PENGORBANAN Mantan NARAPIDANA

Minggu, jika kebanyakan orang akan bermalas-malasan saja dirumah, atau berpergian dengan keluarga, sahabat dan pacar. Tapi tidak untuk Lada.

Gadis itu tetap bekerja hari ini.

Ya, hari libur Lada memang tidak menentu. Yang jelas dalam tujuh hari ia akan dapat jatah libur satu hari tapi harinya selalu berubah disetiap minggunya.

Dengan mengendarai ojeg online, Lada menuju ketempatnya bekerja. Tepat pukul delapan pagi, ia tiba disana.

Setelah absen, Lada langsung kelantai dua. Tapi sebelum sampai kemejanya, Lada melihat Rey Andra tengah berbincang dengan dua orang gadis yang suka membully dirinya.

Hanya dengan begitu saja, Lada sudah cukup bahagia. Ia menikmati moment dimana dadanya selalu berdebar setiap kali melihat Rey Andra.

Setelah puas mencuri pandang, Lada menuju kemejanya. Berkutat dengan layar komputer, lembaran kertas dan map, pena, buku juga telefon customer, menjadi jobdesk gadis itu.

Customer datang silih berganti, dengan sabar dan ramah Lada melayani mereka. Hingga tanpa terasa sudah pukul tiga sore saja.

Dua jam lagi Lada akan pulang, gadis itu mulai membereskan buku-buku yang baru dikembalikan oleh para penyewa. Menata kembali kedalam rak sesuai dengan jenis buku itu.

"Lada....!" seru Rey Andra dengan nafas terengah-engah.

Alis Lada menyatu, menatap aneh bercampur cemas "kamu kenapa Rey...?"

"Lada, tolong bantu aku." ucap Rey Andra sembari memegang kedua pangkal lengan Lada.

"Apa...?"

"Istri bos kita mengadakan acara amal untuk anak-anak yang tidak mampu dihalaman belakang gedung, tapi orang yang seharusnya menjadi kelinci baru saja mengabari kalau dia sakit. Waktu sudah mepet, tidak ada waktu untuk mencari orang."

"Rey, ak-----

"Aku mohon La, tolong aku. Cuma kamu yang bisa aku andalkan. Please La...!" bujuk Rey Andra dengan wajah memelas.

Lada pun bimbang, disatu sisi ia amat bahagia bisa menatap dengan jarak dekat sang pujaan hati dan ingin membantu. Tapi disisi lain, ia juga bingung karena harus pulang cepat kerumah.

Rey Andra beralih menggenggam kedua tangan Lada "please La, bantuin aku ya...? Ini juga yang punya acara bos kita loh. Jangan bikin aku sedih La...!"

Lada pun akhirnya mengangguk "oke...!!"

"Yes, makasih ya La. Kamu memang teman terbaik." ucap Rey Andra mengusap pelan puncak kepala Lada.

"Ayo...!" ajak Rey Andra dan Lada pun patuh mengikuti pria itu.

Sampai di halaman belakang, Rey Andra memberi kostum kelinci pada Lada, dan gadis itu langsung menuju kekamar mandi untuk memakainya.

Saatnya Lada untuk tampil menghibur anak-anak disana. Dengan berbagai macam gerakan, tarian juga nyanyian. Lada juga mengajak anak-anak untuk ambil bagian dalam permainan.

Satu jam berlalu dan tugas Lada pun akhirnya selesai.

Saat ia akan menuju ketoilet untuk melepaskan kostum kelincinya, Lada dihadang oleh tiga wanita pembully.

"Lihat, Lada yang pendiam kali ini menjadi seorang kelinci yang ceria. Coba bilang, apa yang dijanjikan Rey Andra sama kamu...? satu ciuman, pelukan atau bergandengan tangan saja sudah cukup."

Ucap satu wanita berambut sebahu yang disambut kekehan oleh kedua temannya.

"Oya, kartu valentine tanpa nama yang kamu kirimkan keRey Andra, semua orang digedung ini menyukainya. Tidak disangka kamu ternyata romantis juga ya...?."

Lagi ejekan itu Lada dapatkan disertai tawa keras dari ketiga wanita itu.

Dan apa tadi...? kartu valentine untuk Rey Andra ternyata semua orang tau. Setega itukah Rey Andra kepadanya, mempermalukannya dengan memperlihatkan kartu itu.

Airmata Lada tak bisa ia tahan, bersamaan dengan denyut sakit juga kecewa dihatinya. Lada pun pergi, berlari masuk kedalam gedung. Tujuannya adalah toilet dilantai dua.

Bruk

Lada yang tidak memperhatikan jalan, karena sibuk mengusap airmatanya, tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, aku tidak melihat anda, maaf" ucap Lada parau.

"Kamu menangis...?" tanya orang yang ditabrak Lada dengan suara barito khas lelaki macho.

Lada menggeleng "tidak...!!" sangkalnya yang diikuti dengan isakan.

"Bisa kamu buka penutup kepalamu...? kamu mau sesak nafas karena kehabisan oksigen...?" ucap pria itu sembari menarik Lada ketempat yang jarang dilalui orang.

Lada pun menuruti kata pria itu, membuka kepala kelinci dan bersitatap dengan sosok yang ia tabrak.

Untuk beberapa detik mereka diam saling memandang, sampai pria itu membuka mulutnya.

"Kamu kerja disini...?"

"Iya...!" jawab Lada "Em, sekali lagi aku minta maaf karena sudah menabrakmu. Aku harus kembali bekerja, permisi."

Lada pergi dari sana, melangkah kearah mejanya.

"Hey, tunggu...!" seru pria yang mengikuti Lada.

"Ada apa...?"

"Bisa tidak kamu merekomendasikan buku untuk aku baca em-----

"Lada....!"

"Ya Lada. Aku Vinder."

Lada mengangguk "kamu mau buka seperti apa...?"

"Kalau ada orang yang baru keluar dari penjara setelah lima tahun, buku apa yang cocok untuknya..?"

Lada sedikit terkejut menatap Vinder, lalu menghampiri rak diujung ia berdiri, mengambil satu buku lalu diberikan kepada Vinder.

"Terimakasih...!"

"Sama-sama."

Vinder pun berpamitan dan Lada langsung menghembuskan nafas berat sejuta rasa.

"Ya Tuhan, aku harus cepat pulang." gumamnya setelah melihat jam dinding ditembok perpustakaan.

Ia bergegas melepaskan kostum kelinci itu, membereskan sisa pekerjaannya dan pulang kerumah dengan ojeg online.