NovelToon NovelToon
Pemberontak Para Dewa

Pemberontak Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.

Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 27

Malam turun di Puncak Terbuang. Di dalam gubuk reot yang kini dilapisi formasi pertahanan tingkat tinggi, Shi Hao duduk bersila.

Di telapak tangannya, Manik Jiwa Yin melayang. Benda itu berwarna hitam pekat, memancarkan hawa dingin yang membuat uap air di udara membeku menjadi kristal es.

Shi Hao menatap manik itu dengan tatapan menerawang. Pikirannya kembali melayang ke kehidupan sebelumnya kehidupan di Bumi.

"Dulu, aku hanyalah manusia biasa," gumamnya pelan. "Seorang pegawai kantor yang bekerja jam 9 sampai jam 5, makan mie instan di akhir bulan, dan mati menyedihkan karena kanker di rumah sakit. Tidak ada sihir, tidak ada Qi, tidak ada dewa."

Sejak lahir kembali di dunia ini, dia selalu bertanya-tanya Mengapa dia? Mengapa seorang pria biasa dari Bumi dipilih untuk menerima ingatan teknik kultivasi tingkat dewa ini? Apakah liontin giok itu hanya kebetulan?

"Mungkin jawaban itu ada di sini."

Shi Hao memejamkan mata. Ia mulai menyerap energi dari Manik Jiwa Yin.

Teknik Rahasia Penyelarasan Yin-Yang.

Kabut hitam dari manik itu terhisap masuk ke hidungnya. Namun, saat energi dingin itu menyentuh lautan kesadarannya...

ZRRRT!

Bukan rasa sakit yang datang. Melainkan tarikan dahsyat yang merenggut kesadarannya keluar dari tubuh fisik.

Ruang Hampa.

Shi Hao membuka matanya. Dia tidak lagi berada di gubuk reotnya.

Dia melayang di tengah kehampaan jagat raya yang gelap gulita. Tidak ada bintang, tidak ada suara. Hanya kesunyian abadi.

"Di mana ini?" Shi Hao mencoba bergerak, tapi tubuhnya terasa ringan seperti asap.

"Kau berada di celah ingatan," sebuah suara berat dan agung bergema dari segala arah, menggetarkan jiwa Shi Hao.

Di kejauhan, sebuah titik cahaya muncul. Titik itu membesar, membentuk siluet seorang pria raksasa yang duduk di atas takhta yang terbuat dari tulang-belulang naga dan phoenix.

Pria itu mengenakan jubah kaisar yang compang-camping berlumuran darah emas. Wajahnya tertutup kabut, tapi matanya... mata itu bersinar seperti dua matahari, menatap Shi Hao dengan keakraban yang aneh.

Shi Hao gemetar. Dia merasa seperti melihat cermin, meskipun wajah mereka berbeda.

"Siapa kau?" tanya Shi Hao. "Apakah kau pemilik liontin giok itu?"

Bayangan Kaisar itu tersenyum tipis.

"Aku adalah Shi Hao," jawab bayangan itu.

Shi Hao tersentak. "Itu namaku."

"Itu nama kita," koreksi bayangan itu.

Bayangan Kaisar itu perlahan berdiri. Saat ia berdiri, galaksi di sekitarnya seolah bergetar ketakutan.

"Seratus ribu tahun yang lalu, aku adalah Kaisar Dewa yang menantang Langit. Aku gagal. Tubuhku hancur. Tapi jiwaku terlalu kuat untuk dimusnahkan oleh Hukum Surga."

Bayangan itu melangkah mendekat.

"Untuk menghindari deteksi Surga, aku memecah jiwaku. Aku mengirim bagian utamaku menembus dinding dimensi, menuju dunia tanpa sihir, dunia tanpa Hukum Surga... Bumi."

Mata Shi Hao membelalak. "Jadi... kehidupanku di Bumi...?"

"Itu adalah perbuatan ku," jelas bayangan itu. "Kau hidup sebagai manusia biasa, merasakan sakit, cinta, penderitaan, dan kematian yang fana. Itu semua diperlukan untuk membersihkan 'Aura Dewa' yang dilacak oleh musuh-musuh kita. Kau harus menjadi 'kosong' agar bisa diisi kembali."

Bayangan itu kini berdiri tepat di depan Shi Hao. Ia meletakkan tangannya di bahu Shi Hao.

"Liontin Giok itu adalah kunci untuk menarikmu kembali setelah jiwamu bersih. Pengetahuan yang kau dapatkan, teknik Naga-Phoenix... itu bukan hadiah. Itu adalah ingatanmu sendiri yang tertidur."

"Jadi..." Shi Hao menelan ludah, "Aku bukan orang Bumi yang beruntung? Aku adalah Kau?"

"Benar. Dan Kau adalah Aku."

Bayangan Kaisar itu mulai memudar, berubah menjadi partikel cahaya emas yang menyilaukan.

"Terimalah warisan ini sepenuhnya. Bukan sebagai penerus, tapi sebagai pemilik aslinya. Bangunlah, Kaisar Dewa. Takhta kita masih kosong, dan musuh-musuh lama masih menunggu untuk dipenggal."

Partikel cahaya itu melesat masuk ke dada Shi Hao.

"UAAAARGHHHH!!!"

Shi Hao menjerit saat ribuan tahun ingatan, emosi, dendam, dan kebanggaan mengalir deras ke dalam jiwanya. Bukan lagi sekadar informasi teknik seperti buku manual, tapi perasaan.

Dia merasakan kemarahan saat dikhianati dewa. Dia merasakan kesedihan saat kerajaannya runtuh.

Dunia Nyata. Gubuk Puncak Terbuang.

