Dengan tatapan dingin dan hati yang kosong, Shin Yu mulai menapaki jalan Kultivator. Bukan demi balas dendam atas kematian orang tuanya, tetapi penasaran dengan arti dari sebuah kehidupan.
Dengan memegang pedang, Shin Yu menghadapi dunia tanpa rasa takut, menjadi bayangan yang tak terkalahkan. Dia menebas musuh-musuhnya tanpa perasaan, tanpa belas kasihan, dan tanpa beban di hatinya.
Shin Yu berjuang di bawah langit yang gelap, melawan siapa saja yang berani menghadangnya. Tidak ada alasan mulia dibaliknya, hanya karena itu yang dia tahu.
Namaku adalah Shin Yu, seorang jenius tak terkalahkan yang akan menjadi puncak dunia.
Baca terus novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertandingan Antar Pembunuh III
Setelah cukup lama mendominasi pertarungan, Han Gu mulai memperlambat tempo serangan yang dilancarkannya. Ia sengaja melakukan itu karena Shin Yu sudah terlihat kelelahan, selain itu dia sudah bisa melihat akhir kemenangannya.
Shin Yu sendiri mengetahui kalau Han Gu mulai meremehkan dirinya, tetapi ia tidak langsung memanfaatkan kesempatan tersebut karena ingin membuatnya semakin lengah.
Di sisi lain, Fang Lin yang berada di pinggir lapangan sedikit mengerutkan alisnya karena merasa ada kejanggalan dari pergerakan Shin Yu.
"Aneh sekali, dia seperti mengurangi gerakannya secara bertahap. Kenapa?" Fang Lin mengerutkan alisnya sebelum matanya sedikit melebar, "Ah, apa mungkin dia sengaja?"
Saat berpikir demikian, senyum tipis terukir di wajah Fang Lin, kalau memang begitu maka hampir semua pembunuh profesional yang ada di sini berhasil dibodohi oleh anak kecil itu.
Shin Yu terus memperlihatkan tanda-tanda kalau dirinya sudah hampir mencapai batas, tentu saja itu hanya sebuah tipuan belaka dan dirinya ingin menunggu sampai Han Gu benar-benar dalam kondisi lengah.
Sementara itu, Han Gu mulai memprovokasi Shin Yu yang mulai kesulitan menghadapinya, "Bocah, apa kau masih mengingat namaku? Kuharap kau tidak melupakannya. Hahahaha..."
"Yah, tidak masalah kalau kau lupa, aku hanya perlu memberitahu namaku sekali lagi." ucap Han Gu percaya diri, lalu kembali mengatakan nama lengkapnya, "Dan mulai sekarang, aku hanya akan menggunakan satu pedang untuk melawanmu."
Han Gu menyimpan pedang satunya lagi ke dalam cincin penyimpanan, lalu menyerang Shin Yu yang terlihat kewalahan tanpa mengerahkan seluruh kekuatannya.
Han Gu sama sekali tidak mengetahui kalau apa yang dilakukannya saat ini adalah sebuah kesalahan fatal yang dapat membuatnya ditertawakan oleh banyak orang nantinya.
Shin Yu sendiri yang melihat kesempatan emas itu tentu tidak menyia-nyiakannya, ia langsung melancarkan serangan terkuatnya tanpa lagi menahan kekuatannya. Di saat itu terjadi, Han Gu menyadari kalau dia telah membuat kesalahan yang fatal dan sudah terlambat baginya untuk menghindar ataupun menangkis serangan tersebut.
Baam!
Han Gu terpental jauh ke belakang melewati para penonton yang ada di sana, ketika dia hampir membentur tembok, orang lain menangkapnya supaya itu tidak terjadi.
"Kekekeke... Sungguh memalukan." pembunuh profesional yang menangkap Han Gu langsung mengejeknya.
Han Gu hanya bisa diam sembari menahan malu, kekalahannya dari seorang Forging Qi kini akan menjadi sebuah aib bagi dirinya.
Shin Yu sendiri langsung dinyatakan menang oleh seorang pria paruh baya yang membawa acara duel itu karena lawannya telah keluar dari garis lapangan, dan setelah mendengar itu ia langsung kembali ke pinggir lapangan sembari melihat-lihat lukanya.
"Aku tidak menyangka kau akan menang, hahahaha..." Fang Wei tertawa lantang, tanpa peduli orang di sekitarnya memperhatikan, "Arus pertarungan langsung dibuat terbalik dalam sekejap mata!"
Shin Yu hanya diam, kemudian menatap ke arah Fang Lin yang tidak melepas pandangan darinya, "Senior, apa selama pertandingan berlangsung, lukanya tidak boleh dipulihkan?"
"Tidak ada aturan untuk itu, pertandingan ini hanyalah tradisi setahun sekali untuk melihat perkembangan antara pembunuh sekaligus menambah pengalaman mereka." Fang Lin menjelaskan, "Tapi ada aturan tidak tertulis di sini, jika kau memulihkan lukamu usai pertandingan, kau akan dianggap sebagai orang yang pengecut."
