NovelToon NovelToon
MY FORBIDDEN EX-BOYFRIEND

MY FORBIDDEN EX-BOYFRIEND

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah dengan Musuhku / Cinta Terlarang / Murid Genius / Romansa / Fantasi Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: NonaLebah

Jessy Sadewo memiliki segalanya: kecantikan mematikan, kekayaan berlimpah, dan nama yang ditakuti di kampus. Tapi satu hal yang tak bisa dia beli: Rayyan Albar. Pria jenius berotak encer dan berwajah sempurna itu membencinya. Bagi Rayyan, Jessy hanyalah perempuan sombong.

Namun, penolakan Rayyan justru menjadi bahan bakar obsesi Jessy. Dia mengejarnya tanpa malu, menggunakan kekuasaan, uang, dan segala daya pesonanya.

My Forbidden Ex-Boyfriend adalah kisah tentang cinta yang lahir dari kebencian, gairah yang tumbuh di tengah luka, dan pengorbanan yang harus dibayar mahal. Sebuah roman panas antara dua dunia yang bertolak belakang, di mana sentuhan bisa menyakitkan, ciuman bisa menjadi racun, dan cinta yang terlarang mungkin adalah satu-satunya hal yang mampu menyembuhkan — atau justru menghancurkan — mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonaLebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

Dengan wajah masih cemberut, Jessy akhirnya bangkit dan melangkah ke area dapur mewahnya. Dia mengambil apron sederhana dan mengikatnya dengan gerakan cepat. Rambutnya yang tadi tergerai indah sekarang diikat asal menjadi ponytail tinggi, membuat lekuk lehernya yang jenjang terlihat semakin menawan. Wajahnya tanpa riasan tampak segar dan natural, justru semakin memancarkan kecantikannya yang sesungguhnya.

Rayyan duduk diam, tas ranselnya masih tergantung di pundak. Matanya, hampir tanpa disadari, mengikuti setiap gerakan Jessy. Cara gadis itu dengan lincah memotong bawang, menggoreng bumbu hingga harum, dan mengaduk-aduk di wajan. Setiap gerakannya penuh keyakinan dan keanggunan alami, sebuah pertunjukan yang jauh lebih memikat daripada acara TV mana pun. Aroma bawang putih dan kecap mulai memenuhi dapur, wewangian yang langsung membangkitkan banjir kenangan indah sekaligus pedih.

Gio, yang memperhatikan Rayyan dari samping, tersenyum geli melihat bagaimana mata Rayyan tak pernah lepas dari kakaknya.

"Oh iya, Mas," ujar Gio tiba-tiba, pura-pura teringat sesuatu. "Aku beresin dulu buku-bukuku ya, yang masih di meja gazebo tadi. Tungguin di sini aja."

"O—iya," jawab Rayyan, sedikit terkejut.

Gio pun melesat pergi, meninggalkan mereka berdua sendirian di dapur yang luas.

Suasana langsung berubah. Udara di antara mereka terasa pekat, dipenuhi oleh segala hal yang tidak terucapkan. Hanya ada suara desis minyak di wajan, dan tarikan napas mereka yang sesekali terdengar. Dapur yang seharusnya panas oleh kompor yang menyala, justru terasa dingin oleh tembok es yang memisahkan dua hati yang sebenarnya saling merindu. Rayyan duduk kaku, berusaha keras untuk tidak menatap Jessy terlalu lama, sementara Jessy berpura-pura fokus total pada masakannya, berusaha mengabaikan keberadaan pria yang membuat hatinya berdebar kencang itu.

Suasana di dapur mewah itu tegang. Hanya terdengar suara desis minyak di wajan dan aroma harum tumisan yang mulai matang. Jessy dengan gerakan mahir mengaduk-aduk isi wajan, berusaha mati-matian mengabaikan kehadiran Rayyan yang duduk tak jauh darinya. Tubuhnya yang ramping terlihat kaku, sengaja membelakangi pria yang membuat hatinya bergejolak itu.

