Last Punishment : DEATH

Sementara itu di rumah Abimanyu, Rasika keluar kamar untuk mengambil minuman. Ia tanpa sengaja mendengar pembicaraan anak buah Chaturvedi. Mereka mengatakan bahwa Cahturvedi memerintahkan mereka untuk bergegas ke tempat Gaurav dan Abimanyu bertemu. Rasika juga mendengar bahwa Chaturvedi meminta mereka agar membunuh keduanya di saat itu juga. Mendengar itu, Rasika menjadi khawatir. Dia takut kalau Abimanyu dan Gaurav benar-benar bertengkar dan saling membunuh satu sama lain. "Tidak. Aku tidak akan tinggal diam. Aku harus menghentikan mereka, aku harus pergi mencari bantuan, " ucap Rasika. Dia mengintip sedikit ke arah pintu luar. Dia tidak melihat siapa-siapa di sana, yang artinya anak buah Chaturvedi mungkin saja sudah pergi. Rasika mengambil selendangnya lalu bergegas pergi. Rasika pergi ke kantor polisi dan bertemu dengan Rajesh yang baru saja tiba. Rasika menceritakan semua apa yang akan terjadi pada Abimanyu dan Gaurav.

"Nona Rasika, tenanglah! Kami akan membantu mu, aku akan menelpon bala bantuan, " ucap Rajesh. Rasika yang terlihat panik di minta duduk untuk menenangkan diri. Sementara Rajesh menggunakan telpon kantor menelpon seseorang.

"Hallo pak. Sepertinya rencana mu hampir saja gagal, " ucap Rajesh dengan senyuman licik menatap Rasika. Mendengar itu tentu membuat Rasika makin terkejut.

"Iya pak. Dia ada di sini, dia melaporkan apa yang akan terjadi pada suami, dan juga adik ipar nya itu, " sambung Rajesh sambil perlahan mendekati Rasika.

"Baik pak." Panggilan pun berakhir, dan kini Rajesh semakin dekat dengan Rasika.

"Rasika. Setelah kematian suamimu, datanglah padaku! Aku akan menikahimu, dan juga menjadi ayah dari anak mu itu, " ucap Rajesh sedikit membelai pipi Rasika.

"JANGAN SENTUH AKU! Baik suamiku atau pun Gaurav, mereka pasti akan selamat. Dan polisi seperti mu, akan ku pastikan segera lenyap." Rajesh kesal dan langsung memukul Rasika hingga pingsan tak sadarkan diri.

...***...

Gaurav dan Pandit sudah tiba di lokasi tempat Nainaa di culik. "Uncle, aku tau kau sangat mengkahwatirkan putrimu. Itu sebabnya kau tidak setuju jika putri mu bersama ku. Bersama seorang pembunuh. Tapi uncle, cinta ku pada putri mu itu tidak sekejam aksi ku. Aku mencintai Nainaa dengan sangat tulus, " ucap Gaurav sebelum turun dari mobil. "Kau tetaplah di sini. Aku tidak mau putri mu menangis karena kehilangan mu, " sambung Gaurav yang kemudian keluar dari mobil. Gaurav masuk dan langsung menghajar anak buah Chaturvedi dengan tangan kosong. Mereka mencoba menusuk, menghajar, bahkan membayar Gaurav namun semuanya sia-sia. Gaurav yang cukup kuat dari mereka berhasil menghindari mautnya. Di tengah perkelahian itu, Gaurav di kejutkan dengan cahaya lampu yang tiba-tiba menyala.

"GAURAV, " teriak Nainaa yang ketakutan sambil menangis. "Nainaa?" dari belakang Nainaa, munculah Abimanyu yang sudah siap untuk menghajar Gaurav.

"LEPASKAN NAINAA, ABI!"

"Serahkan dirimu, maka akan ku serahkan Nainaa," ucap Abimanyu mengancam. Gaurav terpojok. Dia tidak tau harus berbuat apa lagi. Melihat Gaurav yang terlalu membuang-buang waktu, Abimanyu langsung menodongkan pistol ke kepala Nainaa.

"H-HEI! AKU AKAN MENYERAHKAN DIRIKU, TAPI JAUHKAN PISTOL ITU DARI NAINAA!" Abimanyu langsung menurunkan kembali pistol itu. Abimanyu meminta anak buah Chaturvedi untuk mengikat kedua tangan Gaurav dengan besi. Setelah itu Gaurav di dorong untuk berjalan maju mendekati Abimanyu. Langkah Gaurav yang semakin mendekat, lagi dan lagi membuat Abimanyu teringat dengan masa kecil mereka. Langkah kaki Gaurav kecil yang belajar jalan bersama sang kakak. Hal itu membuat Abimanyu sedikit merasa resah.

