NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚5

Langit malam sudah penuh bintang ketika Park Sung-ah keluar dari warung minuman kecil di pinggiran kota. Udara malam terasa dingin dan basah, menyentuh kulitnya yang terbuka karena gaun biru yang masih dikenakannya.

Badan nya terasa pusing dan lemah—dia telah meminum lebih dari sepuluh gelas soju, bahkan menambah beberapa botol makgeolli ketika rasa sakit di hatinya semakin membanjiri dirinya.

Gaun yang dulu terlihat cantik dan sempurna sekarang kotor dan kusut, tercium bau minuman dan debu jalan, dan rambutnya yang rapi sudah berantakan karena angin malam yang kencang.

"Aduh... kenapa dia suka dia ya? Apa aku kurang cantik? Kurang baik? Atau karena aku miskin, ya? Aku selalu bekerja keras—malam-malam kerja paruh waktu, pagi-pagi kuliah, tapi kenapa tidak pernah ada yang melihat aku...?" gumamnya sendiri dengan suara yang serak dan bergelombang, menggerutu tanpa henti sambil berjalan dengan langkah yang goyah.

Dia seringkali menabrak tembok samping jalan atau tersandung trotoar, tapi dia tidak peduli—semua yang dia inginkan hanyalah melupakan semua hal yang menyakitkan: Baek Yi-jin yang ceria ketika berbicara tentang Chae Soo-ri, senyumnya yang hanya untuk orang itu, dan rasa sakit yang membuat hatinya seolah-olah akan pecah menjadi seribu potong.

Di kejauhan, dua orang laki-laki dengan wajah yang kasar dan pakaian yang kusut memperhatikannya dari sudut jalan. Mereka telah mengikuti dia sejak dia keluar dari warung, melihat bagaimana dia mabuk dan sendirian.

"Lihat tuh, cewek yang mabuk sendirian. Cocok banget buat kita main ya? Dia gak akan bisa melawan sama sekali," ucap salah satu laki-laki dengan senyum yang jahat, menggosok tangan nya seolah-olah sudah tidak sabar.

"Ya, bener banget. Kita ikutin dia aja ke jalan yang sepi. Jauh dari pandangan orang banyak, jadi gak ada yang akan ngeganggu," jawab yang lain, matanya penuh dengan hasrat dan kejahatan.

Lalu mereka mulai mengikuti Sung-ah dengan langkah yang diam-diam, menyembunyikan diri di balik bangunan dan pohon setiap kali Sung-ah berhenti.

Saat itu, Kim Min-seok sedang berjalan pulang dari apartemennya ke toko buku yang ada di dekat sana. Ia seringkali berjalan malam karena tidur sangat sulit baginya—selama ribuan tahun, ia telah terbiasa dengan kegelapan dan kesendirian.

Dengan penglihatannya yang tajam yang bisa melihat di kegelapan dan pendengarannya yang peka yang bisa menangkap suara paling lemah, ia segera melihat dua orang laki-laki itu dan mendengar perkataannya yang jahat.

Matanya yang biasanya coklat tua tiba-tiba menjadi dingin dan penuh kemarahan—ia tidak akan membiarkan orang lain menyakiti mahasiswanya, terutama seseorang yang telah membuatnya begitu penasaran selama ini.

Ia mengikuti dua orang laki-laki itu dengan langkah yang ringan dan tidak terdeteksi, seperti bayangan yang melayang di malam hari. Mereka mengikuti Sung-ah ke jalan yang sempit dan sepi, jauh dari pusat keramaian kota.

Jalan itu gelap, hanya diterangi oleh satu lampu jalan yang kusam yang menyebarkan cahaya kuning kebiruan, membuat bayangan yang menjijikkan di dinding tembok.

Sung-ah berhenti sejenak di tengah jalan, menundukkan kepala dan menangis lagi dengan bebas. Air matanya menetes deras, membasahi pipinya yang memerah.

"Yi-jin... kamu datang...? Aku butuh kamu... kenapa kamu tidak melihat aku...?" gumamnya dengan suara yang lemah dan bergelombang, tangannya mencoba menggenggam udara seolah-olah ingin menangkap sesuatu yang tidak ada.

Pada saat itu, dua orang laki-laki itu mendekati dia dengan cepat, langkah mereka keras di tanah aspal.

"Hei, cewek cantik. Mau ke mana sendirian malam-malam gini? Takut ga ya? Ayo, kita bantu kamu pulang aja," ucap salah satu laki-laki dengan senyum yang jahat, menangkap lengan Sung-ah dengan kuat sehingga dia merasakan sakit.

Sung-ah terkejut, badannya menggigil karena takut dan mabuk. Dia mencoba melepaskan diri, tapi kekuatan laki-laki itu terlalu kuat. "Lepaskan aku! Siapa kamu? Jangan sentuh aku!" teriaknya dengan suara yang gemetar, matanya penuh dengan ketakutan.

