi. Kali ini disertai dengan suara pintu yang berderit, jauh dari dalam rumah.

Merasa penasaran, Azura pun melangkah mendekati jendela, lalu menyingkap tirai dengan perlahan.

Ia melihat taman kecil di belakang vila, lengkap dengan jalan setapak dari batu dan patung-patung tua yang tertutup lumut.

Di salah satu sudutnya berdiri tiang lonceng berkarat. Lonceng itu berayun pelan, seolah ada yang menyentuhnya.

Namun anehnya… tidak ada angin. Bahkan pohon-pohon di sekitar taman diam dan rumput pun tak bergoyang.

“Itu… bukan karena angin,” bisik Azura.

Saat ia menoleh untuk bertanya lagi, pelayan tadi sudah tidak ada di ruangan. Pintu kamar pun terbuka sedikit, "Dia sudah pergi."

BERSAMBUNG...

1
💝F&N💝
ayo thor up nya di tambah lagi.
Karwinah Dewi Handayani
terlalu banyak di suntik jadi trauma
Aurora: Ngomongin suntikan, ibu-ibu yang pake suntik kb bakal trauma juga gak ya... Semoga nggak ya 😇🤭🙏
total 1 replies
Purnama Pasedu
Rangga lupa semuanya ya
Aurora: Kayaknya gitu, ke reset kaya hp 😅
total 1 replies
Aurora
Ok, ntar Othor tambah, tapi gak janji hari ini y... 🤗
💝F&N💝
kenapa up nya sedikit banget.

tambah lagi doooooooong
Aurora: Ok ok, masih otw ceritanya. Mudah-mudahan bisa upload lagi ❤️😊
💝F&N💝: yaaaaah sebagai pembaca, ya kurang dong kaaaaaaaaaak.
apa lagi di waktu gabut seperti ini.
total 3 replies
💝F&N💝
azura, kamu harus mencari kebenaran yg sebenar benarnya tentang apa yg terjadi sama rangga dan masa lalunya.
Aurora: Siaapp, ntar di sampein ke Azura 😘👌
total 1 replies
Purnama Pasedu
suntikannya berbahaya ya
Aurora: Hmmm... Entahlah, disini Rangga seperti yang trauma gitu aja sama suntikan 🤗 mungkin jawabannya akan ada di episode2 selanjutnya... 😃
total 1 replies
Purnama Pasedu
cinta dan kemanusiaan
Purnama Pasedu
semoga berhasil azzura
Purnama Pasedu
bukan tugas ya azzura
💝F&N💝
ayo lanjut lagi, thor
Aurora: Siap kakak...
total 1 replies
Purnama Pasedu
hamil y
Purnama Pasedu: program bayi tabung
Aurora: Lha belum kak... Kapan mereka tidur bersama 🤭
total 2 replies
Purnama Pasedu
baru up thor
Aurora: Iya kak... Maaf udah bikin nunggu ya... Dan terima kasih udah setia membaca 🤗❤️
total 1 replies
mbok Darmi
kenapa villa mewah tidak ada yg jaga dan kenapa dgn mudah nadine dan rita bisa masuk ini cerita ngga masuk akal sama sekali
Aurora: Ceritanya para penjaga dan asisten di vila itu mereka pada ramah dan baik, apalagi yang datang keluarga Azura 😅😅🙏
total 1 replies
Purnama Pasedu
nyimak
Purnama Pasedu
lanjut
Aurora: Siap... ❤️
total 1 replies
Purnama Pasedu
kapan terungkapnya ya
Purnama Pasedu
masih belum berteman mereka ya
Aurora: Belum... Kira kira mereka bisa berteman gak ya🤗
total 1 replies
Purnama Pasedu
yaaah,,,Rangga kabur ya
Purnama Pasedu
berhasil ya Azura,
Aurora: Siap kakak... Dia emang harus banyak di kasih dukungan dan di temani sama kita, biar gak sendirian 💪😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!