"mbak Reina!! I Love you!!".
"belajar yang bener!! nggak usah cinta-cintaan!! lagian kamu itu calon adik ipar ku!! jadi berhenti menggangu ku!!".
"nggak peduli!! yang penting I love you mbak Gemoy!!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melampiaskan Amarah
Di apartemen milik Erlangga Reina kini sudah tertidur dengan nyaman. Sejak tadi Erlangga mencoba untuk menenangkan wanita itu. Hati pemuda itu terbakar api amarah saat melihat keadaan Reina seperti ini.
Karena tidak pernah sekali pun Reina menangis ketakutan seperti tadi.
Tangan Erlangga kini membelai pucuk kepala Reina dengan lembut sambil melihat mata indah yang sedang tertidur di ranjang nya.
Erlangga sengaja Tidka membawa Reina pulang ke rumah. Di takut calon mertua nya dan juga calon Abang ipar nya khawatir dan marah dengan apa yang sedang terjadi. Reina juga mengatakan tidak ingin pulang kerumah sebelum tidur tadi.
Di luar masih hujan lebat dan udara juga cukup dingin. Erlangga menarik selimut tebal nya dan menyelimuti tubuh Reina yang sudah berganti pakaian. Erlangga keluar dari kamar berjalan menuju ruang santai di apartemen milik nya.
Di sana sudah duduk Desta, Lena dan juga Darren.
"untung kamu gerak cepat Lang. Kalo nggak mbak nggak bisa bayangin nasib Reina saat itu!!". Ujar Lena yang tadi datang karena mendapatkan telpon dari Erlangga tentang keadaan sahabat nya.
"untung aja GPS di handphone Reina terhubung sama handphone ku mbak. Kalo nggak mungkin aku akan membuat Arga babak belur dan juga mungkin aku akan menghabisi saudara kandung ku sendiri!".
Erlangga duduk di salah satu sofa dan raut wajah nya masih belum menunjukkan tanda-tanda bersahabat.
"lagian Abang lu aneh banget!! Ngasi kerja nggak kira-kira. Udah macem dendam aja!!". Celetuk Desta sambil melihat-lihat ponsel nya mencari informasi tentang pria bernama Anderson Crooner itu.
"kalian tunggu di sini dulu ya. Mbak Lena.. Titip Reina sebentar ya.. Aku mau membuat perhitungan!!".
Erlangga yang tidak tenang berdiri tiba-tiba lalu merampas kunci motor nya dari atas meja.
"lu mau ke mana hujan-hujan gini??. Bisa di selesaikan besok Lang!!".
Desta tiba-tiba menghentikan langkah Erlangga yang hendak keluar. Pemuda itu tau jika sahabat nya ini pasti akan meluapkan kekesalan nya hingga dia puas.
"kalo besok hal ini akan menjadi basi. Dan juga aku tidak ingin dia tidur dengan nyenyak sementara kekasih ku ketakutan!!".
Desta tak mampu menahan Erlangga. Pemuda itu membiarkan Erlangga melangkah pergi.
Di atas motor yang melaju cukup kencang, wajah marah pemuda itu masih tetap sama di balik helm full face nya. Mata Erlangga memancarkan gejolak emosi yang tidak padam.
Hingga motor sport itu sampai di depan pintu masuk rumah besar milik keluarga nya. Dia hanya akan memberikan peringatan pada Arga.
"ARGA!!! KELUAR LU!!".
Tiba-tiba Erlangga berteriak sekuat tenaga untuk memanggil abang nya sendiri. Di tengah malam dan hujan deras, suara milik Erlangga kini menggelegar di dalam rumah yang cukup sunyi ini
Dengan baju yang basah kuyup Erlangga tidak perduli dengan lantai yang dia pijak ikut basah. Yang terpenting saat ini dia harus memberikan pelajaran untuk Abang nya.
Beberapa pelayan yang bekerja di rumah besar itu pun ikut bangun dan melihat keributan apa yang sedang terjadi.
Nyonya Hera dan tuan Evan segera keluar dari kamar mereka dan melihat kenapa anak laki-laki mereka yang paling kecil itu berteriak di tengah malam yang hujan ini.
Bertepatan dengan itu Arga yang di cari oleh Erlangga baru pulang entah dari mana. Pria dewasa itu kini berjalan masuk lalu melihat ke arah Erlangga.
"kenapa lu teriak-teriak manggil gue?". Tanya Arga dengan tenang dan santai nya tanpa terlihat bersalah sedikit pun.
Tanpa menjawab Erlangga langsung menerjang tubuh Arga dan memberikan pukulan yang sangat kuat di wajah pria itu.
"AAAA.. APA YANG KALIAN LAKUKAN!!". Pekik nyonya Hera yang melihat anak laki-laki mereka sedang berkelahi lagi.
Tak hanya nyonya Hera para pelayan yang melihat nya juga kaget dengan aksi Erlangga yang tiba-tiba memukul abang nya.
