Mia Pranata, seorang gadis yang sangat mencintai seorang pria bernama Azka Abraham Williams.
"Aku tulus mencintainya, hingga aku terus bertahan. Namun, kamu telah melempar kotoran ke wajahku, maka di titik itu aku menyerah," Mia Pranata.
Mia adalah gadis ceria yang selalu ada di sisi Azka setiap hari, hingga membuat Azka menjadi jengah dengan apa yang Mia lakukan. Makian dari Azka pada akhirnya membuat Mia pun menjauh.
Azka kini merasa kehilangan perhatian Mia, sehingga membuat dirinyalah yang mendekati Mia. Apakah Mia akan menerimanya kembali setelah semua yang terjadi? ataukah Mia akan menjauh dari Azka selama-lamanya?
Disini juga akan dilanjutkan cerita David Asher dan Alvin Frederick yang berawal dari novel "Amelie Sang Penjaga Jodoh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAMPAI JUMPA
Orang tua Mia, Ronald dan Rosa, telah sampai ke Munich setelah Azka menghubungi mereka. Rosa tampak menangis sesengukan karena melihat kondisi Mia.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Hari itu aku sedang ada pertemuan dengan Kak Leon dan Kak David. Saat aku pulang, Mia ternyata baru selesai memasak. Aku melihatnya seperti kelelahan, tapi dia bilang dia tidak apa apa. Ia memintaku duduk untuk menikmati masakannya. Lalu ... ia pingsan," ucap Azka menjelaskan.
"Tenanglah, kita akan segera menemukan donor untuk Mia. Uncle tidak akan membiarkan apapun terjadi pada Mia, sebelum kita berusaha," Ronald berusaha menenangkan Azka, namun ia sendiri sudah mulai terlihat lemah.
Azka telah menghubungi Black Alpha untuk mencari donor paru di seluruh dunia. Ia tidak tahu bagaimanapun caranya, mereka harus menemukan. Azka merasa bersalah karena weekend yang biasanya adalah waktunya untuk menemani Mia, ia malah pergi dan mengurus pekerjaannya.
"Sebaiknya kamu pulang terlebih dahulu. Bukankah kamu juga harus menyelesaikan studimu?" tanya Ronald.
"T-tapi Uncle. Aku tidak ingin meninggalkan Mia."
"Uncle dan Aunty yang akan menjaganya. Pulanglah. Kami berjanji akan selalu mengabarimu bagaimana perkembangan Mia."
"Aku akan datang lagi minggu depan, Uncle. Aku titip Mia. Tolong jaga dia," Ronald pun menganggukkan kepalanya.
Dengan berat hati, Azka terpaksa meninggalkan rumah sakit. Ia tak mungkin terus memaksa untuk berada di sana, sementara ia juga punya tanggung jawab yang harus ia selesaikan.
*****
Lucia yang mendengar kabar mengenai Mia yang masuk rumah sakit tersenyum smirk. Ternyata kesempatan baik telah datang padanya lebih cepat dari perkiraan. Ia harus memanfaatkan kesempatan kali ini karena kesempatan tak akan datang 2 kali.
Ia menjelaskan rencananya kepada anak buahnya. Ia ingin mereka bergerak dengan cepat karena yang mereka lawan adalah organisasi Black Alpha, bukan hanya sekedar keluarga Williams.
Malam ini, rencana tersebut akan dijalankan. Satu hal yang perlu ia lakukan adalah membuat Azka jatuh hingga ia tak mampu untuk bangkit kembali. Lucia tahu bahwa saat ini, Mia adalah satu satunya semangat Azka. Jika ia bisa membuat Mia menghilang dari dunia ini, maka Azka sebagai penerus keluarga Williams akan jatuh terpuruk.
Agar semua berjalan sesuai rencana, ia pun turut serta menjalankannya. Ia tak mau anak buahnya melakukan kesalahan lagi. Lucia sudah menggunakan kemeja berwarna putih dengan rok sepan. Lalu ia mengambil jas dokter dan menggunakan kacamata serta masker.
Dia masuk ke dalam rumah sakit melewati lobby bersama dengan 2 orang anak buahnya. Mereka sama sama menggunakan jas putih dan bergaya layaknya seorang dokter. 1 orang anak buahnya telah siap di dalam mobil, persis di depan lobby.
Dengan sebuah mic di bajunya dan earphone di telinganya, Lucia mengatur semua rencananya.
"Matikan CCTV sekarang," ucap Lucia pada anak buahnya yang berada di dalam mobil. Organisasi sebesar Dark Shadows pasti memiliki seorang hacker handal. Lucia langsung tersenyum ketika anak buahnya mengatakan semuanya sudah beres. Ia langsung menuju ke ruang ICU tempat di mana Mia di rawat.
Di dalam ruangan hanya ada kedua orang tua Mia dan itu mudah baginya karena mereka hanyalah pria dan wanita paruh baya. Lucia masuk ke dalam bersama dengan kedua anak buahnya.
"Dokter? Apa ada masalah dengan putriku?" tanya Rosa saat melihat kedatangan beberapa orang dokter di sana.
"Kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada Nona Mia. Apa anda berdua bisa keluar lebih dahulu?" Ronald dan Rosa yang mengira akan dilakukan pemeriksaan pada Mia pun berjalan ke luar.
Namun, sebelum mereka keluar dari ruangan, kedua anak buah Lucia langsung membekap mulut dan hidung mereka dengan saputangan yang telah disemprotkan obat bius.
"Luar biasa. Cepat letakkan mereka di sana saja," Lucia menunjuk sebuah sofa panjang yang ada di dalam ruangan itu. Kemudian ia kembali menoleh ke arah Mia, "dan kini giliranmu. Kamu adalah alatku untuk membalaskan dendam pada Keluarga Williams. Maafkan aku karena melibatkanmu, tapi ... ku rasa seharusnya kamu berterima kasih padaku karena telah membebaskanmu dari semua derita yang kamu rasakan selama ini. Sampai jumpa ...."
*****
Kakak readers semua, aku mau ngadain polling nih, mohon bantuannya ya 🙏
Aku kan biasa kalau nulis itu suka aku tabung bab ya, jadi tiap hari aku pasti up, kecuali tabungan bab aku habis, aku ngebut manual deh hari itu atau mlm sebelumnya. Sebenernya lebih suka kalau Cherry up tiap hari meskipun 1 bab aja, atau lebih suka up ga tiap hari, tapi kadang 2 bab atau lebih sekaligus?
Thank you 🙏
