NovelToon NovelToon
PENDEKAR KEGELAPAN

PENDEKAR KEGELAPAN

Status: tamat
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mengubah sejarah / Perperangan / Light Novel / Tamat
Popularitas:40.8k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

Arya Susena, adalah seorang pemuda yang berniat untuk melakukan sesuatu untuk orang yang sangat ia cintai. Dendam yang telah membara ia gantikan dengan upayanya membebaskan penderitaan rakyat dari kekejaman para penguasa. Dengan adanya kelompok kegelapan yang ia dirikan berharap meringankan penderitaan rakyat. Saat itu ia mengatakan sebuah kebenaran pada Raden Kanigara Lakeswara tentang dirinya yang sebenarnya. Bahwa ia bukanlah putra dari Prabu Maharaja Kanigara Rajendra, melainkan dari Prabu Maharaja Kanigara Maheswara.

Demi mengembalikan tahta ke tangan yang sah!. Arya Susena dan Raden Kanigara Lakeswara bekerja sama. Keduanya bersumpah akan membebaskan penderitaan rakyat dari kekejaman pemimpin yang sangat serakah.

Meskipun tidak mudah?. Namun bagi mereka itu adalah perjuangan yang akan mereka kenang sepanjang hidup mereka. Bahwa hati mereka menjerit sakit ketika melihat penderitaan rakyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ALASAN TIDAK IKUT BERTARUNG

***

Kelompok pendekar kegelapan telah bergerak kembali, satu bulan berlalu Raden Kanigara Lakeswara bersama mereka, melihat apa saja yang telah dilakukan oleh kelompok pendekar kegelapan, dalam membela hak rakyat.

Saat itu mereka berada di perjalanan menuju sebuah tempat, ada yang aneh dengan sikap mereka.

Duar!!.

Terdengar suara letusan atau ledakan yang sangat kuat, namun kekuatan itu menuju arah belakang mereka?. Akan tetapi apa yang terjadi saat itu?. Setelah tenaga dalam mereka kerahkan, saat itu ada dua orang pendekar yang keluar dari arah belakang Arya Susena, dan sepasang pendekar dari arah belakang Patari dan Darsana?.

Deg!.

Raden Kanigara Lakeswara sangat terkejut ketika melihat itu. "Apa yang terjadi sebenarnya? Siapa orang-orang yang keluar itu?." Dalam hatinya keheranan melihat itu.

"Akhirnya cecunguk busuk seperti kalian keluar juga." Arya Susena mendekati patari dan Darsana.

"Apa?." Raden Kanigara Lakeswara benar-benar sangat bingung. "Jadi? Tujuan pertarungan mereka adalah? Untuk memancing mereka keluar?." Raden Kanigara Lakeswara melihat ke arah Arya Susena. "Tapi bagaimana bisa? Arya susena mengetahui itu?." Raden Kanigara Lakeswara sangat tidak percaya dengan yang ia saksikan. "Tapi apakah harus seperti itu?." Dalam hatinya kembali bertanya-tanya. "Cara membuat musuh keluar dari persembunyiannya?." Raden Kanigara Lakeswara seperti kehilangan kata-kata.

"Raden jangan terkejut seperti itu." Bajra hanya tersenyum saja. "Kemampuan arya susena, nini patari dan darsana." Ia tersenyum puas. "Mendeteksi keberadaan musuh menang sangat luar biasa." Lanjutnya. "Rasanya sangat bangga memiliki teman seperti mereka."

"Apa tujuan kalian mengikuti kami?!." Suaranya terdengar keras. "Apakah kalian berniat?! Untuk mengganggu perjalanan kami?!." Arya Susena menatap tajam ke arah mereka.

"Bagaimana menurut kalian dengan ini?." Pendekar wanita itu melemparkan sebuah gulungan yang berisikan tentang sayembara yang telah dikeluarkan Prabu Maharaja Kanigara Rajendra.

