SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KEEMPAT.
#POVPELAKOR
Karena kesalahan di masa lalu, membuat seorang wanita yang kini bekerja di sebuah club' malam bertekad menghancurkan rumah tangga seseorang.
Dia adalah Bianca, wanita cantik dengan tubuh gemulai, juga parasnya yang cantik rupawan. Namun, nasib baik sepertinya tidak berpihak padanya.
Bianca hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal saat dia remaja. Semua keluarga tidak ada yang sudi menampungnya hingga dia hidup dengan liar di luar sana.
Dan ia merasa semua nasib sial itu akibat perbuatan seorang wanita bernama Joana, yang kini terlihat bahagia dengan suaminya. Hidup penuh tawa, dan bergelimang harta.
Hingga akhirnya Bianca bertekad, untuk menggoda suami wanita itu.
"Bizard Welling Tanson, aku akan membuatmu jatuh dalam pelukanku dan menghancurkan Joana!"
Apa yang membuat Bianca ingin membalaskan dendamnya pada Joana? Cus ikuti ceritanya.
Salam Anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Mendengarkan Satu Sisi
"Hatiku sakit, An. Hatiku sakit," lirih Bee dengan air mata yang terus mengalir deras membasahi pipinya. Ludah pria itu tercekat dengan degub jantung yang berpacu cepat, rasanya begitu sesak.
Melihat itu, Aneeq sadar betul, bahwa sang adik tengah mendapat masalah. Dia pun akhirnya melangkah pelan ke arah Bee yang terkulai lemas di lantai. Aneeq duduk di samping Bee, kemudian menyentuh bahu adiknya itu.
"Menangislah, aku tidak akan melarangnya," ucap Aneeq membuat Bee tergugu. Dia melirik pelan ke arah Aneeq, dia terisak dengan dada yang naik turun.
"Aku benar-benar pria yang cengeng," ujarnya dengan bibir yang bergetar.
Namun, Aneeq malah tersenyum, kemudian mengusap-usap bahu Bizard. "Tidak ada pria yang cengeng, Bee. Hanya saja, beban yang dipikul memang sudah sangat berat. Jika dengan menangis bisa membuatmu sedikit tenang, menangislah ... aku akan menemanimu di sini. Kalau kamu sudah sanggup untuk bicara, bicarakan semuanya padaku." Ujar Aneeq, ingin membuat pria di sampingnya tidak merasa semakin tertekan.
Bizard menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya secara perlahan. Berharap dia bisa secepatnya tenang, tetapi hatinya malah kian sakit. Dia pun memukuli dadanya sendiri, sambil menatap langit-langit kamar.
Pikirannya benar-benar buntu dengan perasaan yang berkecamuk. Hingga yang bisa dia lakukan hanyalah terdiam sambil terus terisak lirih.
Sementara di sampingnya, Aneeq menyulut satu batang rokok, berusaha menjadi teman terbaik untuk adiknya yang terlihat sangat kacau.
Hingga tak berapa lama kemudian, Bizard sudah merasa cukup tenang. Minuman yang dia teguk nyatanya tak membuat dia mabuk semalaman, dia hanya sedikit pusing, tetapi dia tidak ingin membuang waktu untuk bercerita dengan Aneeq tentang masalahnya bersama dengan Joana.
Pria itu mencoba untuk menegakkan tubuhnya, bersandar pada sofa dan menatap ke arah Aneeq. Pria di sampingnya melakukan hal yang sama, hingga akhirnya mereka bersitatap, dan Aneeq bisa melihat ribuan lara di mata adiknya.
"Ada apa?" tanya pria tampan itu dengan suara yang terdengar begitu lembut. Mungkin jika suasananya seperti biasa mereka akan saling meledek dan bercanda. Tapi tidak untuk sekarang, Aneeq sungguh baru melihat Bizard yang seperti ini. "Kamu ada masalah dengan Joana?"