"Jangan marah dong, sayang. Kita cuma mau ngobrol aja, kan? Kamu sendirian juga kan? Kita bantu kamu ngobrol biar tidak sepi," jawab yang lain dengan senyum yang lebih jahat, mulai mendekati lebih jauh sehingga wajahnya yang kasar terlihat jelas di bawah cahaya lampu jalan.

Tiba-tiba, seseorang muncul di belakang mereka dengan kecepatan yang luar biasa.

Tanpa berkata apa-apa, Kim Min-seok menendang punggung salah satu laki-laki itu dengan kekuatan yang luar biasa, sehingga dia terjatuh ke tanah dengan bunyi keras.

Yang lain berbalik dengan marah, menyarankan untuk menyerang, tapi Min-seok langsung memukul dagunya dengan telapak tangan yang keras, membuat dia tergelincir ke samping dan menabrak tembok dengan bunyi yang menyakitkan.

Kedua laki-laki itu mencoba melawan dengan serius, memukul dan menendang, tapi kekuatan Min-seok yang melebihi manusia membuat mereka tidak berdaya.

Dalam sekejap, mereka sudah tergeletak di tanah, menyakitkan dan tidak bisa bergerak, mengerang kesakitan.

Min-seok mendekati mereka dengan langkah yang tenang, matanya tiba-tiba berubah warna menjadi emas yang menyilaukan, menyebarkan cahaya terang ke seluruh jalan.

Cahaya dari matanya menyinari kedua laki-laki itu, membuat mereka memejamkan mata dan menggigil karena rasa takut yang tidak jelas.

"Lupakan semua yang kamu lihat dan dengar hari ini. Pergi dari sini dan jangan pernah kembali ke jalan ini lagi," katanya dengan suara yang dalam dan penuh kekuatan, seperti suara raja yang memerintah.

Segera setelah itu, kedua laki-laki itu berdiri dengan cepat, wajah mereka kosong dan tidak ingat apa-apa.

Mereka melihat sekeliling dengan tatapan bingung, lalu berjalan keluar dari jalan itu dengan langkah yang tergesa-gesa, tidak berani melihat ke belakang.

Min-seok mematikan cahaya dari matanya, warna matanya kembali ke coklat tua yang biasanya.

Dia kemudian mendekati Sung-ah yang sudah duduk di tanah, tubuhnya menggigil karena takut dan mabuk, tangannya memegang lengan yang sakit.

"Park Sung-ah, kamu baik-baik saja? Apakah mereka menyakitimu?" tanya dia dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, meskipun masih ada kesan dingin di dalamnya.

Sung-ah mengangkat kepala perlahan, mata nya memerah dan penuh air mata. Akibat mabuk yang parah dan emosi yang tidak stabil, penglihatannya menjadi kabur.

Yang dia lihat bukanlah wajah Kim Min-seok yang tampan tapi dingin—melainkan wajah Baek Yi-jin yang dia sukai, dengan senyum yang lemah dan mata yang hangat.

Hatinya penuh dengan kebahagiaan yang salah, seolah-olah semua harapannya yang hilang tiba-tiba kembali.

"Yi-jin... kamu datang...? Aku tahu kamu akan datang untukku...," katanya dengan suara yang lemah, tangannya mencoba menyentuh wajah Min-seok dengan lembut.

Min-seok mengerutkan alisnya, merasa sedikit kaget dengan kesalahpahaman itu. Dia mencoba menarik lengan Sung-ah untuk membangunkannya.

"Aku bukan Baek Yi-jin. Aku adalah dosenmu, Kim Min-seok. Kamu mabuk banget—ayo, kita pulang sekarang sebelum ada yang lain datang," jawab dia dengan suara yang tenang, mencoba membuatnya sadar.

Tapi Sung-ah tidak mendengarkan. Hatinya terlalu penuh dengan kebahagiaan dan kesedihan yang bercampur, membuat dia tidak bisa berpikir jernih.

Dia menarik dirinya lebih dekat ke Min-seok, badannya yang lemah bersandar di tubuhnya.

Wajahnya mendekati bibir Min-seok, napasnya yang bau minuman menyentuh pipinya. "Yi-jin... aku suka kamu... dari lama... sangat suka... kenapa kamu tidak melihat aku...?" gumamnya dengan suara yang lemah dan merdu, mata nya tetap menatap wajah yang dia anggap Yi-jin.

Sebelum Min-seok sempat bergerak, berbicara, atau bahkan menyadari apa yang akan terjadi, Sung-ah mencium bibirnya dengan cepat. Bibirnya lembut dan sedikit basah karena air mata, dan rasa mabuknya terasa jelas.

Sentuhan itu begitu tiba-tiba dan tulus, membuat seluruh tubuh Min-seok merinding sepanjang tulang punggung. Ia tercengang sepenuhnya—mata nya terbuka lebar, dada nya berhenti bernapas sesaat, dan pikirannya menjadi benar-benar kosong.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
Han Sejin: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!