"Meskipun juara pertama sekalipun?" tanya Shin Yu penasaran.
"Yah, tidak juga kalau kau adalah seorang pembunuh tingkat Satu atau tingkat Spesial" Fang Lin menjawab dengan santai.
Shin Yu hanya mengangguk sebagai tanda bahwa dirinya paham, ia mengalihkan pandangannya ke arah Han Gu yang kini sedang diejek oleh teman-temannya.
"Kupikir semua pembunuh mempunyai sikap yang dingin, ternyata tidak, ya." pikir Shin Yu tenang.
Setelah duel Shin Yu dan Han Gu berakhir, pertandingan dilanjutkan dengan nama Fang Wei dan pembunuh tingkat Tiga disebut.
"Akhhhh! Apa-apaan ini, sialan?!" Fang Wei maju ke tengah lapangan dengan kesal, "Kenapa lawanku bukan tingkat dua atau satu?!"
"Nona Fang, sistem pembagian orangnya memang acak. Jadi, aku tidak bisa ikut campur." pria paruh baya yang membawa acara tersenyum paksa.
"Aku tau itu! Memangnya aku baru pertama kali ikut?!" Fang Wei membalas dengan ketus, lalu melihat lawannya yang maju ke tengah lapangan, "Majulah, sialan!"
Lawan dari Fang Wei langsung takut tetapi dia tidak bisa mengekspresikan secara langsung mengingat dirinya adalah seorang pembunuh profesional.
Pertandingan Fang Wei dan pembunuh tingkat Tiga itu berlangsung, kurang lebih lima menit berlalu sebelum Fang Wei memenangkan pertandingan tanpa harus mengeluarkan senjatanya.
"Awas saja kau memberikan lawan tingkat Tiga lagi!" Fang Wei menatap tajam ke arah pria paruh baya yang membawa acara, lalu berjalan ke pinggir lapangan dengan perasaan kesal.
Fang Lin sendiri yang melihat perilaku adiknya itu hanya menggeleng pelan, perangainya pasti membuat orang-orang di sekitar juga kesal dan itu bisa dilihat dari tatapan sekilas mereka.
Setelah itu, duel lainnya berlanjut cukup lama dan akhirnya nama Fang Lin terpanggil di urutan terakhir bersamaan dengan nama seorang pembunuh tingkat Satu.
Semua orang yang ada di ruangan itu sudah menunggu-nunggu pertarungan Fang Lin, dan mereka dibuat tambah bersemangat karena yang menjadi lawan Fang Lin adalah Han So Yu, seorang perempuan cantik yang memiliki kemampuan mendekati pembunuh tingkat Spesial.
"Woah... Apa-apaan ini, mereka akan bertarung?"
"Hehehe... Ini pasti menyenangkan, apa ada yang mau bertaruh?"
"Lihatlah wajah senior Han So Yu, dia terlihat sangat serius!"
Semua orang bergemuruh dan tidak bisa untuk tidak menyembunyikan perasaan semangat mereka, pada saat yang bersamaan kedua orang itu maju ke tengah lapangan dan berdiri di posisi masing-masing.
"Sepertinya kamu mengatur semua ini, Yu'er." Fang Lin tersenyum tipis, pedang panjang muncul di tangan kanannya, "Apa kamu tidak ingat sudah berapa kali kukalahkan di pertandingan tahunan ini?"
"Aku yang sekarang bukanlah orang yang kau kenal tahun lalu." Han So Yu mengeluarkan belati pendek, memegangnya dengan tangan kiri.
"Masih menggunakan belati pendek? Keras kepala sekali." Fang Lin tertawa pelan, lalu menciptakan kubah pelindung energi supaya dampak pertarungan mereka tidak mengenai para penonton, "Apa kau sudah siap?"
"Hmph!" Han So Yu mendengus kencang sebelum melesat dengan kecepatan tinggi.
Melihat perempuan cantik itu sudah berada tepat di depannya dalam sekejap membuat Fang Lin sedikit terkejut, namun ia dapat menangkisnya dengan sempurna dan memberikan serangan balasan yang membuat lawannya itu menjaga jarak.
"Kupikir itu hanya omong kosong yang selalu kau lontarkan setiap kali bertemu denganku di pertandingan ini, tapi kali ini tidak, ya?" Fang Lin tersenyum senang, "Kalau begitu, ayo mulai pemanasannya."
Whoooosh!
Fang Lin menghilang dalam sekejap dari tempatnya dan kembali muncul dengan memberikan serangan sebanyak puluhan kali dalam setiap detiknya.
Han So Yu menangkis semua serangan itu dengan tenang, meskipun ini baru permulaan tetapi kecepatan Fang Lin tidak boleh diremehkan.
Pertukaran serangan berlangsung dengan sengit, mereka yang merupakan pembunuh tingkat Dua dan Tiga hampir tidak bisa melihat pertarungan di tengah lapangan sementara tingkat lainnya menikmati tontonan itu karena mata mereka masih dapat mengikutinya.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> COMMENT.