NovelToon NovelToon
Pilot Tampan Itu Milikku

Pilot Tampan Itu Milikku

Status: tamat
Genre:Dosen / Poligami / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Fantasi Timur / Tamat
Popularitas:86.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nervayana

Seorang pilot tampan yang banyak di gandrungi kaum wanita itu ternyata menyimpan luka yang dalam. Dalam keluarganya sejak ia sudah disungguhkan dengan pertengkaran kedua orang tuanya. Hingga akhirnya saat ia menginjak remaja kedua orang tuanya berpisah.

Dalam kisah cintanya ia juga tidak beruntung, ia begitu mencintai seorang gadis impiannya namun ia ditolak mentah-mentah oleh keluarga sang kekasih.

Saat masuk di dunia penerbangan dan karirnya yang melejit menjadikannya sosok yang lebih dingin dan begitu angkuh. Sikapnya yang dingin dan tidak pernah berbicara kalau tidak penting membuat para wanita susah mendekatinya.

Sehingga pada akhirnya ia menemukan gadis yang lebih cuek dan dingin dari pada dirinya, namun mampu mengetuk relung hati terdalamnya.

apakah wanita itu nanti mampu menaklukkan hati sang pilot tampan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nervayana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raisa menolak Ardham

Sore hari setelah kepulangan dari penerbangan di Singapura ia kerumah Vanilla atas permintaan dirinya. Ardham memang sudah memikirkan ini berkali-kali bahwa semua ini memang bukan salah nya mereka atau pun Vanilla, ia tidak berhak marah atau menghukum Vanilla atas perbuatan papanya.

Siapa yang mau memiliki keluarga seperti Ardham dan Vanilla, semua orang pasti menginginkan memiliki keluarga yang utuh.

Ia memang sangat membenci Alan, namun tidak dengan Vanilla. Semakin ia mencoba untuk menghilangkan Vanilla dari hidupnya, semakin sakit hatinya untuk menolaknya.

Bukan baru setahun atau baru kemaren Ardham dekat dengan Vanilla, namun sudah sejak ia berumur 7 tahun sudah menjadi teman kecilnya.

Ardham pun melangkahkan kakinya mantap memasuki rumah Vanilla.

Tak lama pintu terbuka setelah beberapa kali Ardham menekan bel. Nampak gadis cantik muncul dibalik pintu dengan senyum yang begitu manis. Ardham tak bisa mengalihkan pandangannya pada ciptaan tuhan yang maha sempurna, ada didepan matanya saat ini dengan senyum menghiasi wajah cantiknya.

''Ardham, kenapa bengong!'' Ucap Vanilla dengan tangan yang melambai-lambai didepan wajah Ardham.

''Eh, maaf Van! Aku ... '' ujarnya sambil menggaruk-garuk tengkuk menutupi kegugupannya.

Vanilla menjadi gadis yang lebih cantik, membuat Ardham tak bisa mengalihkan pandangannya apalagi hatinya. Vanilla yang sedari tadi senyum memandangi Ardham membuat detak jantung Ardham semakin berdegup kencang.

''Hai, Bu dokter! Lihatin mulu,'' celetuk Ardham memecah keheningan.

''Ar, nggak nyangka aja kita bisa bertemu kembali. Aku pikir kamu sudah mengudara terus diluar negeri.''

''Emang aku bilang gitu, kan aku ke luar negri hanya sekolah saja.''

''Takutnya sudah nyaman disana Ar, lupa pulang.''

''Nyatanya kau disini kan,'' ucapnya sambil mengangkat kedua bahunya.

Vanilla hanya senyum menanggapi pembicaraan Ardham.

''Aku buatin minum ya,'' tawar Vanilla.

''Jangan Van, aku bentar aja kok.''

''Kenapa!'' Tanya nya dengan mulut maju kedepan.

''Biasa aja kali, memang kangen sama saya ya!'' Ucapnya meledek.

''Ye ... GR banget.''

''Gimana kuliahnya, sampai sini masih menikmati berhubungan dengan organ manusia,'' ejek Ardham.

''Hem ... Selama ini masih enjoy sih. Menurut ku ini belum seberapa, nanti kalau sudah ambil spesialis forensik ndak tau lagi. Mungkin akan lebih sering berhubungan dengan mayat.''

Ardham hanya mengangguk mendengar penuturan Vanilla.

''Ar,'' panggil Vanilla yang menampakan muka sedih.

''Iya,'' ucap Ardham memandang gadis disampingnya.

Vanilla yang mendapatkan tatapan elang dari Ardham membuat jantungnya memompa lebih cepat dari biasa. Dulu ia hanya sebatas teman, belum mengerti arti mencintai seperti sekarang. Jadi tatapan Ardham, sentuhan tangan Ardham dulu tidak membuatnya seperti sekarang.

''Ada apa Vanilla,'' ulang Ardham kembali.

Vanilla pun menunduk kan kepalanya, tidak berani terus bertatapan dengan Ardham.