Rayyan duduk di kursi bar, tangannya tergenggam erat di atas meja marmer yang dingin. Matanya, yang biasanya penuh dengan ketenangan dan logika, kini hanya bisa terpaku pada sosok Jessy. Pada lekuk lehernya yang terlihat dari ikatan rambutnya yang asal, pada gerakan tangan terampilnya yang dulu pernah memegangnya dengan penuh cinta. Rindu yang ia pendam selama ini seperti gelombang pasang yang tak bisa lagi dibendung.

"Mau aku bantuin?" suara Rayyan akhirnya memecah kesunyian, terdengar serak dan tidak seperti biasanya.

"Nggak," jawab Jessy cepat, nadanya tajam dan tanpa kompromi. Dia bahkan tidak menoleh.

Tapi Rayyan sudah tidak bisa lagi berpikir jernih. Dorongan dari dalam hatinya terlalu kuat. Dengan langkah pasti, dia berdiri dan mendekati Jessy dari belakang. Kaki-kakinya terasa berat, tapi hatinya lebih berat lagi.

Jessy tersentak kaget saat merasakan kehadiran Rayyan tepat di belakangnya. Kehangatan tubuhnya begitu familiar, membuat jantungnya berdebar kencang.

"Aku kan tadi bilang nggak usah..." protesnya, suara setengah tercekik.

Tapi kalimatnya terputus.

Rayyan, dengan gerakan yang begitu spontan dan penuh keputusasaan, memutar tubuh Jessy dengan lembut dan menempelkan bibirnya pada bibir Jessy yang terbelalak.

Bagi Jessy, dunia seakan berhenti. Kehangatan, kelembutan, dan rasa rindu yang selama ini ia pendam menyergapnya begitu cepat. Untuk sepersekian detik, nalurinya mengambil alih. Matanya terpejam, tubuhnya yang awalnya kaku sedikit melunak, merespons ciuman itu dengan kerinduan yang sama. Ini adalah Rayyan, pria yang masih sangat ia cintai.

Tapi kemudian, kesadaran dan kenangan pahit menghantamnya. Gambar Rayyan dan Arsya di toko buku, rasa ditinggalkan, dan sakit hati yang belum sembuh menyiramnya bagai air dingin.

Dengan tenaga yang cukup besar, Jessy mendorong dada Rayyan hingga pria itu terduduk beberapa langkah ke belakang.

"Apa-apaan sih kamu!" seru Jessy, suaranya bergetar keras, campuran antara marah, terluka, dan bingung. Pipinya yang tadi pucat kini memerah. "Berani banget kamu cium aku setelah kemarin aku liat kamu jalan sama pacar barumu! Kamu pikir aku apa?!" cerca Jessy, matanya menyala-nyala. "Mainan? Yang bisa kamu sentuh sesukamu?"

"Maaf, Jess... Aku..." Rayyan terbata-bata, tangannya meraih udara kosong. Dia sendiri tidak mengerti mengapa dia melakukannya. Logikanya yang biasanya tajam benar-benar hilang, dikalahkan oleh dorongan rindu yang begitu besar dan buta.

Tanpa disadari, air mata mulai mengalir deras di pipi Jessy. Rasa sakit yang ia pendam selama ini akhirnya meluap. "Setelah kamu buang aku..." isaknya, suaranya pecah. "Setelah kamu udah dapet cewek lain... Sekarang kamu mau apa lagi? Mau sakitin aku lagi?!"

"Dia bukan—" Rayyan mencoba menjelaskan tentang Arsya, tapi suaranya terputus oleh tangisan Jessy yang semakin menjadi.

