Istri Kedua Tuan Mafia

"Merry, apa gambarku bagus ?" Emely menunjukkan gambarnya pada Merry.

sementara Merry nampak melihatnya sembari berpikir dan itu membuat Emely menjadi tak sabar.

"Bagus." sahut Merry kemudian yang langsung membuat gadis cilik itu tersenyum lebar.

"Baiklah, sekarang ceritakan ini gambar apa ?" Merry menunjuk gambar yang Emely tunjukkan itu.

"Ini Daddy, ini Emely dan ini Mommy." sahut Emely menjelaskan dan itu membuat Merry nampak menatap datar gambar tersebut.

Merry berpikir jika Emely sangat beruntung masih mempunyai orang tua yang lengkap, bukan seperti dirinya dan ia mana mungkin tega merusak keluarga kecil gadis cilik itu.

"Pria itu benar-benar bajingan, apa dia tidak sedikit pun memikirkan perasaan Emely. Bagaimana kalau anak kecil ini tahu jika Daddy nya telah menikah lagi, hatinya pasti akan hancur."

Merry menatap sendu gadis cilik di depannya itu. "Boleh aku memelukmu ?" ucapnya yang langsung membuat Emely mengangguk cepat.

Emely langsung masuk ke dalam pelukan Merry dan memeluk gadis itu dengan erat.

William yang kebetulan lewat di depan kamar Emely, nampak mengangkat sudut bibirnya sekilas lalu ia berdehem hingga membuat dua perempuan beda usia itu langsung menatap ke arah pria itu.

Seketika Merry membuang wajahnya, rasanya malas sekali melihat pria itu. Namun pendengarannya samar-samar menangkap suara seorang wanita.

"Daddy, sudah pulang." Emely langsung berlari menghampiri sang ayah yang berada di ambang pintu.

"Kamu lagi ngapain sayang ?" tanya William setelah gadis kecil itu berada dalam gendongannya.

"Emely seharian bermain sama Merry." sahut Emely dengan polos.

"Kamu senang ?" tanya William lagi.

"Senang sekali, Merry sangat baik." sahut Emely.

William nampak bersyukur, putrinya itu sangat sulit untuk dekat dengan seseorang kecuali Elena, tapi entah kenapa sejak pertama kali bertemu dengan Merry gadis kecilnya itu langsung suka.

Berbeda sekali jika di bandingkan dengan Natalie, Emely pasti akan menolak dan lebih memilih bermain sendiri.

"Hallo sayang, bagaimana kabarnya ?" tiba-tiba Natalie muncul dari belakang William, kamar Emely yang berada di lantai bawah membuat wanita itu bebas berkeliaran di sana.

"Baik, aunti." sahut Emely yang nampak malas menanggapi.

"Aunti kangen loh sama kamu." Natalie berkata sangat manis namun Emely yang sudah turun dari gendongan ayahnya langsung menjauh dan berlari ke arah Merry.

Natalie nampak melebarkan matanya, bukan karena di abaikan oleh Emely karena itu sudah biasa baginya tapi ia terkejut saat melihat seorang gadis yang sedang berada di dalam kamar Emely tersebut.

Gadis cantik yang tidak pernah Natalie lihat sebelumnya bahkan mungkin satu-satunya gadis yang bisa menginjakkan kakinya di kediaman kekasihnya tersebut.

"Dia siapa, Will ?" tanyanya penasaran.

"Dia Merry teman aku." Tanpa di minta Emely langsung menjawab.

Natalie yang masih tak percaya nampak mengerutkan dahinya menatap William.

"Dia..." ucapan William tertahan saat Merry tiba-tiba berjalan mendekat sambil menyela ucapannya.

"Hai, aku Merry kerabat jauh paman William." ucap Merry memperkenalkan dirinya dengan senyum mengembang di bibirnya dan itu sontak membuat William langsung memicing.

"Oh jadi gadis ini yang ingin kamu kenalkan padaku ?" ucap Natalie, mengingat sebelumnya William berkata akan mengenalkan seseorang padanya.

"Apa mengakuiku sebagai suami itu sangat sulit bagimu ?" gumam William yang sebelumnya sudah menebak jika Merry akan mengingkari statusnya di depan Natalie.

Dan membawa Natalie ke rumah adalah rencananya, ia ingin melihat bagaimana reaksi gadis itu jika suaminya sedang bersama wanita lain.

Baru kali ini William di buat penasaran oleh seorang gadis, padahal wanita di luaran sana begitu memuja dirinya bahkan rela melemparkan tubuhnya untuk menghangatkan malamnya tapi sosok gadis itu justru seakan tak peduli padanya.

"Begitulah." sahut William menjawab pertanyaannya Natalie.

"Aku tidak menyangka kamu mempunyai keponakan yang sangat cantik, karena selama ini kamu selalu tertutup mengenai keluargamu kecuali Emely dan...Elena." ucap Natalie seraya melingkarkan tangannya di lengan William.

Dan itu membuat William nampak melirik kearah Merry yang terlihat tak terganggu dengan kemesraan yang di lakukan oleh Natalie padanya.

