Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. Mensadap Handphone
Riana yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah tiba-tiba berhenti di konter handphone dan membeli handphone baru.
“Hmmm, aku tidak perlu handphone yang mahal karena handphone ini hanya aku gunakan untuk memata-matai Mas Kamal!” ucap Riana dalam hati sambil memegang handphone yang baru saja dibayar olehnya.
“Aku harus segera kembali dan menjalankan rencana selanjutnya karena aku tidak mau keduluan Mas Kamal!” ucap Riana dengan tatapan mata tajam sambil berjalan menuju tempat parkiran mobilnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi kembali ke rumah.
Waktu pun berlalu, Kamal yang telah kembali ke rumah setelah seharian bekerja menjadi terkejut saat melihat mobil mertuanya terparkir di depan pintu pagar rumahnya.
"Apakah Ayah dan Ibu Mertua datang berkunjung?" tanya Kamal dengan suara yang rendah dengan ekspresi wajah yang penasaran.
Kamal yang tak ingin menunggu di luar dan menduga saja pun masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam.
Namun saat dirinya berada di dalam, Kamal tak menemukan jejak Mertuanya sama sekali bahkan Istri dan Anaknya pun tak terlihat.
"Dimana semua orang? Kenapa tak ada orang di sini tapi pintu rumah tidak di kunci?" tanya Kamal dengan nada suara yang terdengar sangat penasaran sambil berjalan masuk ke dalam.
Saat Kamal bergerak menuju ke Kamar Shasa, Kamal melihat anak dan Istrinya sedang menonton film bersama seperti di dalam bioskop.
"Riana! Shasa! Shawn!" panggil Kamal dengan suara yang pelan sambil membuka pintu kamar yang membuat ruangan tersebut kemasukkan cahaya.
"Huuhh... Papa! Tutup pintunya, Pa. Filmnya lagi seru nih!" ucap Shasa dengan nada suara yang kesal karena diganggu dengan ekspresi wajah yang cemburut.
"Hmmm, kalian nontn apa sih kayaknya fokus banget?" tanya Kamal yang ikut masuk ke dalam kamar dan duduk di atas tempat tidur bersama Shawn.
"Kami nonton korea papa. Judulnya filmnya itu "The world of married"! Itu film tentang suami yang ketahuan selingkuh sama anak dan istrinya, Pa!" ucap Shawn dengan nada suara yang datar dan ekspresi wajah yang cuek.
Kamal yang mendengar judul dan sinopsis film yang sedang ditonton anak dan istrinya tiba-tiba merasa seperti sedang terkena hujan anak panah yang membuat wajah Kamal seketika menjadi pucat.
Riana yang tak bisa melihat wajah Kamal secara pasti karena keadaan yang gelap dapat memastikan dengan pasti bahwa saat ini Kamal seperti orang yang sedang bingung.
Di saat Kamal sedang perang pada hati dan pikirannya, Shawn dan Shasa yang terhanyut akan suasana tiba-tiba berkomentar di adegan yang sangat berkesan.
"Pusing kan sekarang? Dasar suami l**nat! Sudah ada istri yang cantik, baik dan perhatian masih aja suka sama cewek lain! Jatuh miskin deh tu!" ucap Shasa dengan kata-kata kasar yang diucapkannya tanpa menyadari wajah Kamal yang telah berubah pucat.
"Hmmm, bener banget, Dek. Kalau ada laki-laki seperti itu rasanya mau gue hajar dia! Untung Papa ngak seperti Pemain Drakor itu!" ucap Shawn yang ternyata ikut kesal akan sikap Sang Suami yang selingkuh.p
"Iya dong, Kak. Papa kan pria yang setia. Papa tidak mungkin menghianati Mama. Kalau papa sampe seperti di film itu Shasa dan Kakak ngak akan pernah maafin Papa!" ancam Shasa dengan nada suara yang terdengar serius.
Kamal yang mendengar nada dan kata-kata ancaman dari Putrinya itu terbatuk-batuk lalu berlari keluar menuju dapur mencari air minum.
Kamal yang akhirnya merasa lega setelah minum dua gelas cangkir penuh merasa cuaca sore itu sangat panas hingga tanpa sadar mengeluarkan keringat yang sangat banyak.
"Ada apa ini? Kenapa aku merasa sangat gelisah dan cemas? Apakah Riana dan kedua anakku sudah mengetahui hubungan gelapku dengan Yonna?" tanya Kamal pada dirinya sendiri dalam hati dengan ekspresi wajah yang cemas.
Sebelum perasaan cemas itu menghilang, Riana tiba-tiba muncul dan mengagetkan Kamal yang sedang menenangkan diri.
"Mas! Kamu ngak apa-apa? Kenapa wajahmu pucat sekali? Apa kamu sakit, Mas?" tanya Riana dengan ekspresi wajah yang pura-pura cemas sambil meletakkan punggung tangannya di atas dahi Kamal.
"Ma-Mas baik-baik saja. Mas mandi dulu. Gerah banget!" ucap Kamal yang langsung pergi meninggalkan Riana dengan ekspresi wajah yang canggung.
