NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mafia / Konflik etika / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.

Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.

Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.

Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?

Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Kritis

❤️❤️❤️

Sementara itu...

Aaron menelusuri jalanan ibukota mencoba

mencari jejak gadis asing itu, bahkan dia belum

tahu namanya sama sekali. Benar-benar gila.!!

Dia sudah merusak masa depan seorang gadis

yang bahkan tidak di kenalnya sama sekali.

Hari semakin beranjak siang, tapi Aaron belum

menemukan jejak gadis itu. Dia terlihat sedikit

frustasi, memukul kuat setir mobilnya. Aaron

menghentikan mobilnya mencoba berpikir

jernih dan mengendalikan emosinya. Sampai

akhirnya salah seorang agen nya menelepon.

"Bagaimana..? kau sudah menemukan

identitas gadis itu..?"

"Sudah Tuan.! Dia adalah putri seorang

pengusaha yang telah di jualnya pada ketua

Black Hunter. !"

"Apa yang terjadi.?"

"Ayahnya memiliki banyak hutang pada Ketua

Black Hunter dan mendapat ancaman darinya. !"

"Lacak ke tempat orang tuanya berada.!"

"Anggota yang lain sudah kesana Tuan, tapi

dia tidak ada disana.! Kelihatan nya pergi ke

tempat lain, kami akan mencoba melacak

semua koneksi dan teman-temannya.!"

''Hemm..lakukan dengan baik.!"

"Baik Tuan..!"

Aaron menutup telepon, mencoba menghela

napas. Dia merebahkan kepalanya ke sandaran

jok. Matanya terpejam rapat, bayangan wajah

Mayra terus saja bermain di dalam pikirannya.

Ini adalah sesuatu yang sangat aneh baginya. Bagaimana bisa dalam keadaan seperti ini dia

masih saja mengingatnya. Bagaimana bisa dia

begitu tergila-gila pada seorang wanita yang

jelas-jelas sudah menjadi milik sahabatnya.

"Aarrghh..!!"

Aaron semakin frustasi, dia meremas kepalanya

dan mengusap kasar wajahnya. Setelah sedikit

tenang, dia kembali meluncurkan mobilnya.

Dia harus mengakhiri semua kemelut dalam

pikirannya ini. Dia tidak boleh larut dan terus

terperosok pada jeratan perasaan yang sudah

jelas tidak akan pernah bersambut. Wanita itu

sudah bahagia sekarang. Dia sudah bisa tenang

dengan kehidupan nya kini karena orang-orang

yang menggangu ketentraman nya sudah dia

singkirkan semua. Seharusnya saat ini dirinya

ikut bahagia dan merasa lebih tenang.

Aaron memutuskan untuk datang ke rumah

sakit tempat Mayra dan Dirga di rawat. Dia

langsung menuju ruang NICU dimana putra

sahabatnya itu berada. Benar saja wanita itu

ada di sana, sedang menatap haru ke dalam

ruang perawatan bayi, memandang lekat bayi

mungil yang sedang meringkuk tenang dalam

tabung inkubator.

Perlahan Aaron mendekat kearah Mayra, ikut

menatap bayi mungil di dalam sana.

"Dia sangat tampan..!"

Aaron berucap dengan tatapan tetap lurus

pada bayi mungil di depannya. Mayra melirik

dengan cepat. Matanya terlihat menatap terkejut

pada sosok tinggi tampan yang sedang berdiri

menatap lurus kearah bayi mungil nya.

"A-Aaron..."

Mayra berucap lirih masih menatap Aaron

dengan sorot mata tak percaya laki-laki itu

ada di sini. Aaron melirik, keduanya saling

pandang kuat. Tatapan penuh cinta yang

terpancar dari mata Aaron dan tidak dapat

di sembunyikannya membuat Mayra dengan

cepat memalingkan mukanya.

"Kau..masih ada disini..?"

"Kenapa.? kamu merasa terganggu.?"

"Ahh.. tidak, bukan begitu. "

Mayra dengan cepat menggeleng dan menunduk.