"Jangan! Jangan bilang apa-apa!" potong Jessy, mengusap air matanya dengan kasar. "Selamat atas pilihan kamu yang baru. Semoga kamu dan ibu kamu bahagia!" Ucapan itu keluar penuh kepahitan, menyiratkan bahwa dia tahu konflik antara Rayyan dan ibunya adalah akar permasalahan mereka. "Dan aku bakal bahagia juga sama pilihan aku!" tambahnya, mengacu pada Zean, meski hatinya menjerit sebaliknya.

Dengan langkah goyah, Jessy berbalik dan berlari meninggalkan dapur. Masakan yang baru saja ia selesaikan, nasi goreng spesial yang dulu adalah masakan favorit Rayyan, tergeletak tak tersentuh di atas piring di samping kompor. Aroma harumnya kini terasa seperti ironi yang menyedihkan.

Rayyan tetap terduduk di lantai dapur yang dingin, menyaksikan bayangan Jessy menghilang. Tangannya yang mengepal erat kini terlepas, lesu. Ada dorongan kuat dalam dirinya untuk mengejar, untuk memeluknya, untuk menjelaskan segalanya.

Tapi dia tidak bergerak.

Dia hanya duduk di sana, dikelilingi oleh kemewahan rumah Jessy yang semakin membuatnya merasa kecil dan tidak berdaya. Dia telah melukainya lagi. Dan kali ini, dengan ciuman yang seharusnya penuh cinta, dia mungkin telah memutuskan sisa-sisa benang harapan terakhir yang masih tertinggal. Dia tahu, dia sudah bukan lagi milik Jessy. Dan rasa sakit karena mengetahui itu, lebih menyiksa daripada teguran atau pukulan apa pun.

***

Beberapa hari terakhir ini menjadi siksaan tersendiri bagi Rayyan. Setelah seharian bekerja sebagai teknisi dengan seragam yang kerap belepotan oli dan debu, ia memaksakan diri untuk langsung menuju rumah mewah keluarga Sadewo. Motornya yang tua terasa semakin berat dijalankan, bukan hanya karena mesinnya, tapi karena beban di hatinya. Misinya tetap sama: mengajar Gio. Tapi di balik itu, ada tujuan lain yang lebih dalam dan menyakitkan—sekedar memastikan Jessy baik-baik saja, atau lebih tepatnya, menyiksa diri sendiri dengan melihatnya dari kejauhan.

Suatu sore, Rayyan baru saja sampai di halaman rumah Sadewo. Ia sedang memarkirkan motornya di sudut yang biasa, dekat pos satpam, ketika sebuah mobil sport berwarna silver meluncur halus dan berhenti tepat di depan pintu utama. Dari dalam mobil, turunlah Zean, dengan kemeja lengan pendek yang menampilkan lengan berotornya, dan celana chino yang rapi. Ia berkeliling ke sisi penumpang dan membukakan pintu untuk Jessy.

Jessy keluar dengan senyum lebar yang jarang Rayyan lihat akhir-akhir ini. Dia mengenakan dress musim panas yang cerah, membuat kulitnya yang mulus semakin bersinar. Zean mengatakan sesuatu, dan Jessy tertawa—tertawa yang tulus dan riang, mengangkat bahunya dengan cantik. Zean kemudian dengan santai meraih tas Jessy dari tangannya, sebuah gestur yang terlihat akrab dan intim.

Rayyan berdiri kaku di dekat motornya, tersembunyi sebagian oleh bayangan pohon palem. Tangannya menggenggam erat helm usangnya. Setiap tawa Jessy seperti jarum halus yang menusuk-nusuk jantungnya. Dia melihat bagaimana Zean dengan percaya diri menepuk pundak Jessy sebelum akhirnya Jessy melambaikan tangan dan berjalan masuk ke dalam rumah, sementara Zean melambaikan tangan balik dengan senyum puas sebelum masuk kembali ke mobilnya dan melaju pergi.

Rayyan berdiri di sana lama setelah mobil itu hilang. Dia bisa masih mendengar gema tawa Jessy di telinganya. Dia terlihat sangat bahagia. Pikirannya menyiksa. Tanpamu.