"Kami telah menemui banyak kelompok pendekar." Balasnya. "Kami menanyakan pada mereka." Matanya melirik ke arah mereka semua. "Mereka tidak mau mengaku." Ia terlihat jengkel. "Jika mereka adalah kelompok dari pendekar kegelapan." Tatapannya berubah menjadi lebih tajam. "Apakah kalian? Yang dinamakan kelompok pendekar kegelapan?."

"Lantas? Apa tujuan kalian?." Arya Susena mengamati mereka. "Jika memang kalian mencari kelompok pendekar kegelapan?."

"Tentu saja kami akan membinasakan mereka!." Jawabnya. "Seperti pada sayembara dari istana kerajaan!." Dengan sangat tegas ia berkata seperti itu.

"Kalian memang datang pada orang yang sangat tepat." Ucapnya dengan sangat santai. "Kami memang kelompok pendekar kegelapan." Ia tersenyum lebar. "Lantas? Kalian mau apa?." Ia seperti sedang menantang mereka semua untuk bertarung.

Deg!.

"Arya!."

Mereka semua sangat terkejut dengan ucapan Arya susena.

...***...

Istana, bilik Ratu Arundaya Dewani.

"Kenapa kanda belum mau keluar juga?." Ratu Arundaya Dewani tampak cemas. "Apakah kanda? Masih belum bisa terkena sinar matahari?."

"Maafkan kanda." Tatapan mata Prabu Maharaja Kanigara Maheswara terlihat sedih. "Untuk saat ini, kanda belum bisa bergerak secara leluasa." Ada perasaan sedih di dalam hatinya. "Berikan kanda sedikit waktu."

"Baiklah kanda." Ratu Arundaya Dewani tersenyum kecil. "Dinda akan berusaha memahaminya."

"Terima kasih dinda." Prabu Maharaja Kanigara Maheswara mencium kening istrinya dengan lembut. "Maaf, karena telah merepotkan dinda."

"Dinda tidak merasa direpotkan sama sekali kanda." Ratu Arundaya Dewani berusaha untuk tetap tersenyum. "Bagi dinda, kehadiran kanda saat ini." Lanjutnya. "Adalah satu-satunya harapan bagi dinda untuk bertahan hidup."

"Dinda arundaya dewani." Prabu Maharaja Kanigara Maheswara dapat merasakan bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh istrinya.

Di bilik Ratu Aristawati Estiana.

"Ada apa kanda?." Ratu Aristawati Estiana menatap mata suaminya dengan heran. "Kanda sedang memikirkan apa?."

"Kanda sangat bingung sekali dinda."

"Apa yang membuat kanda bingung?."

"Masalah arundaya dewani."

"Kenapa lagi kanda?." Kening Ratu Aristawati Estiana terlihat mengkerut aneh.

"Menurut para emban, dia lebih betah berada di biliknya." Prabu Maharaja Kanigara Rajendra sangat heran. "Seperti ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan."

"Kanda curiga sesuatu padanya?."

"Sangat curiga sekali dinda." Jawab sang Prabu. "Kanda cemas, dia sedang menyiapkan sebuah rencana, untuk balas dendam pada kita."

"Kalau begitu, dinda akan memeriksa keadaannya."

"Mohon bantuannya dinda."

"Baik kanda." Ratu Aristawati Estiana mencium lembut kening suaminya.

...***...

Siapa yang tidak terkejut mendengar pengakuan dari Arya Susena?.

"Jadi? Kalian memang kelompok pendekar kegelapan?."

"Hei!." Bisik Raden Kanigara Lakeswara. "Apakah itu tidak apa-apa? Apakah kita akan meng hadapi mereka?." Raden Kanigara Lakeswara sangat tidak mengerti, namun saat itu ia memasang kuda-kuda siaga untuk menyerang musuh.

"Arya! Kami serahkan padamu." Patari dan Darsana dengan sangat  santai meninggalkan Arya Susena, mereka malah mendekati Bajra, Nismara dan Raden Kanigara Lakeswara yang tampak kebingungan.