''Apa kau masih membeci papaku?'' Tanya dengan suara lirih, namun Ardham tetap mendengarnya.

''Aku memang sangat mencintai mu Vanilla, bukan berati aku memaafkan papamu. Tapi aku sadar ini semua bukan salahmu, ini kesalahan orang tua kita,'' tutur Ardham yang mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak lagi melihat Vanilla.

''Tapi sayang nya Ardham, cintamu pada Vanilla harus kau hilangkan saat ini juga. Karena sampai kapanpun, anak dari orang yang sudah menghancurkan keluargaku pantang menjadi bagian dari keluarga ini, dan itu tidak akan pernah terjadi Ardham,'' ucap Raisa penuh emosi yang tiba-tiba datang diantara mereka.

''Mama! Kenapa mama bicara seperti itu, Ardham nggak salah Ma,'' ucap Vanilla yang berdiri, tidak terima dengan ucapan mamanya barusan.

''Ardham memang tidak salah, tapi tetap saja Ardham lahir dari rahim seorang pelak*r yang sudah menghancurkan kita,'' ucap Raisa sinis.

''Vanilla nggak nyangka mama bisa sejahat ini, dimana mama yang dulu berhati lembut dan selalu memaafkan,'' protes Vanilla yang sudah menitikkan air mata.

Ardham hanya menunduk dan mengepalkan kedua tangan nya. Ia berdiri dengan mata yang merah menandakan amarah yang luar biasa. Seandainya bukan mamanya Raisa yang bicara, mungkin sudah babak belur dibuatnya. Ia bukan hanya ditolak, tapi juga direndahkan. Walaupun Ardham tidak mendukung perbuatan maminya, namun Ardham sakit hati jika dirinya juga direndahkan karena sikap buruk maminya.

''Cukup Tante, detik ini terakhir kali saya menginjak kan kaki saya dirumah anda. Dan detik ini juga, terakhir kali saya menemui Vanilla,'' ucapnya pelan namun ada penekanan di setiap kata yang diucapkan.

''Vanilla, atas kemauan mamamu, hari ini juga kita akhiri semua. Jangan pernah memohon ataupun menghubungi saya kembali, saya permisi!!'' ucapnya Kembali beralih menatap Vanilla yang sudah berlinang air mata. Ardham pun langsung pergi meninggalkan mereka.

''Ardham tunggu!!'' Tangis Vanilla yang berusaha mengejar Ardham, namun dihalangi oleh mamanya.

Ardham yang mendengar teriakan Vanilla pun sudah tak peduli, ia pun tetap jalan keluar dan segera memasuki mobilnya.

Didalam mobil Ardham memukul setir mobil dengan keras, penolakan yang dilakukan oleh mama Vanilla membuat dirinya frustasi.

''Oke Ardham, jangan pernah kamu dekat dengan wanita manapun. Karena kalau orang tua mereka tau, ataupun wanita manapun tau kalau kau anak seorang pelak*e maka kau akan dihempas kan begitu saja,'' gumamnya dalam hati yang masih diselimuti amarah.

Ia pun menginjak pedal gas untuk pulang, ia ingin pulang kerumah Daddy nya dulu. Tidak ingin ke apartemen, ia rindu pada Ardhania.

Saat mendengar suara Ardham Dhania pun langsung lari menghambur peluk pada kakaknya. Ardham yang tau pun segera duduk menjajarkan dirinya dengan Dhania.

''Uuhh ... Adek kak Ardham ini nakal nggak ya, ngerepotin mama Selly nggak ini,'' ucapnya sambil menciumi setiap jengkal tubuh wangi Dhania.

''Geli tatak Aldham,'' ucapnya yang masih cadel, sambil ketawa-ketawa.

''Tebak, Kakak Ardham bawa apa?''

''Dhania mau tatak.''

Ardham pun memberikan tas mainan dokter-dokter an yang ia beli di Singapura waktu ada penerbangan kesana kemaren.

Dhania yang mendapat kan mainan itupun langsung berlari meninggalkan Ardham.

Selly yang melihat putrinya pun hanya menggeleng kan kepalanya. Ia berjalan kearah putranya, ''Ardham! Sudah lama sayang,'' ucap Selly.

Ardham pun segera mendekat dan mencium takzim tangan ibu tirinya. Tanpa disadari air mata menetes begitu saja, Ardham pun langsung memeluk mantan Baby sister nya itu yang sekarang sudah menjadi ibunya.

Selly yang melihat Ardham tidak baik-baik saja, ia segera mendudukkan Ardham di sofa.

Selly belum tanya apapun, ia hanya mengusap-usap punggung tangan Ardham memberikan ketenangan.

''Mah,'' panggilnya disela Isak tangisnya.

''Cerita saja, apa yang terjadi,'' ucap Selly yang sedari tadi penasaran apa yang terjadi.

''Mama Vanilla mah, dia menolak Ardham. Ardham harus meninggalkan Vanilla,'' ucapnya yang masih terus menundukkan kepala.

Selly pun mengkerut kan dahinya, dulu mamanya Vanilla baik sekali sama Ardham.