Pada kesempatan lain, Rayyan sedang menjelaskan soal matematika kepada Gio di gazebo. Konsentrasinya buyar ketika ia melihat Jessy dan Zean duduk di teras belakang, tidak jauh dari mereka.

Zean duduk santai di kursi rotan, seolah sudah sangat familiar dengan tempat itu. Jessy duduk dihadapannya, menyeruput segelas jus yang dibawa oleh pembantu. Mereka terlihat asyik mengobrol. Rayyan tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi ia bisa melihat ekspresi Jessy yang antusias, matanya berbinar, dan sesekali ia tertawa menutup mulutnya dengan tangan.

Zean sesekai menyentuh lengan Jessa untuk menekankan sebuah cerita, dan Jessy tidak menarik diri. Malah, dia mendengarkan dengan penuh perhatian.

"Mas, yang ini jawabannya berapa?" tanya Gio, menarik perhatian Rayyan.

Rayyan terkesiap,menyadari ia telah menatap terlalu lama. "Apa? Oh... ini..." pikirannya yang biasanya tajam untuk angka-angka menjadi blank. Ia harus membaca ulang soalnya dua kali. Rasanya memalukan. Di tengah penjelasannya, tawanya Jessa yang tiba-tiba menggelegar membuatnya kembali menoleh. Zean sedang menirukan sesuatu yang lucu, dan Jessy tertawa terbahak-bahak.

Rayyan mengatupkan rahangnya. Ada rasa panas yang menyebar di dadanya, sebuah kecemburuan buta yang membuatnya ingin berdiri dan memisahkan mereka. Tapi dia hanya bisa duduk diam, terkekang oleh statusnya yang sekarang hanya sebagai "guru les" adiknya.

1
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
gemes bgt sama Rayyan...kpn berjuang nya yaa...😄
IndahMulya
thor dikit banget, ga puas bacanya
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
Rayyan berjuang dongggg
IndahMulya
gedeg banget sama ibunya rayyan
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
Arsya mundur Alon Alon aja yaaa...udah tau kan Rayyan cinta nya sama Jessy...
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
mengsedih.begini yaa...
kudu di pites ini si ibu Maryam
Naura Salsabila
lemah amat si rayyan
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
kak..disini usia Rayyan brp THN ?Jessy nya brp THN ??aku udah follow IG nya siapa tau ada spill visual RayyannJessy🤭🤭😄
Nona Lebah: Rayyan itu saat ini udah 23 tahun dan jessy 20 tahun.
total 1 replies
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
sabarr Rayyann....
Nona Lebah: Jangn lupa mampir di novelku lainnya ya kak. Terimakasih
total 1 replies
IndahMulya
bagussss ayo dibaca...
IndahMulya
lanjut thor.. ceritamu ini emg bikin candu banget 😍
A Qu: ter rayyan rayyan pokoknya thor... ayo kejar cinta jessy
total 1 replies
IndahMulya
makanya rayyan jgn cuma tinggal diam aja, kalau msh syg tuh ayo kejar lagi jessynya, ga usah mikir yg lain, ingat kebahagiaanmu aja kedepan...
Nona Lebah: Hay kak. Bantu aku beri ulasan berbintang ⭐⭐⭐⭐⭐ yaa untuk novel ini. Terimakasih
total 1 replies
IndahMulya
ayo rayyan.. semangattt
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊: semangat Rayyan
total 1 replies
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
langsung kesini kak
Nona Lebah: Terimakasih kak. Bantu aku dengan beri ulasan berbintang ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ya kak untuk novel ini.
total 1 replies
IndahMulya
lanjut thor.. aku dari paijo pindah ke sini cuma buat nyari rayyan sama jessy
Nona Lebah: Makasih kak. Kamu the best 💪
total 1 replies
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
akhirnya ketemu juga sama cerita ini...keren dan recommend
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!