"Kenapa kalian malah membiarkannya bertarung sendirian?." Raden Kanigara Lakeswara Mengernyit heran. "Apakah kalian tidak cemas? Dengan keselamatan arya susena?."

"Tenanglah Raden." Nismara serius menatap ke depan. "Apakah raden tidak penasaran? Dengan ilmu Kanuragan yang dimiliki arya susena?." Ucapan itu terdengar seperti mengundang rasa penasaran Raden Kanigara Lakeswara.

"Aku memang sangat penasaran, dengan ilmu kanuragan yang dimilikinya." Dalam hati Raden Kanigara Lakeswara.

"Jadi? Kami memang datang pada orang yang tepat?."

"Tidak usah banyak bicara." Arya susena melangkah maju. "Aku tahu kalian ikut sayembara itu karena kedudukan." Hatinya sangat jengkel. "Juga harta yang tertulis pada lembaran itu." Lanjutnya, sambil memainkan sebuah jurus aneh.

"Ya, memang seperti itulah yang kami inginkan." Balasnya dengan jujur.

"Aku harap kau tidak menyesal!." Tunjuknya ke arah Arya Susena. "Karena kau tidak mau berkenalan dulu dengan kami."

"Kita tangkap saja dia dulu, nanti kita tangkap yang lainnya."

"Aku sangat setuju dengan ide itu."

Keempat pendekar itu sepertinya sangat meremehkan Arya Susena yang sedang memainkan satu jurus yang sangat aneh?.

"Kalian pikir?." Respon Arya Susena. "Aku dan temanku? Akan mudah kalian tangkap begitu saja?." Arya Susena melirik ke arah yang lainnya. "Dan Menjadi batu loncatan kalian? Untuk mendapatkan kesenangan dunia?."

Tiba-tiba saja udara sekitar telah berubah menjadi ganas.

"Heh!." Barja mendengus kecil. "Setelah sekian lama, akhirnya ia memainkan jurus itu." Dalam hati Barja mengamati bagaimana Arya Susena memainkan jurus itu.

"Bagaimana mungkin?." Raden Kanigara Lakeswara memperhatikan Arya Susena. "Angin sekitar tiba-tiba saja menjadi aneh seperti ini?." Dalam hati Raden Kanigara Lakeswara tidak menduga dengan apa yang ia rasakan saat itu.

"Kurang ajar!." Dempa, itulah nama seorang laki-laki yang berbadan besar. "Berani sekali kau merendahkan aku." Ucapnya sambil menghentakkan senjatanya yang berupa tongkat pemukul besi kematian. Itulah yang ia berikan nama untuk senjatanya miliknya.

"Maju saja kalau kau penasaran." Tantangnya. "Tidak usah mengumpat seperti orang bodoh." Ucap Arya susena terus memancing amarah musuhnya. "Maju saja kau!."

"Dengan senang hati." Dempa langsung maju menyerang Arya Susena.

"Tunggu!." Sareh juga ikut menyerang. "Aku tidak akan mungkin diam saja." Sareh mulai mengeluarkan senjata dalam bentuk cambuk api yang sangat panas.

"Apa yang harus kita lakukan kakang?." Ia melirik ke arah kekasihnya. "Apakah kita? Perlu ikut bertarung juga?" Sarathina sangat heran. Apa lagi saat itu matanya menangkap Dempa dan Sareh yang terlebih maju untuk menyerang Arya susena.

"Kita amati saja terlebih dahulu." Jawabnya. "Mungkin saja kita dapat melihat sesuatu nantinya." Bangka tidak ingin terburu-buru. "Kita lihat dulu, seberapa kuat pemuda itu."

"Baiklah, jika memang seperti itu kakang."

