Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepercayaan Mama
Happy Reading.
Rara menatap Aris dengan tatapan penuh kecurigaan, entah kenapa pikirannya saat ini merasa ada sesuatu yang sedang Aris rencanakan.
"Kenapa lo liatin gue kayak gitu, gue emang ganteng, Ra. Pasti lo nyesel kan udah putusin gue," ucap Aris percaya diri level dewa.
"Ya, lo emang ganteng, pake banget, tapi kalau di lihat dari atas gunung jayawijaya pake sedotan!" Rara tertawa sambil memegang perutnya ketika melihat ekspresi Aris yang melotot sempurna.
"Gue tuh udah berusaha buat ngilangin perasaan ini, Ra. Tapi kalau setiap kali lihat senyum lo jantung gue berdebar-debar gak karuan, bikin gue susah move on tau!" ucap Aris memalingkan wajahnya.
Dia akui kalau pertemuannya dengan Rara membuat perasaan yang dulu pernah ada kembali hadir, tapi dia sadar bahwa sebentar lagi akan menikah, tidak mungkin kan kalau dia harus mengkhianati Nana.
Calon istrinya itu bahkan menyuruhnya mengajak Rara makan siang, Aris paham kalau Nana memang wanita yang baik. Dia selalu merasa tidak enak hati dengan orang lain, seperti saat ini, Nana mempercayakan Rara pada calon suaminya sendiri untuk mengajaknya makan siang.
Lalu apakah Aris akan menyalahgunakan kepercayaan Nana begitu saja? meskipun dalam hatinya masih berharap bisa kembali bersama Rara, wanita yang ia cintai sepenuh hati, tapi ia juga tidak mau menyakiti Nana.
"Ris, Nana wanita yang baik, gue saranin jangan kecewain dia, ingatlah bahwa kamu harus belajar melupakan masalalu kita, elo berhak bahagia sama Nana, gue yakin dia adalah jodoh yang terbaik buat lo, jadi jangan sampai lo sia-siakan Nana." Rara menasihati sang mantan yang terlihat sendu.
Aris menatap Rara dan tersenyum. "Makasih, Ra, elo juga cewek yang baik, tapi mungkin menurut lo, gue bukan orang yang pantas buat hidup lo, semoga lo juga bisa ceper dapet jodoh yang tepat dan tentunya cowok yang baik," ujar Aris.
"Aamiin!"
###
Azam dan Nita datang menjenguk Nathan di rumah sakit, setelah Nathan menelepon asisten pribadinya itu, Azam yang saat itu bersama Silvia di kantor langsung meluncur menuju rumah sakit di mana Nathan di rawat.
"Kenapa kamu gak bilang kalau masuk rumah sakit? gimana keadaanmu, Nathan?" Silvia langsung duduk di sisi ranjang dan memegang tangannya, tapi langsung di tepis oleh Nathan.
Azam yang melihat hal itu langsung terkejut begitupun dengan Silvia, tetapi silvia tidak bolenh terpancing emosinya. Meskipun ia kesal tapi Silvia harus menunjukan pada Nathan bahwa dia tidak akan terpengaruh.
"Azam, jangan sampai Mama dan Papa tau, kamu handle pekerjaan saya selama seharian ini, aku tidak ingin ada yang tahu kalau aku mengalami kecelakaan," ucap Nathan menatap asisten pribadinya.
"Baik pak," jawab Azam menunduk.
Silvia yang ingin menghubungi Mamanya Nathan langsung mengurungkan niatnya.
"Kalau ada yang tahu aku ada di rumah sakit ini, itu artinya salah satu di antara kalian yang membocorkannya," Nathan beralih menatap Silvia yang sedang menelan saliva-nya kasar.
Terlihat pintu ruangan terbuka.
"Permisi, sudah waktunya Bapak Nathan melakukan pemeriksaan," ucap Nita yang baru saja masuk ke dalam ruang itu. Nita bisa melihat wajah ketiga orang yang sangat tidak asing sedang menatap ke arahnya.
Nathan tersenyum memandang Nita yang sedang berjalan ke arah ranjang setelah menyapa Azam dan Silvia, sementara Azam langsung menatap Nita tanpa berkedip, mantan kekasihnnya itu semakin lama semakin terlihat bersinar.
"Maaf, bisakah kalian keluar? saya mau memeriksa Pak Nathan dulu, tolong tunggu di depan, ya?" ucap Nita sopan.
"Baik Dokter," jawab Azam.
Silvia menghentakkan kakinya sedikit keras karena kecewa harus pergi dari dalam ruangan itu.
"Terima kasih, Ta, udah bantu aku mengusir wanita itu," Nita mengerutakan keningnya.
"Maaf, anda jangan salah paham, saya menyuruh mereka keluar karena saya butuh privasi memeriksa anda," jawab Nita memakai bahasa formal.
"Aku udah gak mau berurusan lagi sama Silvia, aku juga gak ingin kamu salah paham, sejujurnya banyak yang ingin aku ceritakan sama kamu, termasuk tentang dulu aku selalu mencari bahan untuk cerita sama kamu setelah pulang kerja, salah satunya menceritakan tentang Silvia, sebenarnya waktu itu aku hanya ingin bisa berlama-lama sama kamu, tidur di pangkuanmu, aku merasa sangat nyaman dan ingin semalaman tidur sama kamu," Nathan menghirup napas dalam-dalam.
"Tapi tertanya aku salah karena ceritaku tentang Silvia malah membuatmu sakit hati dan cemburu, maaf! aku memang bodoh, Ta! gak menyadari jika waktu itu aku udah mulai nyaman dan jatuh cinta sama kamu."
Nita menatap Nathan yang terlihat sangat frustasi, entah kenapa rasanya dia juga mulai merasa kasihan dengan mantan suaminya.
"Ta, aku ingin kamu menerima ku, please! aku gak akan bisa hidup tanpamu!" lanjut Nathan.
"Ehmm,, bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa kamu harus bisa membuat Mama percaya, kalau kamu bisa membahagiakan ku, apakah kamu bisa? kepercayaan Mama sangat penting, Nathan!"
Bersambung.