Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Delina berlari menuju ke kamarnya dan mengobrak-abrik tas yang dia pakai kemarin. Dia tidak menemukan hasil pemeriksaan itu, kemudian Delina berlari ke ruang keluarga. Dia ingat sepulangnya dari dokter, Delina duduk di sofa terlebih dahulu.

"Kok enggak ada sih," gumam Delina sambil terus mencari.

"Bagaimana kalau ditemukan sama orang lain?" paniknya sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Delina tidak mau hasil pemeriksaan kandungannya diketahui oleh orang lain. Dia ingin menyimpan rahasia itu sendirian. Jangan sampai orang lain tahu tentang hasilnya, apalagi Atmajaya. Dia takut Atmajaya akan mengusirnya saat tahu hasilnya.

"Aku harus menemukannya sebelum ditemukan orang lain." Delina menyibak bantal sofa, menengok ke bawah meja, ke sela-sela sofa, dan ke berbagai tempat lainnya.

"Sayang mulai sekarang hati-hatilah. Aku tidak mau calon anakku kenapa-kenapa." Suara Mahesa terdengar ditelinga Delina.

"Sebaiknya kamu tidak memakai sepatu berhak tinggi," perintah Mahesa.

"Enggak mau Sayang. Meskipun hamil aku harus tetap tampil stylish dong. Memangnya aku istri keduamu, kemana-mana pakai pakaian itu-itu saja," tolak Maharani.

"Lagian juga enggak bakal berbahaya kok pakai high heels. Apakah kau lupa? Aku sangat ahli memakai sepatu berhak tinggi."

Samar-samar percakapan itu terdengar ditelinga Delina. Dia pun bergumam, "Apakah kalau aku hamil akan diperhatikan seperti itu?"

Tak lama terdengar sebuah jeritan kecil dari Maharani. Setelahnya terdengar omelan Mahesa, "Tuh kan ngeyel sih. Ayo ganti sepatu kamu dengan sendal jepit."

"Hah? Sendal jepit? Enggak ah!" tolak Maharani lagi.

"Sayang! Ayolah menurut saja dengan ucapanku. Aku sangat mengkhawatirkan calon anak kita," pinta Mahesa.

"Baiklah tetapi enggak sendal jepit juga kali. Aku mau sendal yang ada berhak, tetapi enggak terlalu tinggi kok," ujar Maharani menyuruh pelayan mengambilkan sendal fashionable dari lemari sepatu koleksinya.

Hari itu adalah hari aktif kerja. Mahesa tidak datang ke kantor karena menemani Maharani ke Singapura untuk berbelanja. Dan sorenya nanti dia akan kembali pulang. Maklum saja sultan memang kalau ngidam suka aneh-aneh.

"Sudah siap Sayang? Sudah tidak ada yang ketinggalan kan?" tanya Mahesa memastikan.

Dengan santainya Mahesa menggandeng Maharani melenggang begitu saja didekat Delina. Mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk perempuan yang termenung di ruang keluarga. Dan Delina hanya menatap kepergian mereka dengan kepedihan.

"Aku mau diperlakukan seperti itu," gumam Delina. Wajar saja sebagai seorang perempuan dan seorang istri ingin diperlakukan semanis itu oleh suaminya.

"Yah, aku mulai terabaikan saat kehadirannya. Apalagi dia yang hadir dengan membawa kabar bahagia, kabar kehamilannya." Delina menghembuskan napasnya secara kasar.

Memang ada kecemburuan dihatinya, namun dia bisa berbuat apa selain menerima. Lagian dia sadar, dia hanya istri kedua dan bukan siapa-siapa. Padahal baru kemarin dia merasakan bahagia menjadi istri yang sesungguhnya. Dan hari dia harus kembali dihempaskan pada kenyataan sesungguhnya.

"Oh iya hasil pemeriksaan!" serunya.

Kembali Delina teringat akan tujuannya mencari hasil pemeriksaan kandungan. Perempuan itu tiarap ke lantai untuk mengintip ke bagian bawah sofa. Merayap ke sela-sela satu sofa ke sofa yang lain. Memicingkan matanya untuk melihat keadaan dibawah sofa sana.

"Sedang cari ini ya?" Suara seseorang mengagetkan Delina.

Delina duduk memikirkan suara siapakah itu. Dia tidak berani menoleh, takut kalau ternyata itu adalah Maharani. Dan apalagi benar itu Maharani, berakhir sudah hidupnya di rumah itu.

"Aku menemukan ini ..." ucap suara itu lagi.

"Sepertinya ini adalah hasil pemeriksaan dari dokter."

Jantung Delina tidak dapat berdetak dengan santai. Ketakutan menjadi kenyataan saat orang lain yang menemukan hasil pemeriksaan kandungannya.

###

Btw siapakah orang yang menemukan hasil pemeriksaan itu ya? Apakah benar itu Maharani? Ah bisa saja, soalnya kan Maharani belum berangkat. Atau orang itu adalah ...

🌱Jangan lupa klik favorit, like dan komentar. Sehat dan sukses selalu.