NovelToon NovelToon
Takdir Mentari

Takdir Mentari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Pena

Namaku Mentari Intania Putri. Seorang anak yang tumbuh di sebuah kampung kecil yang bernama Kampung Karet. Kehidupanku tidak seindah anak-anak lain. Hidup yang sederhana dengan didikan keras oleh kedua orang tuaku. Hidup dengan banyak orang di rumah.

Dengan backround pendidikanku yang hanya tamatan SMA aku mulai bekerja di usiaku yang baru menginjak 17 tahun. Mulai hidup mandiri di usia yang sangat muda.

Seperti wanita lain di luar sana aku juga memiliki kisah cinta yang menarik. Yang menyedihkan dan menegangkan. Aku juga merasakan yang namanya cinta pertama, aku juga merasakan yang namanya patah hati. Aku juga merasakan dicintai dan mencintai.

Hingga akhirnya takdir membawaku pada pernikahan di usia muda, aku menikah di usiaku yang belum genap 20 tahun. Aku yang hidup dengan bayang-bayang masa lalu. Aku yang berusaha menjadi wanita yang sempurna untuk suamiku. Aku juga menjadi seorang ibu, ibu muda yang harus berjuang dengan untuk membuat hidupnya sempurna dimata semua orang.

Takdir yang terus mempermainkanku dari masa kecil hingga dewasa. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, aku bahkan tidak menyadari hal buruk apa yang telah aku lakukan sampai aku merasa takdirku adalah hukuman, akankah aku mendapatkan kebahagiaan yang aku dambakan. Inilah ceritaku ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Kabar buruk dari Bumi

Hari sial itu tak pernah ada di kalender, kapan bagaimana itu terjadi adalah rahasia Tuhan

-Takdir Mentari-

...****************...

Mentari sangat senang, dia melihat motor pangeran yang ditunggu-tunggunya sudah terparkir. Rindunya terobati.

Suasana rumah tampak sepi. Senja dan sepupu yang lain sepertinya sedang melaksanakan tugas negara atau mungkin mereka sedang mandi di sungai.

Mentari langsung menuju ke kamar, baru sampai di ruang tamu Mentari sangat terkejut. Bumi melihat ke arahnya, tampak dia langsung menunduk ketika melihat expresi Mentari yang penuh tanda tanya. Mereka tidak menghiraukan gadis kurus itu menuju kamar. Mereka melanjutkan pembicaraan. Sepertinya pembicaraan yang sangat penting. Jarang-jarang keluarga ini mengadakan rapat keluarga apalagi dihadiri oleh Bumi dan bapaknya.

Di ruang tamu mungil itu tampak beberapa orang duduk dengan mode serius. Dengan beralaskan tikar anyaman itu, Pak Dana, Bu Murni, Kakek, Nenek, dan 2 tamu penting Bumi dan Pak Wayan. Ada juga Bapaknya Dewi dan Raka juga ada disana.

Mentari mengganti pakaiannya, dia berusaha tidak mengeluarkan suara apapun, supaya bisa mendengarkan pembicaraan para orang dewasa itu.

Mentari mengintip dari celah-celah bambu dinding kamarnya. Bapaknya tampak sedang memegang kalender, membolak balikkan dan memeriksa setiap tanggal. Mentari bisa menebak sepertinya bapaknya itu sedang mencari hari baik.

"Hari baik untuk apa? Apa Pak Wayan akan membuat rumah baru? Mencari hari baik untuk membangun rumah? Mungkin? " batin Mentari memiliki banyak pertanyaan.

"Dekat-dekat ini apa nggak ada dewasa ayu (hari baik)?" Pak Wayan bertanya.

"Sebenarnya ada tapi agak kurang baik, nanti bisa berakhir dengan perceraian" jawab Pak Dana

Dug....!!

Mentari mulai merasakan jantungnya berdebar. Perceraian? Siapa yang akan menikah? Bukankah kata perceraian, dewasa ayu, sangat erat dengan pernikahan? Apakah bapak sedang mencari hari baik untuk pernikahan?

