April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.
April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.
April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.
Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.
Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.
Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Beruntungnya April tadi sudah menyimpan susu kotak yang mereka maksudkan. "Em, begini ya Lea dan Nika." April mengambil nafas dalam lalu menghembuskan perlahan. "Aku sebenarnya tidak masalah kalau kalian curigai, tapi kalian tadi telah menyinggung tuan Dave. Kalian sangat menyukai urusan orang lain. Apa tidak sebaiknya kalian bertanya langsung padanya tentang susu kotak yang dibelinya atau aku yang akan menanyakan langsung atas dasar suruhan dari kalian, bagaimana, hm ?" sedikit ancaman mungkin bisa membuat mereka jera.
Lea dan Nika saling melempar pandang, apa jadinya jika April beneran menanyakan hal ini pada majikannya, sudah pasti mereka akan dipecat karena mencampuri urusan majikan. Terlebih ini hanya menyangkut masalah sesuatu yang dibeli oleh Dave. Jelas pasti dia akan tersinggung. Mereka tampak berpikir panjang.
"Em, tidak perlu. Anggap kami tidak mengatakan sesuatu padamu. Lea, ayo kita pergi !" ajak Nika akhirnya memutuskan untuk tidak mengusut tentang susu kotak itu.
Setelah mereka pergi, April menjadi lega, entah mengapa hanya mereka dari sekian pelayan yang selalu mengusik dan ingin tahu tentang dirinya.
April mengajak baby David bermain lagi. Bayi itu begitu menghibur dirinya. Sekian lama diperhatikan, David sangat mirip dengan Aril. Ini hanya kebetulan atau sebenarnya, David itu .... April membuang jauh - jauh dugaannya itu. April beranjak untuk membereskan bola yang menggelinding jauh dari jangkauannya hingga Dave datang dan memungut salah satu lalu memberikan pada April.
"Eh, terima kasih, Tuan." menerima bola itu.
Dave menghampiri putranya, melirik ada sebuah bola lagi disampingnya. Lalu ia melambungkan bola itu ke atas beberapa kali. Baby David tertawa gemas melihat aksi ayahnya.
April mendekat dan duduk kembali. Dave mengendus bau keringat lalu menatap ke arah April. "Ini sudah sore, kamu belum mandi ?"
"Iya, sebentar." sahut April malu sembari mencari sosok Soraya berharap agar ia lewat di depannya.
Dave menjadi resah menatap April yang celingukan, "Kamu sedang mencari siapa ?"
"Bibi Soraya," jawab April singkat lalu menatap lurus ke arah biasanya Soraya lewat.
"Untuk apa mencarinya?" Dave tak berhenti bertanya.
"Mengapa tuan Dave menjadi cerewet begini sih ?" batin April kesal.
"Menggantikanku untuk menjaga tuan muda." sahutnya kemudian.
"Kan ada aku ! Apa kamu meremehkan aku tidak bisa menjaga bayi !" Dave sedikit emosi lantaran status nya sebagai ayah terkesan tidak terlihat berpengalaman menjaga bayi.
April dengan cepat menggoyangkan tangannya, "Bu-kan begitu Tuan,"
"Kebanyakan alasan kamu, cepat mandi !" suruh Dave.
April pun bergegas pergi untuk mandi tak lupa juga ia membawa susu formula 3 kotak yang sudah ia amankan tadi.
Usai mandi April kembali ke ruangan tengah. Ia tak mendapati Dave dan baby David di sana. Lantas ia menyusuri ruangan depan. Terdengar suara wanita asing yang sedang berbicara dengan Dave.
"Tuan Dave, baby David biar saya yang gendong." izin April melihat Dave sepertinya sedang ada tamu.
"Siapa dia Kak Dave ?" pertanyaan spontan datang begitu April muncul. Wanita yang lahir 26 tahun lalu itu tidak pernah sebelumnya melihat April, ia beranggapan jika April adalah pembantu baru.
Seragam baby sister milik April yang sempat akan ia kenakan tadi terjatuh dari gantungan dan basah, sambil menunggu bajunya kering ia mengenakan baju biasa.
"Dia bukan pembantu. Dia seorang baby sister." sahut Dave lalu menyerahkan David pada April.