Dempa dengan menggunakan tongkat pemukul besar kematian, terus menyerang Arya Susena. Tongkat besar yang dihiasi paku-paku tajam itu melayang ke arah tubuh Arya susena. Akan tetapi Arya susena saat itu telah menghalau pukulan itu dengan menggunakan tenaga dalamnya. Sehingga pukulan yang bertubi-tubi yang hampir saja mengenai dadanya dapat ia tahan dengan kekuatannya. Namun bukan hanya itu saja, Sareh tidak mungkin berdiam diri saja melihat pertarungan itu. Sareh juga ikut bertarung, ia lepaskan satu lecutan yang sangat kuat ke arah Arya Susena dan Dempa.

Sangat disayangkan sekali, saat itu Arya Susena menyadari serangan itu, dan saat itu dengan gerakan yang sangat cepat Arya Susena memberikan sebuah hadiah sepakan ke lutut Dempa dengan sangat kuat, sehingga laki-laki itu tertunduk?.

"Kegh!."

Dan saat yang bersamaan Arya Susena melompat tinggi sehingga cambuk yang dilepaskan Sareh mengenai tubuh Dempa.

CTAR!.

"Keghakh!."

Dempa berteriak sangat keras, tubuhnya sangat panas, sangat sakit, dan kulitnya melepuh hangus terbakar.

Deg!.

Mereka semua sangat terkejut melihat pemandangan yang seperti itu. Arya Susena dengan sempurna menghindari serangan itu, sehingga musuhnya yang terkena serangan itu.

...***...

Di sebuah tempat.

"Menurut kabar dari kakang warsa jadi." Ucapnya sambil melihat ke arah teman-temannya. "Raden kanigara lakeswara masih hidup."

"Kau yakin dengan kabar itu?."

"Kau meragukan kabar dari kakang warsa jadi?."

Untuk sesaat mereka semua terdiam, karena mereka memang memiliki keraguan yang sangat dalam pada Warsa Jadi.

"Lantas? Kenapa arya susena?." Ucapnya. "Merencanakan pemalsuan pembunuhan terhadap Raden kanigara lakeswara?."

"Apakah ia punya tujuan tertentu?."

"Aku melakukannya."

Deg!.

Mereka semua sangat terkejut, karena melihat Arya Susena berada diantara mereka?.

"Tentu saja untuk melindungi Raden kanigara lakeswara."

"Kau?!."

"Sejak kapan kau berada di sini?!."

Ada kemarahan-kemarahan yang mereka tunjukkan saat itu juga.

"Apa maksudmu demi melindungi Raden kanigara lakeswara?."

"Jelaskan pada kami sekarang juga!."

"Sebagai bekas petinggi istana." Arya Susena terlihat sangat santai. "Harusnya kalian mengetahui, aturan dan tata cara." Arya Susena memperhatikan mereka semua. "Pengangkatan calon Raja berikutnya."

"Pengangkatan calon Raja berikutnya?."

"Demi melindungi keselamatan Raden kanigara lakeswara, aku melakukan itu semua."

Deg!.

Mereka kembali terkejut, karena Arya Susena menghilang dari pandangan mereka.

"Hei! Arya susena!."

"Keluar kau!."

"Kita belum selesai bicara!."

Ada kemarahan yang bersarang di hati mereka karena ulah Arya Susena.

"Aku rasa, tindakan arya susena memang sangat tepat."

"Apa maksudmu?!."

"Jika Raden kanigara lakeswara ikut dalam pemilihan calon itu." Jawabnya. "Nyawanya akan terancam."

"Tapi, kenapa harus memalsukan kematiannya?."

"Aku rasa, itu karena." Jawabnya. "Arya susena berpikir, rajendra tidak akan mencari keberadaan Raden kanigara lakeswara." Lanjutnya. "Untuk apa mencari seseorang yang telah dibunuh oleh pendekar kegelapan?." Ungkapnya. "Beda lagi ceritanya kalau pendekar lain yang membunuhnya." Ia berusaha menjelaskan. "Pasti Raja kejam itu akan berpikir, itu adalah sebuah rekayasa saja." Lanjutnya lagi. "Jika pembunuhan itu dilakukan oleh kelompok pendekar kegelapan? Tentu saja Raja kejam itu langsung percaya." Matanya memperlihatkan mereka semua. "Karena sudah jelas." Tegasnya. "Siapa yang tidak kenal dengan pendekar kegelapan?." Hatinya seakan-akan terbawa oleh amarah. "Kelompok pendekar pembunuh sadis, yang sangat benci pada keluarga istana, para petinggi istana."

