Alexa Snowy Williams, putri bungsu Azka Abraham Williams, pemimpin Organisasi Black Alpha setelah kematian Axelle Williams, meninggalkan negaranya dan mencari kehidupan baru setelah ia mendapati kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 6 tahun, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Membuang semua identitasnya, ia menata kehidupan baru dan mencari seseorang yang mencintainya dengan tulus, tanpa tahu siapa dirinya.
Mungkinkah Alexa akan menemui cinta sejatinya? Ataukah ia akan kembali kepada kekasihnya yang telah menyesal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAAFKAN AKU!
Bugh ... Bugh ... Bugh ...
Di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan alat alat olahraga, terlihat Alexa yang tengah berlatih dengan sebuah samsak yang tergantung. Dengan menggunakan pakaian berwarna hitam, ia terus memukuli samsak tersebut dan sesekali menendangnya.
Peluh terlihat memenuhi wajah dan lehernya, membuatnya terlihat semakin seksi. Zero yang baru saja memasuki ruangan tersebut, kembali terpesona.
"Al!" panggil Zero.
"Ah Kak. Kamu sudah kembali? Bagaimana keadaan di markas?" sejak kemarin siang, Zero meminta izin kepada Alexa untuk pergi ke markas Black Alpha. Ada beberapa hal yang harus ia selesaikan.
"Keadaan sudah terkendali. Apa ada sesuatu yang kamu butuhkan?" tanya Zero.
"Tidak ada kak. Sebaiknya kakak beristirahat saja. Aku akan pergi sebentar ke panti," ucap Alexa.
"Baiklah kalau begitu. Apa kamu akan ke perusahaan?"
"Ya, setelah dari panti. Ada beberapa berkas yang membutuhkan tanda tanganku."
"Baiklah. Aku akan segera menyusul," ucap Zero.
Setelah Zero meninggalkan ruangan, Alexa pun mengambil handuk untuk mengeringkan peluhnya. Ia mengambil botol air mineral, meneguknya, dan turut keluar dari ruangan itu.
*****
"Pagi Bu Lis," sapa Alexa yang turun dari mobil yang ia kendarai sendiri tanpa supir. Biasanya ia menggunakan fasilitas supir, hanya saja hari ini ia ingin membawa mobil sendiri. Ia juga melihat bahwa Zero tak mengawasinya, hingha ia berani mengambil keputusan itu.
"Al? Apa yang kamu lakukan pagi pagi di sini?" tanya Bu Lis yang melihat kedatangan Alexa. Tidak biasanya anak asuhnya itu datang pagi pagi. Biasanya ia akan datang di sore hari jika hari kerja dan siang hari jika hari libur.
"Aku merindukan anak anak, Bu. Apa mereka sudah pergi ke sekolah?" tanya Alexa.
"Ya, mereka sudah bersiap siap. Hanya tinggal berangkat saja," ucap Bu Lis.
"Aku akan mengantarkan mereka, Bu. Setelahnya aku akan kembali lagi ke sini."
"Baiklah kalau begitu. Ibu akan memanggilkan mereka terlebih dahulu," Bu Lis pun masuk ke dalam dan memanggil anak anak yang sudah masuk Sekolah Dasar. Jumlahnya memang tak terlalu banyak, karena sebagian dari mereka sudah ada yang diadopsi. Saat ini lebih banyak anak anak yang berusia di bawah 5 tahun, dan kebanyakan dari mereka ditemukan di depan panti karena ditinggal begitu saja.
Anak anak berlarian keluar saat mengetahui bahwa mereka akan diantarkan oleh Alexa. Senyum merekah dari anak anak membuat pagi Alexa terasa begitu ceria. Anak anak itu telah memberikan energi positif bagi Alexa.
"Ayo kita berangkat!!" teriak Alexa dan disambut dengan teriakan anak anak yang sangat bersemangat.
"Kami pergi dulu, Bu!" pamit Alexa dan juga anak anak pada Bu Lis dari dalam mobil. Mereka melambaikan tangan dan Bu Lis pun membalasnya.
Alexa mengantarkan mereka ke depan sekolah mereka. Sebelum itu, ia juga selalu berpesan pada mereka agar belajar dengan baik dan saling menjaga satu sama lain. Alexa hanya ingin anak anak itu tumbuh menjadi pribadi pribadi yang sukses dan berhasil. Selain itu, ia juga mengajarkan pada mereka untuk menolong siapapun yang membutuhkan bantuan.