Shi Hao membuka matanya.

BOOOM!

Gelombang kejut tak kasat mata meledak dari tubuhnya. Gubuk reot itu bergetar hebat, tapi tidak hancur karena tertahan formasi.

Mata Shi Hao berubah. Tidak ada lagi keraguan atau rasa rendah diri dari seorang "pegawai biasa". Matanya kini sedalam samudra purba, memancarkan aura Agung yang membuat udara di sekitarnya tunduk.

Manik Jiwa Yin di tangannya telah lenyap, terserap sempurna.

Di dalam Dantiannya, lautan Qi kini berwarna Emas Gelap. Stabil. Padat. Sempurna.

"Aku sudah kembali," bisik Shi Hao. Suaranya terdengar berbeda lebih berat, lebih berwibawa.

Dia bukan lagi pemuda Bumi yang tersesat. Dia adalah Kaisar Dewa yang sedang membangun kembali kekuatannya dari nol.

Keesokan paginya.

Kehebohan terjadi di depan gubuk Shi Hao.

Ba Hu berlari terengah-engah menembus kerumunan murid yang berkumpul, wajahnya pucat pasi.

"Saudara Shi! Saudara Shi! Gawat!" teriak Ba Hu sambil menggedor pintu.

Pintu gubuk terbuka perlahan.

Shi Hao melangkah keluar. Penampilannya biasa saja, mengenakan jubah tidur. Tapi Ba Hu merasa ada yang berbeda. Saat Shi Hao menatapnya, Ba Hu merasa lututnya lemas, seolah sedang berhadapan dengan seekor naga yang sedang menyamar menjadi manusia.

"Ada apa, Ba Hu?" tanya Shi Hao tenang.

"Li-Lihat itu!" Ba Hu menunjuk ke halaman depan gubuk dengan tangan gemetar.

Di sana, tertancap sebilah pedang hitam besar ke dalam tanah. Di gagang pedang itu, tertusuk sebuah kertas berwarna merah darah. Aura pedang itu jahat dan haus darah.

Shi Hao berjalan mendekat. Langkah kakinya santai, tapi setiap langkah seolah menekan bumi.

Ia mencabut surat itu.

[UNTUK ZHU SHI HAO - PENGECUT DARI PUNCAK TERBUANG]

Shi Hao membaca isinya dengan suara lantang dan datar.

"Tiga hari lagi. Di Lembah Hidup dan Mati. Duel tanpa aturan. Tanpa wasit. Hanya satu yang boleh berjalan keluar hidup-hidup. Jika kau tidak datang, aku akan memburu setiap orang yang dekat denganmu."

"Tertanda Zhou Feng."

Kerumunan murid menahan napas. Zhou Feng, yang rumornya telah menjadi monster setengah iblis, menantang duel maut!

"Saudara Shi..." bisik Ba Hu ketakutan. "Jangan pergi. Dia gila. Dia bukan manusia lagi."

Shi Hao menatap surat darah itu. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis yang sangat dingin.

Jika ini Shi Hao yang dulu, dia mungkin akan mencari cara curang. Tapi Shi Hao yang sekarang yang telah menyatu dengan ingatan Kaisarnya menganggap ini sebagai lelucon.

"Seekor semut yang baru mendapat sedikit kekuatan iblis berani menantang Langit?"

Shi Hao mencabut pedang hitam yang tertancap di tanah itu dengan satu tangan.

TING!

Hanya dengan jentikan jari, pedang baja hitam itu hancur berkeping-keping menjadi serpihan logam tak berguna.

Semua orang terbelalak. Menghancurkan pedang tingkat tinggi dengan satu jentikan?!

Shi Hao menatap kerumunan murid Divisi Pedang yang bersembunyi di kejauhan.

"Sampaikan pada tuan kalian," suara Shi Hao menggema, penuh tekanan spiritual yang membuat dada sesak.

"Aku terima. Katakan padanya untuk menyiapkan peti mati terbaik. Karena di Lembah Hidup dan Mati nanti, bahkan abunya pun tidak akan tersisa."

Shi Hao berbalik masuk ke gubuknya, jubahnya berkibar. Pintu tertutup.

Kerumunan bubar dalam ketakutan. Kabar itu menyebar seperti api liar ke seluruh sekte: Sang Juara Baru telah menerima tantangan maut Sang Iblis Pedang.

Di dalam gubuk, Shi Hao duduk kembali.

"Zhou Feng hanyalah batu loncatan," gumamnya. "Latihan pemanasan sebelum aku memburu para Dewa."

1
aleena
dasar pelawak,🤣🤣🤣
aleena
cacing gu
Aman Wijaya
joooooss pooolll lanjut terus
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Semangat booos
aleena
terkadang ya dalam tulisan hanya beda hurup sesikit,, tpi dalam pengucapan pasti jauh beda
zhu
Zhau
dan Zhao
ini kadang saya lari lgi keatas ,untk mencari nama kepala klan🤣🤣🤣
Sang_Imajinasi: semangat kakak, maafkan author 🤣🙏
total 1 replies
Hendra Saja
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Dinata Tea
lanjutkan, kuatkan, hajar trus yg mengahalang 🔥🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
mantap🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
tunjukan alkimia kaisar nya mo 🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
wah mantap punya sekutu 🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
godjob 🔥🔥🔥🔥🔥
aleena
lanjutkan shi hao
aleena
💪💪💪
Dinata Tea
lanjutkan thorrrrr🔥🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
hancurkannnnn🔥🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
jgn menyesal kau mosa🔥🔥🔥🔥
Inara Cantik
keren
Inara Cantik
sumberdaya memanggil...
Inara Cantik
mendominasi dan sedikit arogan.. keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!