Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Zahwa mendekati suaminya hatinya terasa sakit melihat keadaan Anton, Zahwa pun mengambil handuk kecil dan segayung air unyuk membersihkan tubuh suaminya, ia mencoba membuka dasi dan baju suaminya namun saat ia sedang berusaha membuka kancing baju suaminya, tiba tiba Anton bergumam dalam ketidak sadarannya karna mabuk.
"Sarahhh, sarahhhh, kenapa kau menolak ku sayang, ayo menikahlah dengan ku, aku tak bisa hidup tanpa mu, ayo kita menikah sayang." Ujar Anton.
Lalu tiba tiba dia tersedak dan memuntahkan cairan dari dalam mulutnya, cairan itu mengenai tubuh Zahwa, dan Zahwa pun terasa ingin muntah karna mencium aroma alkohol yang keluar dari mulut Anton, ini pertama kalinya ia mencium aroma tidak sedap itu. Namun Zahwa terus berusaha membersihkan tubuh suaminya dan mengganti pakaian Anton, terlihat matanya berkaca kaca dan tak sanggup menahan buliran air mata yang akhirnya lolos dari matanya.
Kau begitu sangat mencintainya mas, bahkan kau sampai seperti ini karna mendapat penolakan darinya. batin Zahwa,
Karna gumam gumam Anton yang terlontar saat ia tak sadar tadi, membuat Zahwa kini mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya tanpa harus menanyakannya. Zahwa pun segera membersihkan dirinya dan mengganti bajunya yang terkena muntahan Anton, setelahnya ia membaringkan tubuhnya bersebelahan dengan suaminya.
Seminggu pun berlalu, setelah kejadian malam itu Anton masih saja sering pulang malam, dan terkadang pun pulang dalam keadaan mabuk, Zahwa benar besar sangat terluka melihat keadaan suaminya yang semakin hari semakin tidak karuan. Di toko pun ia terlihat sering melamun memikirkan apa yang harus ia lakukan, hatinya memang senang karna ternyata Sarah menolah ajakan suaminya untuk menikah, tapi disisi lain hatinya juga tersiksa karna menyaksikan Anton yang seperti tak punya tujuan hidup.
Suatu malah Zahwa mencoba membuka hp Anton dan mencari nomer telpon Sarah, untungnya hp Anton tidak terkunci dan pemiliknya itu pun sedang tergeletak tak sadarkan diri diatas kasur karna pulang dalam keadaan mabuk, Zahwa pun menemukan nomer yang ia cari dan menyimpannya di hp miliknya.
Seperti biasa Zahwa sarapan bersama kedua mertuanya dan lagi lagi tanpa di temani suaminya, kedua mertua Zahwa sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada Anton karna Zahwa selalu berusaha mencari alasan untuk menutupinya. Zahwa pun berpamitan dengan mertuannya dan pergi dengan taksi yang sudah ia pesan seperti biasanya.
Di dalam taksi Zahwa membuka hp nya dan berusaha menghubungi nomer Sarah yang sudah ia dapatkan dari hp Anton semalam, tidak butuh waktu lama Sarah pun mengangkat telpon dari Zahwa.
"Hallo, dengan siapa ini." sapa Sarah di seberang sana.
"Apa benar ini dengan Sarah Amelia.?" tanya Zahwa.
"Iya benar saya sendiri, ini siapa ya." tanya sarah kembali.
"Saya Zahwa, apa kita bisa bertemu.? Ada yang ingin saya sampaikan." ucap Zahwa.
"Oke bisa, temui saja saya di butik, sebentar lagi saya tiba disana, nanti saya akan kirim alamatnya." jelas Sarah, yang kini sudah membuka lagi butiknya itu.
"Baiklah saya akan segera kesana, terima kasih Sarah, Assalamualaikum." ucap Zahwa
"Waalaikum salah." sambung Sarah.