Lagi-lagi Mentari dipenuhi banyak pertanyaan di benaknya.

Dia mulai mengintip lagi, matanya ditutup sebelah, sebelah matanya melihat ke lubang anyaman bambu.

" Tanggal 7 yang paling bagus Bli Yan" kata Pak Dana sambil menjelaskan kebaikan-kebaikan yang ada di tanggal itu. Kurang lebih 2 bulan lagi dari hari ini.

"Apa nggak kelamaan? Bulan ini nggak ada Dan?" Tanya Pak Wayan kepada iparnya itu.

"Bulan ini sebenarnya ada, tapi takutnya hubungan mereka akan dipenuhi pertengkaran." Jelas Pak Dana.

"Jadi menurutmu lagi 2 bulan itu yang terbaik?"Pak Wayan menegaskan lagi

"Ya bli yan, hubungan bisa langgeng dan harmonis, rejeki juga bagus, Astungkara tanggal itu yang terbaik."Pak Dana meyakinkan.

"Gimana pak, bu, Pak Wayan bertanya ke Kakek dan Nenek"

"Ya kalau memang itu yang terbaik, ya kita pilih aja tanggal itu, bapak juga nggak mau kalau kita harus membuat anak gadis itu menunggu terlalu lama. Lebih cepat lebih baik" Kata Kakek sambil memegang bahu Bumi.

Hari baik sudah ditentukan, Mentari menurunkan badannya dan duduk di kasur. Sepertinya ini adalah hari paling buruk dalam hidup Mentari. Untuk pertama kalinya dia mendengar kabar buruk, tiba-tiba hatinya seperti ditusuk jarum, sakit dan perih. Luka yang tidak berdarah, ingin rasanya Mentari pergi keluar sana dan memberontak. Ingin sekali Mentari bertanya kepada Bumi kenapa dia melakukan semua ini padanya.

Dadanya terasa sesak, semakin sesak dan sulit bernafas ketika dia mendengar tawa kebahagiaan dalam rapat keluarga yang seharusnya tidak terjadi.

Apakah ini mimpi? Semoga ini hanya mimpi. Ini mimpi kan? Benar ini pasti mimpi. Mentari menampar wajahnya berkali-kali.

Plak...

"Sakit...ternyata bukan mimpi"

"Nggak mungkin ini dunia nyata. Aku pasti sedang bermimpi aku nggak percaya ini."Mentari menangis tanpa suara. Dia nggak mau keluarganya mendengar tangisannya.

"Kenapa harus menangis? Bukankah seharusnya Mentari bahagia? Mendengar kakak sepupunya menikah?" Batinnya menguatkan

Bukan hal aneh memang, jika Pak Wayan bertanya tentang dewasa ayu ke Pak Dana. Pak Dana adalah seorang pemangku (pemimpin upacara dalam Hindu) dan dipercaya bisa mencari dewasa ayu untuk segala jenis upacara keagamaan. Dan nantinya Pak Dana juga yang akan menikahkan Bumi dan gadis itu.

Mentari memukul-mukul dadanya, nafasnya masih sesak. Air matanya seperti aliran sungai yang tak mau berhenti. Dia sudah mencoba menghapus air matanya, tapi kenapa trus mengalir begitu saja.

Mentari akhirnya keluar dari kamar sambil mengusap matanya. Ada handuk di bahunya, dia akan ke sungai.

Bumi melihat ke arahnya ketika pintu kamar Mentari terbuka. Mentari tidak melihat sedikitpun.

Bumi hanya menunduk, dia merasa malu bertemu Mentari. Pemuda 22 tahun ini sudah memberikan harapan palsu kepada gadis 17 tahun itu.

"Nek, maafin Bumi ya."Kata Bumi sambil tidur di pangkuan neneknya. Setelah semua pergi dan mengobrol santai di luar.

"Sebenarnya Bumi suka sama Tari Nek," Bumi mulai jujur dan bercerita kepada neneknya.

