This Is Cliche!?

Ayah dan ibuku, keduanya berdiri terdiam melihatku secara nyata seakan sedang memikirkan apa yang dilihat mereka. Aku lengah percaya diri tidak menggunakan skillku disaat aku menutup diriku secara penuh sudah pasti mereka akan tetap menyadariku karena aku anak mereka.

“E-el?” Ucap ibu terbata sambil berjalan mendekatiku bersama ayah

“A-anda salah orang” Ucapku mencoba menutupi diriku dengan topi yang kukenakan dan memalingkan pandanganku ke arah lain

“Rael, kami tahu itu kamu jangan mencoba membodohi kami disaat kamu menggunakan sepatu itu”

“!?”

“Sial! Kenapa aku malah memilih sepatu ini!?”

Sepatu olahraga yang aku pakai merupakan custom made pemberian ayah agar aku tidak melewatkan kelas beladiriku dulu, jadi tidak mudah untuk menemukan yang sama apalagi di sepatu ada penanda dengan tulisan singkatan nama.

“El.. kamu lagi ngapain disini nak?” Ibu mencoba menanyaiku dan ayah menatapku dengan intense mengharapkan jawaban yang sebenarnya

“....” aku hanya terdiam menunduk bingung ingin menjawab apa lagipula jika pun aku tidak menjawab mereka sudah pasti mereka akan menanyakan data tentang diriku pada orang pusat

“Ayah, dan ibu sendiri sedang apa disini?” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan dengan pertanyaan yang konyol, mendengar itu ayah terlihat kecewa

“Hahh…. Rael, jangan coba mengalihkan pembicaraan” tegas ayah

“Iya El.. jelaskan saja kenapa kamu disini tanpa memberitahu kami?”

“...”

“Rael, ayah tahu kamu selama ini mengikuti apa yang kami katakan karena itu jarang sekali kamu bertindak hal yang sesuai dengan keinginanmu sendiri” ayah mendekatiku dan memegang pundakku dengan lembut, ini pertama kalinya dia begitu padaku

“Melihat kamu yang bertindak aneh sendiri akhir-akhir ini dan wajahmu yang terlihat lebih lega membuat ayah berpikir ini pertama kalinya aku melihat wajah anakku seperti ini dan itu membuat ayah merasa lega”

“Aku tidak pernah menyangka, ternyata ayah berpikiran seperti itu tentangku”

“Ayah.. ayah hanya dapat berpikir apa yang bisa ayah bantu agar kamu bahagia akan ayah dukung dan bantu kamu setidaknya kamu tidak berjalan di jalan yang buruk, karena itu Rael tolong beritahu kami agar kami lega”

“Ah.., apa ini yang Noah rasakan saat sedang bersama ibunya saat itu?”

“Ayahmu benar El, ibu juga memiliki pemikiran yang sama seperti ayahmu”

“Aku tak menyangka aku memiliki keluarga yang baik seperti ini”

“...Aku, aku seorang awakener sekarang dan.. Aku juga hanya memiliki kelas rendah tak ada yang spesial”

“.....Ini tak seperti diriku saja…..”

“!? Sayang kamu dengar itu?” tanya ibu kepada ayah tak mempercayai apa yang dia dengar

“Iya sayang…” balasnya balik sambil menatap ibu

“Ada apa? Apa ini hal buruk? Sudah kuduga akan seperti ini”

“Rael! Selamat!” teriak ayah sambil memeluk diriku membuatku sendiri kaget tak percaya dengan reaksi mereka, ibu juga menyusul memelukku

“Ehm, ayah? Ibu?”

“Ya?/Ya El?” Ucap mereka bersamaan

“Kita.. masih ada diluar.. Banyak yang melihat..”

“Meski begitu ini cukup memalukan”

“Oh, Astaga kami terlalu senang sampai kami melupakan sekeliling kita”

“Benar, kita masih di jam kerja”

“Itukah masalahnya!?”

“Kalau begitu nanti kita bicarakan lagi saat kami pulang, kami akan pulang cepat hari ini”

Aku hanya menanggapinya dengan anggukan seperti biasa, setelahnya mereka pergi bekerja dan aku kembali kerumah menunggu notifikasi dari sistem kembali.