"Ya, aku rasa kau benar."

"Itu adalah penjelasan yang masuk akal."

"Lantas? Apa yang akan kita lakukan setelah ini?."

"Kita temui kakang warsa jadi." Jawabnya. "Mungkin saja, kita bisa bergerak lebih leluasa, karena Raden kanigara lakeswara sudah berada di tempat yang aman."

"Kalau begitu kita berangkat sekarang."

"Mari."

Setelah itu mereka segera menuju tempat persembunyian Warsa Jadi. Apakah yang akan mereka lakukan selanjutnya?. Temukan jawabannya.

***

"Dempa!." Sareh langsung mendekati Dempa yang terguling di tanah.

Beda lagi dengan Nismara, Bajra, Darsana dan Patari yang malah bersorak, dan tepuk tangan melihat adegan yang menegangkan itu.

"Pertunjukan yang sangat hebat arya." Barja melambaikan tangannya ke arah Arya Susena.

"Pertunjukan katanya?." Dalam hati Raden Kanigara Lakeswara bergidik ngeri dengan ucapan Bajra. "Tapi arya susena sangat hebat sekali." Dalam hatinya terkesan. "Dia memanfaatkan serangan cepatnya, untuk mengalihkan perhatian musuh." Raden Kanigara Lakeswara benar-benar memperhatikan pertarungan itu. "Siapa yang menduga? Serangan itu malah mengenai musuhnya."

"Apa yang harus kita lakukan kakang?." Busuknya. "Apakah kita akan mampu? Mengalahkan bocah itu?."

"Maju saja nini." Ucap Arya Susena. "Bukankah kau tadinya? Kau memang ingin bertarung dengan aku?." Dengan sangat santainya ia memainkan buku-nuku jarinya. "Kenapa kau malah terlihat ragu seperti itu?." Ucapnya dengan nada mengejek. "Apakah kau takut? Dengan bocah seperti aku?."

"Kunyuk busuk!." Umpatnya kasar. "Akan aku hajar mulutmu itu."

"Siapa yang kau sebut kunyuk busuk?!." Arya Susena langsung melompat ke arah Sarathina yang tampak terkejut dengan serangan dadakan yang dilakukan Arya Susena.

"Kurang ajar! Aku juga harus membantunya." Bangka tentunya tidak akan membiarkan itu terjadi begitu saja, sehingga ia ikut bertarung.

"Ada apa Raden?." Nismara hampir saja tertawa melihat raut wajah Raden Kanigara Lakeswara.

"Dia marah hanya karena dipanggil kunyuk busuk?." Raden Kanigara Lakeswara semakin heran.

"Dia memang seperti itu Raden." Jawab Darsana. "Darahnya akan selalu meledak-ledak, jika ada yang berani merendahkannya." Ia terlihat menghela nafas lelah.

"Dia itu kalau bertarung sangat ganas." Barja juga kenal Arya Susena dengan baik. "Jadi? Kami memilih mundur saja." Lanjutnya. "Bertarung bersama dengannya, hawa sekitar tidak enak sama sekali."

"Apakah dia sangat ganas?." Raden Kanigara Lakeswara kembali bertanya. "Sehingga kalian takut padanya?."

"Raden bisa melihat sendiri bagaimana dia bertarung." Jawab Nismara.

"Kami bukannya tidak ingin membantunya bertarung." Ucap Patari. "Tapi dia bukan pendekar, yang suka dibantu saat bertarung."

"Oh? Jadi begitu?." Raden Kanigara Lakeswara memahami situasinya.