"Nenek tahu, kalian sama-sama suka," kata Nenek sambil mengusap rambut cucu kesayangannya itu.

"Nenek tahu?" Bumi terkejut dan melihat ke neneknya

"Keliatan banget kalian saling suka," Nenek mengejek

"Seandainya Bumi sama Mentari apakah boleh Nek?"

"Kamu mau menikahi 2 orang gadis sekaligus?"Ejek Nenek lagi

"Ya kan ada Nek keturunan punya istri 2, hehehehe" Canda Bumi ke Neneknya.

"Sebenarnya nenek memang ingin menjodohkan kalian berdua, Nenek juga sudah sempat bilang ke Mentari. Kalau kalian boleh pacaran, boleh menikah walaupun kalian berdua masih sama-sama cucu nenek" Kata Nenek lembut.

"Kok nenek nggak pernah bilang itu ke Bumi?" Tanya Bumi penasaran karena saran nenek sudah terlambat sekarang.

"Kalian kan masih kecil, masih muda, masih labil, nenek juga nggak mau memaksakan kehendak, sekarang kan bukan jaman Siti Nurbaya, lain kalau jaman Nenek dulu orang tua nenek yang mencarikan pasangan. Kakek kamu kan masih saudara juga sama nenek, jadi ya sama aja seperti kamu dan Mentari, Nenek ingin kalian saling jatuh cinta tanpa perjodohan. Biar Tuhan yang menentukan kalian berjodoh atau tidak" Nenek memberikan pengertian ke Bumi.

"Bumi yang salah Nek, karena menyia-nyiakan Mentari yang begitu baik, dan sangat mengerti Bumi."

"Iya kamu akan menyesal karena meninggalkan Mentari demi gadis lain."

"Jangan gitu Nek"

"Ya itu artinya kamu memang nggak jodoh sama Mentari. Nenek cuma bisa mendoakan semoga kamu bahagia sama pilihanmu, dan kamu juga akan tetap bisa menjaga Mentari sebagai adikmu. Walaupun kalian pernah memiliki hubungan khusus, jangan sampai hubungan persaudaraan kalian nantinya malah putus. Itu aja pesan nenek. Nenek percaya kamu bisa menghadapi semua ini." Kata Nenek sambil trus mengusap rambut cucunya dengan penuh kasih sayang.

"Makasi ya Nek...."Bumi mencium tangan neneknya.

Maafkan aku Mentari, aku tau aku salah. Aku ingin menjelaskan semuanya padamu.

Apakah ini adalah takdirku?

Bumi 2006

1
Sweetmommy
Wkwkkw oke kk ☺️🙏
Komang Arianti
puisi bahasa baliinya isiin terjemahan😂😂
Sweetmommy
Jangan lupa komentarnya ya teman-teman ☺️🙏
Sweetmommy
Semangat semangat update
Sweetmommy
🤣🤣🤣
Komang Arianti
sriningsih versi kampung karet😩😩
Sweetmommy
🥹🥹🥹
Sweetmommy
🙏🙏☺️☺️
Sweetmommy
Ikutin terus ya
Sweetmommy
Jangan menangis 😁
Komang Arianti
kasihan sekali mentarii . ini kapan dy bahagiaanya thor... kasi bahagia dlu biar ga menderita ajaa hidupnya
Komang Arianti
baperrrr akuhhh thor😭😭😭😭
Sweetmommy: Jangan nangis ya 🥰
total 1 replies
Komang Arianti
😂😂kerennnlahhh
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihhh akuu thor.. kenapa hidup mentarii se merana itu🤔🤔
Komang Arianti
😢😢😢😥😥
Komang Arianti
kereennnnnnn😍😍😍😍😍mantapp poll thor
Komang Arianti
🥰🥰🥰seruuuu
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihh akuu thor...
Komang Arianti
baperr bacanya..... 😭😭😭
Komang Arianti
baguas ceritanyaa... 🥰🥰🥰
Sweetmommy: Makasi kk ☺️☺️🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!