"Menyingkirlah dan berhenti mengejar aku. Percuma saja, aku tak suka dengan anak kecil."
"Enak saja anak kecil, aku sudah besar, Om. Lihat saja, dada ku tumbuh dengan baik."
Darren Wisnu Abiana adalah seorang duda keren berusia 36 tahun, dia di tinggalkan oleh sang istri untuk mengejar pria lain. Patah hati yang Darren rasakan membuat nya trauma dan menutup hati nya untuk wanita mana pun.
Hingga, seorang gadis berseragam SMA datang dan mengejar nya. Meskipun dia sudah bersikap jutek pada gadis bernama Sherena itu, tapi dia tetap tidak pantang menyerah untuk mendapatkan nya.
Akankah pertahanan Darren runtuh saat melihat kesungguhan yang di lakukan oleh Sheren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Menggoda?
Akhirnya, mereka pun pulang. Sherena langsung pulang ke rumah nya setelah berpamitan terlebih dulu pada pria tampan itu.
"Sudah pulang, sayang?" Tanya Arumi sambil tersenyum menatap putri nya yang baru saja pulang. Sherena tertawa lalu mendekat ke arah sang ibu dan memeluk perempuan yang sudah melahirkan nya itu dari belakang.
"Kenapa, sayang? Keliatan nya kamu lagi seneng."
"Kalo semisal Sheren suka sama Om Darren gimana?" Tanya Sherena lirih, membuat Arumi berbalik dan menatap putri nya.
"Kamu suka sama dia, sayang?"
"Hehe, menurut Mama gimana?" Tanya Sherena lagi.
"Gak gimana-gimana kok, sayang. Kalau semisal kamu bahagia, gapapa kok."
"H-ahh?"
"Kok kaget gitu? Mama ngedukung kamu, kalo kamu suka sama Om Darren, yaudah perjuangkan." Ucap Arumi sambil membingkai kedua sisi wajah putri cantiknya.
"Aaaaa, makasih Mama."
"Sama-sama, sayang. Tapi, ingat ya kalo Om Darren itu pria dewasa. Kamu harus pandai-pandai jaga diri." Nasehat Arumi sambil tersenyum.
"Iya, Ma. Tapi, jangan bilang-bilang ya sama papah? Sheren malu, nanti papah godain Sheren."
"Iya, sayang. Sekarang, kamu udah punya target kan? Jadi, mulai sekarang kamu harus belajar masak ya? Kamu harus bisa nyenengin suami kamu kelak." Nasehat Arumi, membuat Sherena menganggukan kepala nya.
"Bisa di mulai nya besok aja, Ma? Sheren capek, hehe."
"Iya, sayang." Jawab Arumi, sambil mengusap rambut panjang putri nya.
"Sheren mau mandi dulu, terus bantuin Mama masak."
"Iya, hati-hati sayang." Arumi tersenyum saat melihat anak gadis nya mulai menjauh. Dia tak menyangka kalau putri yang selama ini dia rawat, ternyata sudah besar dan sekarang sudah memiliki tambatan hati. Dan siapa yang menyangka kalau tambatan hati sang putri adalah Darren, duda keren tetangga mereka.
Memang dia pria yang tampan dan berkharisma, seperti nya Sherena memang sudah dewasa, dia tahu benar pria mana yang tampan.
"Putri ku sudah dewasa, dia tahu pria yang tampan." Gumam Arumi sambil kembali berbalik dan melanjutkan pekerjaan nya, tadi dia sedang mencuci piring saat putri nya pulang.
"Siapa, Ma?" Tanya Arya sambil melangkah mendekat ke arah sang istri.
"Enggak kok, pah." Jawab Arumi sambil tersenyum. Sedangkan di kamar, Sherena langsung membersihkan tubuh nya. Dia merasa tak nyaman karena sedari tadi segitiga miliknya basah karena ulah mesuum Darren.
Dia pikir hal ini masih wajar karena tidak berbekas, tapi untuk yang satu itu Sherena dengan tegas menolak. Padahal Darren selalu saja bisa membujuk nya, tapi syukurlah sejauh ini dia masih waras dan tidak memberikan kehormatan nya para Darren. Tapi, dia tak tahu hari esok atau lusa. Bisa saja Darren merenggut nya secara paksa bukan?
Setelah selesai membersihkan tubuh nya, Sherena keluar dengan bathrobe berwarna putih yang dia kenakan. Bukan nya langsung berpakaian, Sherena malah membuka pintu balkon dan menikmati udara segar disana.
Tepat di seberang sana, ada Darren yang juga baru selesai mandi. Pria itu menelan ludah nya dengan kepayahan saat melihat penampilan Sherena yang sungguh demi apapun, terlihat menggoda iman nya. Dia sudah bernafssu pada gadis itu, eeh sekarang malah gadis itu terlihat menggoda nya dengan hanya memakai bathrobe dan rambut yang dia gulung dengan handuk.
Leher jenjang nya terlihat mengkilat karena terkena air. Gadis itu nampak tidak memperhatikan kalau ada pria yang kini tengah menatap nya dengan tatapan penuh hasraat.