"ABI. SUDAH SAATNYA KAU MENGHUKUM PRIA ITU!" ucap Diljit saat Gaurav sudah dekat dengan Abimanyu.

"Tidak sekarang tuan. Ada hal yang ingin ku katakan, " ucap Abimanyu. Perlahan Abimanyu mendekati Gaurav dengan tatapan cukup dalam.

"Gaurav Balram Azaad. Benar?" Gaurav yang mendengar nama itu hanya diam. Dia bingung bagaimana bisa dia tau nama lengkapnya.

"Kau tau. Saat pertama kali kita bertemu?"

"Kau menyebutkan nama mu di hadapan ku. Sejak saat itu juga aku merasakan kehadiran adikku. Aku melihat diri ayah dalam dirimu. Kau ingat kan, ayah sangat memimpikan hidup di negara yang penuh kedamaian dan keadilan. Cara mu bicara persis seperti ayah." Mendengar itu semua Gaurav merasa bingung, kenapa Abimanyu memanggil ayahnya dengan sebutan ayah juga. Sementara Diljit yang melihatnya merasa aneh dan langsung melaporkannya ke Chaturvedi secara diam-diam.

"Bos. Sepertinya Abimanyu sudah ingat kembali masa lalunya, "

"Apa?"

"Iya bos, "

"Jika Abimanyu sampai tau siapa yang sudah membunuh ayah nya, artinya Abimanyu akan bekerja sama dengan Gaurav untuk melawan ku. JANGAN BIARKAN MEREKA KELUAR HIDUP-HIDUP DILJIT, CEPAT HABISI MEREKA!"

Mendengar itu, Diljit langsung bergegas masuk dan memerintahkan anak buahnya untuk diam-diam menyerang keduanya.

"Pak Prasad memang belum menjawab pertanyaanku, tapi dari reaksi yang ia berikan sudah jelas kau adalah adikku, "

"KAU PEMBOHONG! AKU TIDAK MEMPUNYAI KAKAK, "

"Gaurav?" ucap Abimanyu kebingungan. "Jika sejak awal kau memang menganggapku adikmu, kenapa kau lakukan ini? Atas dasar apa kau menculik Nainaa? Dan kenapa kau beker-" belum selesai Gaurav berbicara, tiba-tiba minyak tanah dari atas jatuh membasahi mereka. Abimanyu menyadari bahwa itu minyak tanah melalui aromanya. Dari arah samping mereka, Diljit sudah siap dengan tongkat yang sudah terbakar.

"Senang bekerja sama dengan mu Abi. Dan maaf.. Kau ingin menghukum adikmu dengan cara mu, tapi Chaturvedi ingin adikmu mati sekarang juga. Kalau kau melarang ku, maka kau juga harus mati, " ucap Diljit. Ia lalu melemparkan tongkat itu ke arah Abimanyu dan Gaurav.

Abimanyu langsung mendorong Gaurav, dan Abimanyu juga melompat ke belakang untuk menghindari api tersebut. Akibatnya api itu justru membayar pembatas antara Abimanyu dan Gaurav. Mengetahui Abimanyu dan Gaurav lolos, Diljit langsung meminta anak buahnya untuk menyerang keduanya. Sebagian mulai menghajar Gaurav. Ia tak bisa melawan karena kedua tangannya terikat pada besi. Sementara Abimanyu, dia terus berusaha melawan semampunya, tapi entah kenapa Abimanyu mendadak meelemah. Badannya terasa sulit sekali di gerakan.

Sementara itu Gaurav, dia terus di hajar berkali-kali sampai babak belur. Gaurav tersungkur dan hampir mengenai kobaran api. Tapi dia dengan sadar pun langsung menghindar ketakutan. Bayangan itu kembali lagi. Wajahnya terlihat pucat karena ketakutan.

Penglihatannya kembali pada insiden kebakaran 12 tahun lalu. Gaurav hanya mendengar suara teriakan anak kecil yang terus memanggil kakaknya. Di sela Gaurav yang terjebak dengan masa lalunya, anak buah Chaturvedi terus menghajar nya.

Nainaa tidak mau tinggal diam. Nainaa sekuat tenaga berusaha membuka ikatan di tangannya. Setelah beberapa menit, Nainaa berhasil membuka ikatan itu dan diam-diam melarikan diri. Syukurlah tidak ada yang melihat Nainaa melarikan diri, sampai akhirnya dia lolos dan bertemu dengan ayahnya yang sedang menunggu di luar.