Sambil menunggu orangtuaku pulang, sore hari aku berolahraga sedikit dan pergi jogging untuk menambah staminaku. Aku pergi ke taman dan kebetulan aku melihat Noah yang sedang menyelesaikan dan tiba-tiba saja ada misi muncul kembali.

[Sesuatu yang menarik akan terjadi!]

[Ada seorang yang kesusahan dekat sini! Ubah jalur lari Protagonis agar dia bisa bertemu orang itu dan membantunya!]

[Hadiah : None]

[Gagal : Perubahan storyline]

“Hanya perlu mengubah jalur larinya kan? Harusnya tak susah”

Karena sistem menunjukkan tempat dimana orang itu berada aku pikir itu akan mudah, tapi kenyataannya Noah berlari sedikit lebih cepat apalagi kakinya panjang jadi sulit bagiku untuk menyamainya.

“Ayolah tolong mengalah padaku dan belok”

“Ada apa dengan orang ini? Apa dia mencoba mencari masalah? Lebih baik aku mengganti jalur dan menjauh darinya”

Akhirnya Noah membelokkan arah larinya ke tempat yang aku inginkan meski dia sampai berpikir aku seorang pencari masalah.

“Apa yang kalian inginkan?” Suara keras seorang wanita terdengar dari kejauhan sampai ke telinga Noah

“Jangan sok-sok an kamu mentang mentang kamu orang terkenal, lagian seorang awakener tidak boleh menyakiti penduduk biasa” ucap seorang pria yang terdengar seperti di umur tiga puluhannya

“Juga kudengar kamu masih berkewarganegaraan Rusia, jadi hati-hati kau bisa dituntut dengan mudah hihihihi” ucap pria yang lainnya

“A-apa yang kalian inginkan? Jangan mendekat!”

“Memangnya kenapa kalau kami mendekat? Kami kan hanya penggemarmu hehehehe”

“Benar~ benar~”

Disaat salah satu dari mereka mendapatkan tangan wanita itu Noah datang.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

“Siapa kamu?”

“Aku? Hanya seseorang yang sedang jogging”

“HAH! Kalau begitu urusi urusanmu sendiri, anak kecil tidak usah tahu urusan orang dewasa”

“Tidak! Jangan! Mereka orang jahat!”

“Diamlah kamu j*lang!”

“Wanita itu!? Dia si wanita aneh yang mengetahui keberadaanku!”

Noah menatapi mereka bertiga secara bergantian.

“Jelas sekali kalau para pria tua m*sum itu yang bermasalah disini” jelas Noah dalam hatinya

“Tidak, aku akan membawa kakak ini bersamaku”

“Jangan jadi sok jagoan kamu anak kecil!”

Noah mencoba menarik nafasnya dalam dalam dan.. “TOLONG! DISINI ADA OM OM ANEH INGIN MEMAKSA PEREMPUAN!”

“Sial*an! Awas kamu ya!” Kedua pria itu panik dan pergi kabur begitu saja setelah mengumpat

“Sudah kak, kayak bisa pergi sekarang”

“Iya, terimakasih”

“Kalau gitu aku pergi dulu-”

“Tunggu!”

“Ada apa? Oh mungkin kakak takut kalau nanti ketemu mereka lagi? Kakak bisa lewat jalan sebelah sini nanti ketemu tempat ramai”

“Tidak bukan itu, ehm boleh minta waktunya sebentar?”

“?”

“Bukan aneh aneh kok! Cuman aku mau beliin kamu minuman buat ucapan terimakasih”

“Tidak usah kak, aku baik-baik saja hal seperti ini juga kadang terjadi jadi tak masalah”

“Aku memaksa!”

“Kakak Rusia ini sangat gigih”

“...”

“Ayolah”

“Kuikuti sajalah kemauannya”

“... Baiklah”

“Entah kenapa aku memiliki suatu feeling yang tidak dapat dikatakan dengan wanita ini" pikirku yang masih sambil mengikuti mereka dari jarak yang lebih jauh dari biasanya takut wanita itu menyadariku lagi.

Wanita aneh itu sangat senang dan akhirnya mengajaknya ke minimarket terdekat lalu membelikan Noah minuman. Mereka kini malah jadi duduk di bangku panjang bersama.

“Hey, aku hanya penasaran tapi.. kamu seorang awakener juga ya?”

Diwaktu yang singkat itu aku dan Noah, kami berdua kaget terdiam sambil menatapi wanita Rusia itu.