Aaron menatap tajam wajah Mayra, dia berusaha

sekuat tenaga untuk mengendalikan dirinya saat

ini. Ingin rasanya dia memeluk dan mendekap erat

wanita yang ada dihadapannya ini untuk terakhir

kalinya, tapi itu hanya sebatas keinginan saja yang

tidak mungkin terwujud.

"Selamat ! Aku bahagia putramu lahir dengan

selamat. !"

Aaron berucap sambil kembali menatap lurus

ke depan dengan wajah datarnya.

"Semua berkat dirimu.."

Suara Mayra sedikit bergetar, dia mencoba

kembali menatap Aaron yang juga sedang

menatapnya.

"Terimakasih atas semua yang sudah kamu

lakukan untuk kebahagiaan kami."

"Itu bukan apa-apa.! Aku kesini ingin melihatmu

untuk terakhir kalinya.! Berbahagialah..karena

kebahagiaan mu, sesuatu yang berharga bagiku.!"

"Kau akan pergi ?"

Mayra bertanya dengan cepat, matanya terlihat

sedikit berair, wajah Aaron terlihat kembali datar

tanpa ekspresi. Dia menarik napas panjang.

"Hemm..! Aku punya tanggung jawab besar

sekarang.! Semoga aku bisa memulai hidupku

yang baru tanpa bayang-bayang mu..!"

Ujar Aaron, mereka kembali saling pandang.

Dengan sedikit gemetar, Aaron meraih tangan

Mayra dan menciumnya perlahan dengan mata

yang terlihat berat. Mayra berdiri mematung

saat kemudian Aaron melangkah pergi dari hadapannya.

Kini perasaan Aaron terasa sedikit lega. Dia

berjanji dalam hati, tidak akan lagi muncul di kehidupan mereka. Mayra terlihat sedikit berat melepas kepergian Aaron, namun Aaron sudah bertekad tidak akan lagi mencoba masuk ke

dalam kehidupan mereka. Dia sudah tenang

sekarang. Yang harus di lakukan nya mulai

saat ini adalah melupakan perasaan nya

terhadap Mayra walau dia sadar itu akan

sangat sulit baginya karena Mayra adalah

cinta pertamanya.

Aaron kembali menelusuri jalanan mencoba

melanjutkan pencariannya terhadap gadis itu.

Ada perasaan tidak nyaman dalam hatinya.

Bayangan wajah gadis itu terus menenuhi

benaknya membuat Aaron di dera rasa

bersalah dan frustasi berat.

Dia menyambar ponsel nya begitu benda

pipih itu bergetar karena ada panggilan masuk.

"Hallo..kau sudah menemukan jejaknya.?"

"Sudah Tuan. Gadis itu masuk rumah sakit."

"Apa yang terjadi dengan nya.?"

"Sepertinya percobaan bunuh diri Tuan."

DEG !

Jantung Aaron seakan terhantam sesuatu.

Wajah nya seketika berubah mengeras, kelam.

Cengkraman tangan nya di setir mobil semakin

kuat. Dia menghentikan laju mobilnya.

"Bagaimana keadaannya sekarang.?"

"Kritis Tuan, sepertinya harapan hidupnya

sangat tipis."

Tangan Aaron semakin bergetar, buku-buku

jarinya sampai memutih karena cengkraman

yang terlalu kuat di telapak tangannya.

"Kirimkan aku alamat rumah sakit nya.!"

"Baik Tuan."

Aaron melempar ponselnya ke jok samping.

Dia memukul setir mobil berkali-kali untuk

meluapkan emosi nya. Sial ! sial ! sial ! Dia

yakin karena perbuatan bejatnya gadis itu

sampai nekad melakukan upaya pelenyapan

diri. Aaron mengacak rambutnya frustasi.

Dia benar-benar mengutuk dirinya sendiri.

Bayangan wajah gadis itu kini semakin jelas

menjelma di pelupuk matanya. Tatapannya

yang sendu, sorot matanya yang lemah penuh

dengan ketakutan sekaligus permohonan

kini terlintas nyata dalam ingatannya.

