Di balik kebahagiaan Daniel dan Naina yang sudah bersatu di dalam ikatan pernikahan, ada dua hati yang harus patah karena harus kehilangan sosok yang begitu mereka cintai.
Namun siapa sangka, dengan berjalannya waktu mereka yang ditinggalkan pun akhirnya mendapatkan sosok pengganti yang baru yang tidak pernah mereka sangka hingga akhirnya terikat dalam pernikahan.
Siapakah dua sosok itu? Ayuk simak kelanjutan cerita Dia Anakku, Bukan Adikku di sini, ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemas dan takut menjadi satu
"Mamah napa itu, Pah? Napa Mamah pinsan?" Tanya Zeline sambil terisak.
"Tenanglah Princess... Mama tidak apa-apa." Daniel terus berupaya menenangkan putrinya yang terus menangis.
Ceklek
Pintu ruangan pemeriksaan yang terbuka membuat perhatian Daniel teralihkan ke sumber suara.
"Bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Daniel tergesa-gesa.
Bukannya menjawab Dokter itu justru tersenyum ke arah Daniel. "Nyonya Naina tidak apa-apa, Tuan." Jawabnya sambil tetap tersenyum.
"Kau bilang apa? Istriku tidak apa-apa? Jelas-jelas istriku tidak sadarkan diri dan kau bilang tidak apa-apa?!" bentak Daniel.
"Niel tenanglah!" Marvel menepuk pundak Daniel.
Dokter itu tetap tersenyum tanpa memperdulikan bentakan Daniel yang membuatnya tadi sempat terkejut. "Nyonya Naina tidak apa-apa, Tuan. Kondisi Nyonya yang tidak sadarkan diri disebabkan Nyonya Naina kekurangan cairan dalam tubuhnya dan kelelahan." Terang Dokter.
"Berarti istriku tidak baik-baik saja! Istriku bahkan tadi mual dan muntah-muntah di pagi hari." Ucap Daniel merasa berang.
"Gejala yang dialami Nyonya Naina adalah gejala yang biasa dirasakan oleh Ibu hamil di awal kehamilan pada umumnya Tuan." Balas Dokter.
"Gejala di awal kehamilan apa yang kau maksud?!" Bentak Daniel lagi. "A-apa? Istriku sedang hamil?" Ucap Daniel kemudian dengan sedikit terbata saat menyadari sesuatu.
Dokter itu kembali tersenyum. "Ya. Saat ini Nyonya Naina sedang hamil, Tuan. Apa anda dan Nyonya belum mengetahui tentang kehamilan Nyonya Naina?" Tanya Dokter.
Daniel menggeleng cepat. Wajahnya nampak benar-benar terkejut setelah mendengar keterangan dari Dokter.
"Walau saya bukanlah Dokter kandungan, namun saya dapat memastikan saat ini Nyonya Naina tengah hamil. Dan untuk memastikannya kembali anda bisa membawa Nyonya Naina ke Dokter obgyn setelah Nyonya sadar."
"Apa? Jadi Kak Naina tengah hamil?" Tanya Amara yang sudah sadar dari keterkejutannya.
"Benar, Nona." Balas Dokter masih tetap tersenyum.
"Oh syukurlah..." Amara mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Akhirnya aku akan memiliki satu orang keponakan lagi!" Seru Amara begitu senang. Pandangan Amara pun beralih pada Zeline. "Kau dengar itu, Zel? Kau akan memiliki adik sebentar lagi." Ucap Amara sambil mencubit kedua pipi Zeline.
"A-adik?" Tanya Zeline dengan kening mengkerut. "Napa Zel mau punya adik?" Tanya Zeline dengan wajah bingungnya.
"Ah sudahlah..." Amara mengambil alih tubuh Zeline. "Kak Daniel lebih baik Kakak segera masuk untuk melihat keadaan Kak Naina." Ucap Amara pada Daniel yang masih terdiam dengan wajah terkejut.
"Baiklah." Balas Daniel lalu buru-buru masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.
"Anak itu pasti terkejut sekaligus bingung saat ini." Marvel tertawa kecil melihat ekspresi Daniel yang terlihat menggelikan di matanya.
*
Langkah Daniel kian memelan saat sudah hampir dekat dengan ranjang. Pun dengan wajah tampan Daniel terlihat tegang saat melihat wajah pucat istrinya saat ini.
Bagaimana ini? Naina hamil? Apa yang harus aku katakan padanya? Padahal aku sudah berjanji untuk bermain cantik di saat kami sedang bercocok tanam.
Dengan ragu dan takut Daniel menjatuhkan bokongnya di kursi samping ranjang. "Sayang..." Daniel mengelus tangan Naina yang kini sudah tertancap jarum infus. Wajah tegangnya berubah sayu melihat kondisi istrinya yang terlihat tidak baik-baik saja saat ini. "Sadarlah... jangan membuatku takut seperti ini." Ucap Daniel dengan lirih.
"Da-daniel..." lirih Naina dengan perlahan membuka kedua kelopak matanya.
Deg. Rasa takut, cemas dan tegang kini menjadi satu di wajah Daniel melihat kedua kelopak mata istrinya yang sudah terbuka sempurna.
"Ada apa denganku? Kenapa aku bisa berada di sini?" Tanya Naina kemudian sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
Matilah kau Daniel...
***
Berikan dukungannya dulu yuk untuk mendukung semangat shy dalam menulis🤗
Like
Vote
Komen
Hadiah
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui jadwal update.