Mendengar tebakan kakaknya, Bizard hanya bisa mengangguk lemah. Air mata itu kembali menetes, melewati hidung mancungnya dan jatuh ke atas pakaian yang ia kenakan. "Aku bingung, An. Aku seperti orang bodoh yang tidak bisa apa-apa."
"Jelaskan padaku ada apa, pelan-pelan saja tidak perlu terburu-buru. Aku masih punya waktu sampai pagi untuk mendengarkan ceritamu."
"Aku dan Joana bertengkar, karena diam-diam dia bertemu dengan mantannya, bahkan mereka menjadi rekan kerja. Tapi sedikit pun Joana tidak memberitahu aku, An. Mereka sampai ke luar kota bersama, lembur bersama. Dan sampai tadi siang, pria itu mengajak Joana untuk makan siang di luar. Padahal di situ ada aku, orang lain tidak akan mungkin bisa masuk sembarangan ke ruangan direktur, kecuali direktur yang memintanya. Begitu 'kan, An? Tapi—"
Ucapan Bizard terputus, karena dia merasa tidak sanggup untuk melanjutkan ceritanya. Dada pria itu terlalu sesak, mengingat bagaimana Joana mencintai pria bernama Edwin, sebelum mereka menikah.
Bizard terisak dan tertunduk dalam. Sementara Aneeq sedang mencerna semua ungkapan rasa sakit adiknya. Namun, ia tidak akan mungkin bisa berat sebelah, meskipun Bizard satu darah dengannya, kalau pria itu yang salah maka akan dia salahkan.
"Hanya itu?" tanya Aneeq.
Bizard menggeleng pelan. Dia mencoba untuk menghapus air matanya. "Aku tahu dia sibuk dengan banyak pekerjaan. Aku sudah sering mengeluh, bahkan meminta dia untuk berhenti, tapi kamu tahu, Joana adalah orang yang keras kepala. Kita seperti tidak pernah menemukan solusi setelah bicara berdua. Jika tidak marah, ya seperti biasa Joana hanya meminta maaf dan berjanji untuk berubah." Jelas Bizard apa adanya.
Aneeq terlihat manggut-manggut. Dia cukup bisa menyimpulkan sudut pandang Bee terhadap istrinya. Pria ini haus akan perhatian, dia butuh Joana yang memerhatikannya. "Jadi kamu ingin Joana fokus mengurus rumah tangga?"
"Aku sanggup menghidupinya lahir dan batin, An. Harusnya itu sudah cukup menjawab."
Aneeq mengembuskan nafas pelan.
"Bee, kamu harus ingat. Joana adalah anak satu-satunya. Mungkin dia bekerja karena berpikir nantinya perusahaan akan jatuh ke tangan siapa, kalau bukan dia?"
"Itu hanya harapanku, An. Pada kenyataannya aku tidak bisa melarang dia untuk berhenti bekerja. Dia selalu ingin menjadi wanita karir, dan aku mengizinkannya. Asal satu, ingat aku sebagai suaminya," jawab Bee dengan menggebu.
"Aku paham, kalau begitu besok kita bertemu dengan Joana. Kita bicarakan semua ini bertiga. Aku minta padamu, pegang kata-kata ini, jangan memutuskan sesuatu ketika kamu sedang marah, dan jangan berjanji apapun ketika kamu sedang merasa bahagia. Karena semua itu hanya akan membuatmu menyesal di kemudian hari, sekarang lebih kamu istirahat, tenangkan pikiranmu di sini," ujar Aneeq, berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah Bizard dan Joana.
Di samping Bizard adalah adiknya, pria ini juga yang sudah membantunya untuk mendapatkan Jennie—ratu semangkanya.
Bizard tak menjawab, tetapi dia patuh saat Aneeq mengangkat tubuhnya hingga naik ke atas ranjang. Pria itu terkulai lemas dengan kancing kemeja yang sudah terbuka semua, Aneeq menarik selimut kemudian menutupi tubuh Bizard.
"Tidurlah, aku akan menemanimu malam ini."
***
Ndlosor terus ya ges, gabisa satset karena masalah hati gabisa semudah itu untuk berpindah wkwk🤣