"Aarrghh..sial.!! Kenapa aku bisa lepas

kontrol semalam.?!"

Aaron membenturkan kepalanya ke stir

mobil dengan tinju terkepal sempurna.

Dia memang penjahat..! Tapi selama ini

dirinya tidak pernah melakukan kekerasan

seksual terhadap wanita. Selama ini dia

hanya berhubungan dengan wanita yang

memilki standar tinggi dengan syarat harus

membawa surat keterangan sehat dan bebas

dari segala macam penyakit. Dia tidak pernah berhubungan dengan sembarang wanita.

Tapi kenapa begitu melihat gadis itu gairah

dan hasratnya tiba-tiba saja melonjak, hingga

dia mencoba untuk melupakan keinginannya

memiliki gadis itu dengan minum-minum

dan akhirnya malah seperti ini hasilnya.

Aaron membuka kembali ponselnya, melihat

detail alamat rumah sakit tempat gadis itu

di rawat saat ini, dia kembali meluncurkan

mobilnya menuju rumah sakit tersebut.

***

Sudah beberapa jam Raya berada di ruang

operasi. Semua dokter ahli berkumpul di

ruangan itu melakukan tindakan maksimal

untuk menyelamatkan nyawa gadis itu yang

kini berada di ujung tanduk. Semua prosedur penyelamatan sudah di lakukan. Namun kondisi

nya berada di ambang kritis, sayatan pada pergelangan tangannya mencapai titik arteri

menyebabkan putusnya aliran darah. Di tambah

lagi dia terlambat mendapatkan pertolongan.

Sean dan Jessica masih setia menunggu di

depan ruang operasi dengan ekspresi wajah

yang sudah tidak terbaca. Keduanya terlihat

begitu tertekan oleh ketakutan dan kecemasan.

Sean sampai mendatangi dan memarahi

kepala rumah sakit karena para bawahannya

belum juga memberi kabar baik.

Akhirnya setelah lama menunggu pintu ruang

operasi terbuka juga. Sean langsung berdiri

dan menyerbu kearah rombongan dokter

yang baru keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaannya.? dia baik-baik saja

kan ? Katakan bagaimana hasilnya.?"

Sean mencengkram kerah jubah Dokter kepala

yang langsung mengangkat tangannya dengan

wajah pucat pasi. Mereka semua cukup tahu

dan mengenal siapa itu Sean Sebastian. Dia

adalah salah satu petinggi dari perusahaan

otomotif terbesar di dunia dan menjabat

sebagai direktur di kantor cabang yang ada

di negara ini.

"Tu-Tuan..tenang lah. Pasien selamat, tapi

masih harus masuk ke ruang ICU. Dia perlu penanganan lebih lanjut.."

Sean melepaskan cengkraman nya. Raut

wajahnya masih terlihat tidak puas.

"Lakukan perawatan yang terbaik untuk nya.

Aku tidak akan mengampuni kalian kalau

terjadi sesuatu padanya.!"

"Ba-baik Tuan. Kami akan memberikan semua

perawatan dan penanganan yang terbaik ."

"Apa aku bisa melihat nya sekarang.?"

"Kami akan memindahkan nya dulu Tuan."

"Baiklah..! lakukan semua nya dengan baik."

"Baik Tuan, kami permisi.!"

Para Dokter tampak menunduk di hadapan

Sean kemudian berlalu pergi dengan lutut

sedikit gemetar. Sean meremas kepalanya,

hatinya masih saja resah.

Akhirnya setelah lama menunggu mereka

bisa masuk juga ke ruangan tempat Raya

mendapat perawatan intensive. Jessica

menangis pilu melihat kondisi Raya saat

ini yang tampak menyedihkan. Beberapa

alat bantu menempel di tubuh nya. Dia

terlihat sepucat kapas tanpa rona merah

yang biasa menghiasinya. Raya seolah

enggan untuk membuka matanya lagi.