Darren mengambil ponsel nya, lalu menghubungi nomor sang kekasih. Sherena yang mendengar ponsel nya berdering, langsung masuk ke dalam kamar.
"Sayangku? Kenapa dia nelpon ya?" Gumam Sherena begitu dia melihat siapa yang menelpon nya. Rasanya, tak mungkin kalau pria itu sudah merindukan nya, karena mereka baru saja menghabiskan satu hari bersama.
"Hallo, sayang?"
'Lagi apa?' Tanya Darren berbasa basi, padahal nada suara nya sudah berat menahan sesuatu yang berontak di dalam tubuh nya, membuat sekujur tubuh nya berkeringat.
"Baru aja habis mandi, sayang kenapa nelpon? Kangen aku?" Tanya Sherena sambil tersenyum.
'Coba kamu lihat ke balkon, sayang.'
"Iya, sebentar." Sherena menurut, dia tersenyum saat melihat pria itu juga ada di balkon dengan masih menggunakan bathrobe berwarna hitam nya.
'Apa kamu menyadari sesuatu, sayang?' Tanya Darren membuat kening Sherena mengernyit.
"Hmm, tidak ada. Selain sayang yang terlihat sangat tampan setelah mandi." Jawab Sherena yang membuat Darren mengangkat sedikit sudut bibir nya.
'Penampilan mu, sayang. Bukan aku!'
"A-aku? Memang nya ada apa dengan aku, sayang?" Tanya Sherena sambil meneliti penampilan nya. Menurut nya, tidak ada yang aneh sama sekali dengan penampilan nya.
'Kau membuat aku bernafssu, sayang. Atau kau sengaja ingin menggoda ku, hmm?' Tanya Darren yang membuat Sherena terkejut setengah mati. Penampilan seperti ini saja di bilang menggoda? Apalagi kalau semisal dia mengenakan lingerie di depan Darren? Bisa-bisa dia langsung di terkam dengan brutal oleh Darren.
"Dih, sayang apaan sih? Padahal aku sudah berpakaian tertutup lho, masa menggoda sih? Kamu nya aja yang nafsuaan." Ucap Sherena membuat Darren terkekeh. Ya, dia akui memang dia nafsuaan tapi itu hanya terjadi saat dia bersama Sherena.
Bahkan, saat bersama Sarah pun dia tidak bernafssu sama sekali, hanya saja kepala nya akan terasa lebih ringan kalau dia sudah muncraat. Mereka juga tidak pernah menyatu, Sarah hanya menyervis junior Darren dengan mulutnya saja, tidak lebih.
'Kamu kesini sekarang, aku ingin menikmati tubuh mu itu, sayang.'
"Tidak tidak, jangan. Aku masih polos, Om." Jawab Sherena sambil terkekeh, dia menganggap ucapan Darren adalah candaan.
'Polos atau mau saya polosin, hmm?' tanya Darren, saat itu juga Sherena mengerti kalau semua yang di katakan oleh pria itu adalah serius.
"Sayang, jangan gitu dong. Aku masih sekolah, yang."
'Hmm, baiklah. Kalau begitu, bisakah kita makan malam bersama?' Tanya Darren membuat Sherena terjengit. Waduh, dia tak ingin menolak tapi dia takut kalau Darren akan melakukan hal yang nekat padanya.
"Mungkin tidak malam ini, sayang. Soalnya, besok ada ulangan jadi aku harus belajar."
'Apa kamu takut, sayang?' Tanya Darren. Aneh, seperti nya pria itu adalah cenayang. Karena dia bisa membaca pikiran orang lain tanpa harus menanyakan nya.
"H-aah, tidak kok. Memang nya aku takut kenapa? Sayang kan bukan monster, hanya vampir saja."
'Vampir? Maksud mu apa?' Tanya Darren lagi, kening nya mengernyit.
"Yang suka gigit kan vampir, nah sayang kan suka gigit leher aku sampe merah-merah. Apa namanya coba kalau bukan vampir? Atau drakula ya. Eehh, bukan nya drakula sama vampir itu sama kan ya?"
'Astaga, kenapa dari mengajak makan malam jadi merembet ke vampir sih?' Darren menggelengkan kepala nya, dia merasa lucu sendiri dengan segala tingkah Sherena. Benar-benar menggemaskan sekali.
"Hehe, maafin sayang."
'Ya sudah, sekarang kamu pake baju terus makan, setelah makan lanjut belajar tapi jangan sampai larut malam.' Nasehat Darren.
"Baik, sayang. Kamu juga jangan begadang kerja nya ya?"
'Siap sayang, besok berangkat dengan saya.' Ucap Darren.
"Iya, sayang.' Jawab Sherena. Setelah itu mereka pun mematikan sambungan telepon nya, Sherena langsung berpakaian dan turun untuk makan malam. Sedangkan Darren dia langsung berkutat dengan pekerjaan nya. Pria itu terlihat sangat fokus dengan kacamata transparan yang bertengger rapih di hidung mancung nya.
......
🌻🌻🌻🌻🌻