"Tuan, makan malam sudah siap." tiba-tiba James datang di tengah obrolan mereka.

"Emely lapar." keluh Emely.

"Ya sudah sayang yuk makan sama aunti." ajak Natalie seraya mengulurkan tangannya pada Emely.

"Emely mau sama Merry saja." sahut Emely seraya merangkul lengan Merry dan itu sontak membuat Natalie terlihat kecewa.

"Baiklah ayo." ucap William kemudian seraya melangkah menuju meja makan.

Natalie yang enggan berpisah dengan William nampak bergelayut manja di lengan pria itu.

Sementara Merry dan Emely yang sedang berjalan di belakangnya, nampak memperhatikannya.

Emely terlihat menatap tak suka saat ayahnya di gandeng oleh Natalie, sementara itu Merry nampak menatap datar sepasang kekasih di depannya itu.

Natalie langsung duduk di sebelah kiri William setelah pria itu mendudukkan dirinya, sementara Emely nampak duduk di sebelah kanan ayahnya berhadapan dengan Natalie dan Merry duduk di samping gadis kecil itu.

"Aku yang ambilkan." Natalie segera mengambilkan beberapa menu makanan dan meletakkan di atas piring William, sementara Merry terlihat tak peduli saat suaminya di layani oleh wanita lain.

Natalie nampak sangat hafal dengan jenis makanan kesukaan William dan itu membuat Merry sangat yakin jika mereka sudah lama berhubungan.

Lalu hubungan macam apa antara William dengan istri pertamanya hingga pria itu sedikit pun tak ragu menunjukkan kemesraan dengan Natalie di hadapan Emely.

Merry nampak bertanya-tanya dalam hati, ia masih tak habis pikir bagaimana seseorang bisa menjalani banyak hubungan sekaligus.

Merry tiba-tiba mengingat saat wajah William terpecik oleh darah yang ia pikir akibat melenyapkan nyawa kekasihnya itu.

Namun nyatanya Natalie masih hidup dan sekarang berada di rumah ini.

"Lalu siapa yang William bunuh waktu itu." gumam Merry dalam hati, sosok William kini terlihat semakin buruk di pikirannya.

"Merry apa kamu mau mencoba ini ?" Emely tiba-tiba mengulurkan potongan ikan pada Merry hingga membuyarkan lamunan gadis itu.

"Ini makanan kesukaan Mommy." imbuh Emely memberitahu.

"Ini makanan favoritku juga sayang." sahut Merry lalu membuka mulutnya saat Emely hendak menyuapinya.

Natalie yang melihat itu nampak tak suka, wanita itu sangat membenci apapun yang berhubungan dengan istri pertama William.

"Will, ini makanan kesukaanmu kan." Natalie nampak ingin menyuapkan sepotong daging pada William dan pria itu langsung membuka mulutnya.

"Enakkan ?" Natalie tersenyum lebar saat William menerima suapannya.

"Apa kamu tidak ingin menyuapiku juga ?" Natalie berkata dengan nada manja.

William nampak melirik Merry yang terlihat mengabaikan keberadaannya, gadis itu terlihat sibuk dengan makanannya tak peduli bagaimana pasangan kekasih di hadapannya itu terlihat sangat mesra.

"Tentu saja." sahut William, lalu mengambil sepotong daging kalkun kesukaan Natalie lalu menyuapkan pada wanita itu.

"Ini sangat enak, dari semua makanan yang ku sukai kamu memberiku yang paling favorit. Terima kasih, sayang." Natalie terlihat bahagia, karena jarang sekali William bersikap romantis padanya.

Sementara itu Merry yang diam-diam melirik kemesraan William dan Natalia nampak mengumpat dalam hati.

"Pasangan sampah." gumamnya, entah kenapa sudut hatinya sedikit tercubit saat melihat kemesraan mereka.

"Mungkin aku hanya merindukan Daddy dan Mommy, mereka juga suka menyuapiku." imbuhnya lagi jika perasaan yang ia rasakan saat ini hanya sebuah kerinduan pada kedua orang tuanya.

Beberapa saat kemudian setelah menemani Emely tidur, William nampak keluar dari kamar putrinya itu.

"Apa Emely sudah tidur ?" tanya Natalie seraya beranjak dari sofa.

"Hm." William mengangguk.

"Ya sudah ayo aku juga mau pulang." ucap Natalie seraya melingkarkan tangannya di lengan William.

Sementara William nampak mengedarkan pandangannya mencari sosok istri kecilnya yang tak terlihat.

"Mungkin sudah tidur." gumamnya.

Merry yang baru keluar dari dapur langsung sembunyi di balik pilar saat melihat William.

"Ya sudah ayo." ajak William kemudian.

"Malam ini kamu tidur di Apartemenku ya." mohon Natalie seraya melangkahkan kakinya keluar dari kediaman kekasihnya tersebut.

Merry yang bersandar di balik pilar nampak memejamkan matanya saat mendengar langkah kaki mereka semakin menjauh.

Entah kenapa ia tiba-tiba merasakan sesak di dadanya, perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.