Tak berapa lama berselang Sarah telah mengirimkan alamat butiknya kepada Zahwa. Zahwa pun meminta supir taksi untuk menghantarnya ke alamat butik milik Sarah.
Lalu Zahwa memberi tahu Lina bahwa ia akan ketoko siang hari dan meminta Lina untuk menghendel pelanggan dan semuanya.
Tak butuh waktu lama Zahwa pun sampai di tempat yang ia tuju, ia turun dari taksi setelah memberikan ongkosnya dan berjalan menuju pintu masuk butik Sarah. Setibanya didalam butik Zahwa disambut oleh pegawai perempuan yang bekerja disana.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu mbak." sapa pegawai itu.
"Bisa saya bertemu dengan ibu Sarah, saya sudah berjanji dengannya" ucap Zahwa.
"Oh baik mbak, mari saya antarkan keruangannya, beliau baru saja sampai" ucap pegawai itu lalu mengajak Zahwa mengikutinya.
Sesampainnya di depan ruangan milik Sarah, pegawai itu pun mengetuk pintu ruangan Sarah.
tok tok tok...
"Iya silahkan masuk." terdengar jawaban prempuan itu dari dalam sana.
"Mbak ada yang ingin bertemu." ucap pegawainya yang hanya menjulurkan kepalanya dari balik pintu.
"Oh iya, suruh saja dia masuk." perintah Sarah.
"Silahkan mbak." ucap pegawai itu kepada Zahwa dan mempersilahkan dirinya untuk masuk.
Zahwa pun masuk dan untuk pertama kalinya dia melihat wajah Sarah, wanita yang sangat di cintai suaminya. Zahwa masuk dan menyalami Sarah dan terlihat senyum manis dari bibir keduanya.
"Assalamualaikum," ucap Zahwa saat memasuki ruangan Sarah.
"Waalaikum salam, silahkan," jawab sarah lalu berdiri dari kursinya dan menyambut uluran tangan Zahwa.
"Perkenalan saya Zahwa Aulia, istri mas Anton putra wijaya." ucap Zahwa dan tentu saja membuat raut wajah Sarah yang tadinya tersenyum menjadi pias.
"Oh, ada apa anda mencari saya." ucap Sarah yang terkejut karna kedatangan Zahwa.
"Bisa kita bicara sebentar Sar." ucap Zahwa lagi dengan wajah masih tersenyum.
"Hmm baiklah, kita duduk disitu saja," Ucap Zahwa sambil menunjuk ke arah sofa yang ada di ruangannya.
Selang waktu 3 jam berada dan mengobrol diruangan Sarah, akhirnya Zahwa keluar dari toko dengan dihantar Sarah menuju pintu keluar butik. Zahwa nampak tersenyum senang namun tidak dengan Sarah, wajah Sarah malah terlihat sedih seperti menyimpan suatu beban, sesampainya di pintu keluar Zahwa berpamitan, ia menjulurkan tangannya kepada Sarah untuk berpamitan, tapi tiba tiba Sarah menarik tangannya dan memeluk Zahwa.
"Maaf kan aku Zahwa, maaf jika kehadiranku membuat mu menderita." Ucap Sarah ke pada Zahwa.
"Sudahlah Sarah, aku yakin semua ini pasti akan berlalu, asal kamu mau memenuhi permintaan ku." Jawab Zahwa dengan masih tersenyum.
Sarah melepas pelukannya dan melempar Senyuman kepada Zahwa, Zahwa pun pergi meninggalkan Sarah ketika taksi pesanannya sampai.
Di dalam taksi barulah Zahwa meluapkan segala perasaan yang ada didalam hatinya, dia sudah tak dapat menahan air matanya keluar, karna sejak tadi dia sudah berusaha menahannya, Zahwa pun menangis hingga sesengukan.
Ya Allah semoga ini adalah jalan yang terbaik, dan semoga semuanya segera berakhir. Batin Zahwa dalam tangisannya.