Riana yang tidak tersinggung dengan sikap Kamal justru tersenyum puas dan bahagia melihat respon Kamal saat dirinya sengaja mengajak kedua anaknya menonton film perselingkuhan suami.
"Mas, ini baru permulaannya! Aku akan membuat kamu tidak tenang perlahan demi perlahan meskipun itu harus menggunakan keluguan anak kita!" ucap Riana dengan tatapan mata yang penuh kebencian dan rasa sakit hati yang mendalam.
Riana yang telah memutuskan untuk menghancurkan Kamal dan Yonna seperti keduanya telah menghancurkan hati dan ikatan suci pernikahan mereka telah bergerak perlahan tapi pasti.
Riana yang melihat Kamal telah kembali ke kamar untuk membersihkan dirinya pun pergi menuju kamar Shasa untuk melanjutkan menonton.
Namun setelah hampir setengah jam film itu diputar akhirnya mencapai bagian terakhir, Riana yang memiliki rencana lain pun menggunakan kedua anaknya untuk menjauhkan Kamal dari rumah.
“Shasa laper, tidak? Mama laper banget tapi mama pengen makan bakso!” ucap Riana dengan ekspresi wajah yang memelas.
“Iya, Ma. Shasa juga lapar. Kak Shawn juga pasti lapar benar kan, Kak?” tanya Shasa dengan ekspresi wajah yang polos.
“Hmmm!” jawab Shawn dengan singkat dengan ekspresi wajah dan nada suara yang datar tanpa ekspresi.
“Hmmm, gimana kalau Shasa dan Shawn ajak Papa beli bakso di Warung Bakso di depan tapi jalan kaki saja? Mama lihat cuaca di luar teduh dan kalian berdua juga sudah lama tidak pergi bersama Papa, bukan?” bujuk Riana dengan senyum yang lembut.
“Ini uangnya dan kembaliannya ambillah untuk kalian berdua!” ucap Riana sambil mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam kantong celananya kepada Shasa.
“Yeay! Riana mau bakso dan es kacang merah!” ucap Shasa dengan ekspresi wajah yang bahagia dengan senyum yang lebar.
“Ayo, Kak. Kita pergi ajak Papa!” ucap Shasa sambil berdiri dan menarik tangan Shawn untuk pergi bersamanya.
Shawn yang tak bisa menolak permintaan Adik Perempuannya satu-satunya itu pun akhirnya menurut lalu berdiri dan pergi menemui Kamal yang ada di kamar.
Riana yang puas saat melihat kedua anaknya melakukan persis seperti yang dibayangkannya pun melihat kepergian ketiganya dari pintu pagar rumah.
Setelah ketiganya pergi dan tak terlihat lagi, Riana dengan cepat mengambil kunci mobil Kamal dan mencari keberadaan handphone kedua milik Kamal.
“Dimana handphone itu? Aku harus bisa menemukannya!” ucap Riana dengan ekspresi wajah yang serius dengan tekad yang kuat.
Riana yang terus mencari di seluruh tempat kosong dan penyimpanan yang menjadi kemungkinan handphone itu disembunyikan ternyata tidak menemukan apapun.
“Hah! Kemana Mas Kamal menyimpannya? Aku sudah mencari di dalam lemari pakaian di dalam kamar bahkan tas Mas Kamal tidak menemukannya!” gumam Riana dengan ekspresi wajah yang kesal dan cemas.
“Aku bahkan meminta Shasa dan Shawn membawa Kamal pergi menjauh untuk bisa mencari handphone itu di dalam mobil!” ucap Riana sambil menarik nafas panjang.
“Suara apa itu? Kenapa ada suara handphone berbunyi sayup-sayup?” tanya Riana yang kembali optimis dengan ekspresi wajah yang ceria.
Riana yang mulai mencari sumber suara tersebut akhirnya menemukan sebuah kotak kecil yang tersembunyi di bawah jok mobil.
Riana yang membuka kotak tersebut akhirnya menemukan handphone yang dicarinya dan dengan cepat mengaktifkan aplikasi pengintai yang disambungkannya ke handphone yang baru saja dibelinya.
“Sekarang aku bisa mengetahui isi pesan dan pembicaraan mereka. Aku akan menggunakan ini sebagai kesempatan bagus untuk membalas Mas Kamal dan Mbak Yonna!” ucap Riana dengan ekspresi wajah yang dingin dengan tatapan mata yang tajam.
#Bersambung#
Apakah Riana akan ketahuan oleh Kamal karena mensadap handphonenya? Apakah rencana Riana akan berhasil? Tebak jawabannya di BAB selanjutnya ya...
Hancur sdh reputasimu,pekerjaanmu,dan yng pasti rmh tangga beserta klrgamu.
Ngapain mobil mogok minta tlng perempuan,laki di dunia ini hbs kah smpe gak bisa telp satu orngpun utk dimintain tlng info montir mobil yng bisa dipanggil???? 🤦🏻♂️🤦🏻♂️🤦🏻♂️ Otaknya dah geser kali si Kamal,,,,ribet amat hidup lo
kelebihan h