''Apa alasannya Ar, bukannya kamu dan Vanilla sudah lama dekat. Bahkan mama Vanilla sudah mengenal kamu kan,'' tanya Selly penasaran.

''Vanilla anak om Alan mah,'' jawab Ardham seolah masih tidak terima kalau Vanilla anak dari Alan. ''Gadis sebaik Vanilla tidak pantas memiliki ayah seperti om Alan,'' gumam nya lirih.

Selly nampak shock mendengar penuturan Ardham, kenapa sangat kebetulan sekali.

''Apa mama nya Vanilla tau kalau kamu anak mami Olla,'' tanya Selly yang belum paham jalan cerita nya.

''Waktu itu Ardham nemuin mami Olla di cafe pelita, namun mama Vanilla dan juga Vanilla ternyata ada disitu juga. Terus mereka nyamperin Ardham dan mami Olla,'' Ardham menceritakan semua kepada Selly tanpa ada yang di tutupi. ''Ardham pun juga sangat kaget kalau Vanilla ternyata anak om Alan,'' sambungnya lagi.

Dari dulu hanya Selly yang selalu jadi pendengar yang baik, sampai sekarang pun masih sama. Tempat cerita suka dan duka Ardham.

Dhania datang dengan membawa mainan yang tadi Ardham belikan pun berlari ke arah Ardham. Melihat kakaknya nampak habis menangis, jiwa kepo dan cerewetnya Dhania pun datang.

''Tatak habis nanis ya?'' Ucapnya sudah berada dipangkuan Ardham.

Ardham hanya menggeleng dan senyum melihat tingkah lucu Dhania.

''Sayang, turun dulu ya! Main dulu sama bi Imah,'' bujuk Selly pada putrinya.

''Tidak mau mama, Nia mau obati tatak Aldham bial tidak nanis lagi.''

Ardham yang gemes pun mencium adek nya sambil digelitik, ''kakak Ardham tidak sakit sayang,'' ucap Ardham.

''Nia peliksa dulu ya, coal nya mata tatak Aldham melah.''

Ardham pun hanya mengangguk menuruti instruksi Dhania. Semua alat mainan dikeluarkan, ia turun dan mengambil stetoskop. Ia mengarahkan pada mata Ardham, dan kaca pembesar pun ia pake untuk melihat mata kakaknya.

Selly dan Ardham hanya bisa menahan tawa melihat tingkah Dhania.

Ardham yang sedari tadi menunduk pun bangkit juga, ''aduh Dhania pinggang Kakak Ardham capek,'' ucapnya sambil memegangi pinggangnya.

Selly hanya bisa ketawa melihat mereka berdua, ''udah Dhania rapikan mainannya, kakak Ardham habis diperiksa sekarang istirahat dulu,'' bujuk Selly.

''Tunggu mama, Dhania belum kacih obat.''

''Obat apa emangnya,'' tanya Ardham.

''Obat cakit ala sama sakit mata, bial kak Aldham bisa nyopil pecawat lagi,'' ucapnya penuh semangat.

''Makasih banyak Quin nya kakak Ardham,'' ucap Ardham sambil mencium pipi tembemnya.

''Ini minum tiap hali ya,'' ucap Dhania sambil memberi kan botol obat mainan.

''Siap dokter!''

****

1
UUN UNAYAH
di fb GK ktmu thor pp FB nya gmbr ap
UUN UNAYAH
Luar biasa
Casper Jr.
alur cerita nya sulit di pahami, dan membingungkan,.
Icha Arios
biar ardan berjodoh dengan refelin
dan biar raisa menyesal telah menghina ardan tor
Icha Arios
semangat tor
buat ola menyesal tor
Wahjuni Indahjani
bagus
Agoda fraund
baru mampir kk
Nervayana: terimakasih kak, mohon dukungan dan koreksinya 🙏😊
total 1 replies
nonaleutik
semangat terus kk up tiap hari meskipun jarang komen 🤗
Nervayana: siap kak, 🥰
total 1 replies
Gadis Senja
bagus kak ceritanya mampir juga ya kak ke karya pertamaku , Semangat
Nervayana
maaf kak, akan di usahakan optimal 😊🙏
Febri Ramadani
kok lama yaa kak up date nya
Gusmeiniar decy
Bagus
Nervayana: makasih dukungan nya kak ..
total 1 replies
Rima R P
menurut aku ga nyambung sama judul nya ka tolong di perbaiki lagi
Nervayana: Spil judul yang cocok kak sebelum diterima kontrak 🙏 ini sebenarnya masih awal, belum ke konflik sebenarnya. nanti pemerannya memang pilot 🙏
total 1 replies
Kuririn
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Nervayana: makasih support nya kak, masih amatiran dan butuh dukungan 😊🙏
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Mantap betul! Terimakasih, author!
Nervayana: terimakasih support nya kak, masih amatiran 🙏😊
total 1 replies
Mamimi Samejima
Jalan ceritanya memukau!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!