"Terima kasih, Kak!" pamit anak anak. Mereka semua mendapatkan uang jajan dari Alexa. Namun, Alexa tahu bahwa mereka semua akan menyimpan uang itu untuk kebutuhan mereka bersama, karena Bu Lis biasanya sudah menyiapkan bekal untuk mereka.
Alexa pun kembali mengendarai mobilnya kembali ke panti. Di perjalanan, suasana lalu lintas tiba tiba saha memburuk. Jam sekolah dan jam berangkat kerja merupakan jam di mana suasana jalanan Kota Jakarta menjadi bagaikan neraka bagi para pengendara.
Brukkk
Tubuh Alexa sedikit terdorong ke depan. Untung saja ia menggunakan seatbelt. Ia melihat ke arah kaca spion dan melihat bahwa sebuah mobil menabrak bagian belakang mobilnya.
Alexa menghela nafasnya. Ia sudah diisi dengan energi positif oleh anak anak dan ia tak ingin mood nya hancur karena masalah ini.
Tokk ... tokk ... tokk ...
Alexa menoleh ke samping ketika mendengar kaca mobilnya diketuk. Ia pun membukanya karena ia yakin itu pasti pengemudi mobil belakang yang menabraknya.
"Maaf Nona, apa bisa bicara sebentar?"
"Hmm, baiklah. Aku akan menepikan mobil terlebih dahulu," Alexa tahu bagaimana padatnya jalanan Kota Jakarta. Ia tak ingin semakin menambah itu.
Ia pun keluar dari mobil setelah menepikan kendaraannya. Ia berdiri di trotoar dan bersandar pada mobilnya.
Seorang pria datang mendekatinya, "Maaf telah menabrak dan merusakkan mobilmu."
Alexa yang mengenali suara itu pun langsung menoleh dan menatap pria itu dengan datar, "tidak apa, tidak masalah. Aku menerima permintaan maafmu dan aku tak akan meminta ganti rugi. Aku harus pergi sekarang."
"Tunggu!" pria itu langsung meraih pergelangan tangan Alexa dan menariknya hingga berada di dalam pelukannya.
"Aku bersedia membayar ganti ruginya. Katakanlah apa yang kamu inginkan."
"Tidak ada dan tidak perlu," ucap Alexa yang ingin secepatnya berlalu dari sana. Kalau saja ia mengetahui bahwa yang menabraknya tadi adalah mobil Michael, mungkin ia lebih memilih untuk langsung pergi saja. Namun, yang turun pada awalnya bukanlah Michael hingga ia tak mengetahui karena ia tak mengenal pria itu.
"Apa kita tak bisa menjadi sahabat?" tanya Michael.
Alexa melepaskan pelukan Michael dari pinggangnya, "tak akan pernah ada persahabatan yang tulus antara seorang pria dan seorang wanita. Jika anda memang ingin menghabiskan uang anda, sebaiknya anda donasikan saja uang anda pada anak anak yang membutuhkan."
"Al! Maafkan aku!" Michael akhirnya meminta maaf. Ia teringat semua perkataannya saat masih di Kota Erskine dan juga saat acara ulang tahun CEO perusahaan Darren Evans kemarin. Ia tahu bahwa penghalang di antara dirinya dan Alexa adalah ucapannya yang ia yakini pasti menyakiti hati wanita itu.
Alexa tersenyum, "Aku menerima maafmu. Selamat tinggal."
Alexa langsung melepaskan diri dari Michael dan masuk ke dalam mobil. Ia pun melajukan mobilnya kembali sementara Michael hanya bisa melihat kepergiannya.
Jantung Alexa yang berdetak cepat saat berdekatan dengan Michael, membuatnya ingin segera pergi dari sana. Alexa menghentikan mobilnya di lampu merah dan mengatur nafasnya. Ia juga menghubungi Bu Lis bahwa ia harus segera pergi ke kantor, ia akan berkunjung di akhir minggu nanti.
Kuatlah, Alexa. Jangan jatuh cinta lagi dan membuatmu tersakiti kembali. Ingatlah, pria itu tak pernah mencintaimu. Ia memiliki kekasih dan untuk saat ini kamu hanya fokus pada tujuanmu, kemajuan perusahaan dan kehancuran para pengkhianat. - Alexa.
Alexa akhirnya sampai di lobby Perusahaan Williams. Ia langsung memerintahkan pada salah seorang supir kantor untuk membawa mobilnya ke bengkel untuk diperbaiki. Alexa sendiri langsung naik lift menuju ruangannya.
"Dari mana saja kamu, Al?"
🧡 🧡 🧡