Sean duduk lemas di kursi sambil memegang

tangan kanan Raya yang luput dari aksi nekad

nya. Dia menatap redup wajah sepucat mayat

itu, hatinya perih bukan main. Wanita ini sudah

membuat dirinya kalah dalam pertaruhan hati.

Dia belum sempat menyatakan niatnya untuk

melamar wanita ini, tapi sekarang harus di

hadapkan pada kenyataan menyakitkan ini.

"Raya.. apa yang terjadi padamu.. Kenapa

kamu harus melakukan kebodohan ini.? Apa

tidak bisa membicarakan semua nya dengan

cara baik-baik.? Aku di sini ada untuk mu."

Sean berucap dengan suara yang sangat berat.

Dia menggenggam kuat tangan Raya, mencium

nya dengan penuh perasaan. Jessica semakin

deras mengeluarkan air matanya. Bagaimana

dia bisa mengatakan semuanya pada pria itu,

bahwa telah terjadi hal buruk pada sahabatnya

ini. Dia tahu Bos nya itu sangat mendambakan

Raya, walau selama ini Raya belum menerima

perasannya. Raya masih betah bertahan dengan

status jomblonya. Dan dia adalah sosok wanita

karir yang sangat konsen dengan tujuan nya.

"Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi

padamu Raya..Aku akan melakukan apapun

untuk membuatmu tetap hidup.!"

Ucap Sean penuh dengan keyakinan. Mata

nya menatap lekat wajah cantik Raya yang

kini terlihat begitu tidak berdaya..

"Mohon maaf Tuan, Nona.. waktu kunjungan

terbatas. Kami harus melakukan pengecekan

kembali pada kondisi pasien."

Seorang Dokter dan dua orang perawat

masuk kedalam ruangan mengingatkan

mereka bahwa waktu kunjungan sudah

habis. Sean dan Jessica menarik napas

berat, mau tidak mau mereka harus keluar

dari ruangan itu.

"Kau sudah memberitahu keluarganya.?"

Sean bertanya pada Jessica begitu mereka

keluar dari ruangan.

"Sudah Mr.. Mereka sedang menuju kesini."

"Baiklah. Kau tunggu mereka di sini. Aku

harus ke kantor dulu. Beritahu aku kalau

terjadi sesuatu padanya."

"Baik Mr.."

Jessica menunduk sedikit. Sean berlalu

pergi bersama dengan asistennya yang

sudah menunggu dari tadi di luar ruangan.

***

Happy Reading....

1
Merlani Hidayat
baca ulang ke 3x nya
Anonymous
Buat authornya 💗💗😭😭makasih udah bikin cerita sebagus ini plisss pengin jadi raya aron bener bener keren bgt karakternya jatuh cinta arghhhhh😭😭😭😭
Putu: Aku juga dari th 2025. Untung ketemu judulnya. Udah dari SMA love bgt sama ini😭
total 1 replies
Anonymous
Baper banget plis udah 5 tahun baca ini ga bosenin 😭😭
soso
Luar biasa
Momy Haikal
dari semua novel author aku suka cerita Agra kiran Devan Sherin dan raya aron sisanya aku kurang srek sm pemeran laki lakinya
Lismawati Salam
Luar biasa
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
dibaca berapa x pun tetap nyangkut dan serasa terhanyut dlm cerita ini
Teh Lis Putri
woooo kerean
Naila fikri sho Fiya
luar biasa karyamu thor
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
Naila fikri sho Fiya
Kecewa
Naila fikri sho Fiya
Buruk
Ita Setiana
Luar biasa
Sur Tini
sebener nya kenapa yah..ap aroon susah punya anak sampe terkejut begitu
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
cerita menarik klo bisa ada lanjutan nya donggg
Naila Azmi
kk mau kelanjutan kisahnya keanu donk kk
pasti lebih seru
Heti Supriyati Laela
luar biasa bikin yang baca ketagihan
Naila Azmi
gk bisa ngebayangin thor gmna tampannya seorang marvel de enzo 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!