Tuan Evan juga di buat panik oleh dua anak laki-laki nya itu.
"apa kalian gila!!". Bentak tuan Evan mencoba memisahkan anak-anak nya.
Walaupun kesulitan dan di bantu oleh dua satpam akhirnya Erlangga dan Arga berhasil di pisah kan.
"Erlangga!!! kenapa kamu memukul abang mu tiba-tiba!! Jika ada masalah seharusnya di bicarakan baik-baik!!". Bentak tuan Evan yang marah pada Erlangga karena membuat keributan di rumah malam-malam begini.
"sayang... Tenangin diri kamu ya.. Bilang sama mama kenapa kamu marah begini??". Tanya nyonya Hera pada Erlangga dengan nada lembut berharap agar emosi kedua anak nya ini mereda.
"KARNA PRIA INI REINA HAMPIR DI PERKOSA!!". Teriak Erlangga dengan sangat marah dan lantang di depan kedua orang tua nya dan di depan Arga yang saat ini kesakitan memegangi perut dan juga wajah nya yang di pukul Erlangga.
Seketika keadaan yang tadi nya ricuh kini menjadi hening. Tuan Evan dan nyonya Hera terdiam sejenak mencerna kalimat dari anak bungsu nya ini.
Sedangkan Arga juga tidak kalah terkejut mendengar nya. Dengan luka yang sakit Arga terdiam seribu bahasa.
"sayang.. Kamu.. Nggak bercanda kan??". Tanya nyonya Hera yang terdengar takut dan juga khawatir saat mengetahui calon mantu kesayangan nya mengalami hal tersebut.
"tanya saja sama anak mama yang satu itu!! Bagaimana dia menyuruh Reina untuk bekerja hingga malam. Mendatangi pria brengsek bernama Anderson Crooner yang mencoba untuk melecehkan Reina!!". Ucap Erlangga dengan mata yang masih memancarkan emosi amarah, di tambah dengan wajah nya yang terdapat bekas luka lama dan baru dari dua perkelahian nya.
"REINA TRAUMA!! KARENA ULAH MU!! DIA BAHKAN KETAKUTAN DAN MENANGIS SEPANJANG MALAM!!. ANDAI AKU TIDAK DATANG TEPAT WAKTU. MUNGKIN AKU JUGA AKAN MEMBUNUH MU!!".
Teriakan Erlangga itu menggema di rumah besar keluarga Bhaskara. Ini pertama kali nya pemuda yang mereka kenal cuek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar nya berteriak sekuat dan semarah itu.
Erlangga dengan langkah kesal dan baju yang masih basah kuyup berjalan keluar. Malam ini dia memberikan sebuah ancaman besar secara tidak langsung pada abang kandung nya itu.
Nyonya Hera yang mendengar nya menutup mulut nya merasakan kesedihan yang tersirat dalam setiap amarah anak laki-laki nya yang paling kecil itu. Malam ini adalah perkelahian yang cukup hebat terjadi antara kedua anak laki-laki nya.
"Arga!! Apa benar yang di katakan adik mu!!". Tanya tuan Evan dengan nada marah pada pria yang saat ini sudah terduduk dengan tatapan kosong nya.
Arga juga keluar untuk mencari Reina dan baru pulang tadi. Pria itu juga menemui Anderson yang sudah babak belur. Arga tidak menyangka jika kejadian nya seperti ini. Andai saja dia tidak terlalu jauh terbawa emosi mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.
"ARGA!!! JAWAB PAPA!!".
Tuan Evan semakin emosi melihat keterdiaman Erlangga. Pria ini tau sifat anak nya masing-masing. Erlangga tidak akan bertindak sejauh ini jika bukan keadaan tersebut serius. Dan juga Arga tidak akan diam seperti ini jika dia tidak bersalah.
"Arga minta maaf pah".
Ucapan lemah dan pelan dari Arga membuat kedua orang tua nya kecewa dan juga kesal. Nyonya Hera sampai luruh ke lantai mendengar ucapan tersebut, sementara tuan Evan ikut emosi mendengar nya.
Mereka sudah bisa melihat jika apa yang di katakan anak bungsu nya benar-benar terjadi.
"kau!!! Bagaimana bisa kau melakukan hal ini!!".
Giliran tuan Evan yang kini menarik kerah baju Arga dan memaksa pria itu berdiri. Arga hanya pasrah, dia tau dia salah.
"Arga terlalu cemburu dan marah Reina menjadi milik Erlangga".
"tapi nggak seperti ini cara nya!! Jika terjadi apa-apa pada Reina karna ulah mu. Aku bahkan tidak memiliki muka untuk berhadapan dengan sahabat ku!!".
Satu tetes air mata Arga lolos dari pelupuk mata nya. Dia menyesal.
"maaf pa..".
"seharusnya kau meminta maaf pada Reina bukan pada ku!!".
mungkin kah tabungan bayi