Sementara itu Sareh sedang berusaha untuk mengobati temannya yang terkena serangannya tadi. Tenaga dalamnya telah ia salurkan pada temannya itu, akan tetapi pada saat itu tidak ada pengaruh sama sekali.

"Kurang ajar!." Umpatnya dengan kesalnya. "Kenapa tidak bisa diobati sama sekali?!" Dalam hatinya sangat marah yang sangat luar biasa. "Jurus apa yang ia gunakan? Sehingga aku tidak bisa mengobatinya?." Ia sangat panik, dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya ya.

...***...

1
Fajar Wisnu
banyak di ulang² jd gak bermutu
Sak. Lim
goblokkkk
Rettofuaia: kok marah?
total 1 replies
Sak. Lim
naiiif otak nya di pantatnya
Kekasih Dropper
Sesenang itu sih bacanya, bikin nagih banget huhuh
Rettofuaia: akan diusahakan update
total 1 replies
SweetWhimsy
Bagus thor terus di pertahan kan ya thor.....aku sampai salfok baca novelnya😂😂
Rettofuaia: salfok gimana nih?.
total 1 replies
Mrextinct Hashtag
Nulis sesuai dengan gaya kakak aja biar ga pusing~
SnowySecret
thor, jangan khianati kita ya:( pokoke ditunggu lanjutannya
Rettofuaia: hamba akan setiap kepada tuan pembaca
total 1 replies
Cinta Insta
Keren bingit ceritanya! Lanjut! Pantang mundur!
Rettofuaia: daku yang dikejar deadline
total 1 replies
Atas Untuk Diikuti
Lihat aku disini, pembaca yang selalu setia menanti~~
Rettofuaia: Daku juga lagi semangat nyari ide lanjutannya
total 1 replies
SecretGiggle
Aku lagi semangat baca nih, et taunya dah mentok! Semoga author juga semangat nulis ya
Rettofuaia: daku yang lagi semangat ngejar ide selanjutnya
total 1 replies
salt sand and smoothies
Aku setia rebahan disini menunggu cerita kakak hihi
Rettofuaia: terima kasih, selamat menunggu
total 1 replies
alchemyworks
Ih! Kenapa ceritanya relate bangeeeeet! Semangat kak!
Rettofuaia: daku lagi galau berat
total 1 replies
SweetWhimsy
Bagus nih ceritanya! Semoga kedepannya bakal tetep bagus dan terus bikin penasaran ya
angels_basket
aku enggak suka digantung thor!
Rettofuaia: asalkan jangan gantung diri aja. susah soalnya. pohon toge tetangga pun belum tumbuh buat gantung diri
total 1 replies
theseafiles
Malesnya aku jadi senyum-senyum sendiri baca ceritanya thor.. daku tunggu nextnya
Rettofuaia: daku lagi berendam sambil memikirkan next halaman 😂
total 1 replies
angels_basket
Ceritanya menarik, tinggalkan jejak dulu ^^
Rettofuaia: terima kasih banyak ya 😉 semangat membaca. dengan banyak membaca kamu akan mendapatkan poin untuk kasih hadiah kepada karya author favorit kamu 😉
total 1 replies
blush.and.ochre
Lha aku digantung… aku tunggu next chapnya kak!
Rettofuaia: lagi dalam perjalanan, jadi maaf kalau gantung
total 1 replies
NewJerseyJack
Jangan mumet-mumet thor. Aku bakal tetep dukung author!
Rettofuaia: thank you. Ini lagi proses nulis lanjutannya
total 1 replies
rowiethelabel
Kak author semangat!! jangan lupa istirahat dan liat yang seger-seger biar ga pusing nulis next bab!
Rettofuaia: terima kasih udah semangatin daku. Semangat juga buat kamu ya?. Liat kamu komentar dan mantengin kisah ini itu lebih seger 😍👍
total 1 replies
Kitty Bloom Untuk Pemilik Lolz Gods
Sudah kuduga, cerita ini emang asik!
Rettofuaia: terima kasih telah mampir. bahagia banget. terima kasih ya 😍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!