April sendiri juga tidak ingin tahu siapa tamunya Dave ini, yang jelas tugasnya adalah mengasuh bukan menguntit.
Wanita itu adalah Laurent, ia sengaja ingin berkunjung setelah sekian lama tak bertemu. Karena setiap di kantor, Dave selalu menghindar. Jika ia berkunjung ke rumah, David bisa ia gunakan sebagai alasan.
" Oh, jadi setelah aku pergi dari rumah ini Kak Dave menyewa jasa baby sister ? Pasti baby sister ini dari yayasan yang tidak jelas. Lihat saja penampilannya, bukan seperti seorang pengasuh sungguhan." Laurent mengatai jika April terlihat begitu buruk di matanya.
Merasa dirinya dibawa - bawa, langkah April menjadi terhenti, ia pun membalikkan badan. "Anda siapa ? Dan mengapa Anda begitu terobsesi untuk menilai orang lain."
Dave terhenyak dalam diam. Ia tak mengira jika April akan merespon begitu cepat.
Laurent membulatkan matanya, tak mengira juga akan menerima jawaban seperti itu. "Kau !" sambil menunjukkan jarinya. "Kau belum tahu siapa aku ?" lalu tertawa mengejek. "Aku tantenya baby David. Adik dari istri Kak Dave. Berikan dia padaku ! Jangan seenaknya membawa pergi !" Meminta dengan kasar baby David dari gendongan April.
Dave menegur, "Hati - hati Laurent !"
April tak rela baby David diambil paksa begini meskipun ia tidak punya hak untuk menolak.
Laurent menggendong baby David, rasanya begitu berat. Sangking lamanya tak bertemu, baby David memang terlihat gendut dan gemas. Laurent yang dari awal tak suka dengan anak kecil terpaksa bersikap manis ketika berada di depan Dave. Apalagi kalau bukan untuk mengambil simpatinya.
David seketika menangis. Meskipun masih bayi ia bisa membedakan orang yang biasa bersamanya dengan orang asing.
Laurent berusaha menenangkan bayi itu, makin lama tangisannya makin kencang.
"Sial, mengapa bayi ini sulit sekali diam. Mungkin karena aku jarang berkunjung jadi dia tidak mengenali aku lagi." batin Laurent geram.
"Laurent, baby David tidak ingin bersamamu." ucap Dave, memberi isyarat agar April mengambilnya.
"Aku ini tantenya, biar kan dulu, lama - lama juga akan terbiasa." Laurent menepis tangan April.
"Baby David, ini Tante Sayang. Maaf ya, Tante lama tidak berkunjung. Ini Tante bawakan mainan." Laurent megeluarkan mobil mainan dari dalam tas keresek yang memang sudah ia siapkan.
David tak kunjung juga diam.
"Baby David belum mengerti mainan seperti itu." ucap April yang membuat Laurent marah.
"Jadi maksud kamu aku salah beli mainan untuknya. Kamu itu siapa, cuma baby sister saja sudah berani menasehatiku."
"Laurent, apa yang dikatakan April benar, David masih terlalu kecil untuk mainan yang kamu bawa."
"Kak Dave, aku kan sudah beritikad baik untuk menyenangkan keponakanku, masa tidak boleh."
"Tentu boleh Nona, tapi tidak untuk sekarang. Diusia saat ini, baby David hanya mengenal benda bergerak dan berwarna. Seperti mainan yang digantung atau bola plastik." April tak mau diam dan dianggap bodoh. Tentu saja ia tahu karena pernah mengikuti kelas hamil saat dulu.
"Kasihan baby David tak kunjung diam, biarkan aku menenangkan sebentar." April menyodorkan kedua tangannya, namun lagi ditepis oleh Laurent.
"Dasar baby sister sialan!" umpat wanita dengan sepatu high hell merah itu.
"Mungkin baby David haus, berikan dia pada baby sister untuk diurus." ucap Dave yang tak tega juga melihat anaknya nangis terus.
"Kalau haus tinggal diberikan dot saja kan, sana buatkan susu formula !" ucap Laurent ditujukan pada April.
Deg !
Dave dan April saling melempar pandang.
"Bagaimana ini, David kan minum ASI April ?"