NovelToon NovelToon
TERPAKSA MENIKAHI CEO BEJAD

TERPAKSA MENIKAHI CEO BEJAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cerai / CEO / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Balas Dendam
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

Alviona Mahira berusia 15 tahun baru lulus SMP ketika dipaksa menikah dengan Daryon Arvando Prasetya (27 tahun), CEO Mandira Global yang terkenal tampan, kaya, dan memiliki reputasi sebagai playboy. Pernikahan ini hanya transaksi bisnis untuk menyelamatkan keluarga Alviona dari kebangkrutan.

Kehidupan rumah tangga Alviona adalah neraka. Siang hari, Daryon mengabaikannya dan berselingkuh terang-terangan dengan Kireina Larasati—kekasih yang seharusnya ia nikahi. Tapi malam hari, Daryon berubah menjadi monster yang menjadikan Alviona pelampiasan nafsu tanpa cinta. Tubuh Alviona diinginkan, tapi hatinya diinjak-injak.
Daryon adalah pria hyper-seksual yang tidak pernah puas. Bahkan setelah bercinta kasar dengan Alviona di malam hari, pagi harinya dia bisa langsung berselingkuh dengan Kireina. Alviona hanya boneka hidup—dibutuhkan saat Daryon terangsang, dibuang saat dia sudah selesai.

Kehamilan, keguguran karena kekerasan Kireina, pengkhianatan bertubi-tubi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

# BAB 14: ULANG TAHUN KE-17 YANG TERLUPAKAN

---

Lima hari berlalu sejak malam itu.

Demam Alviona akhirnya turun—pelan tapi pasti. Tubuhnya masih lemas, tapi setidaknya dia udah bisa jalan ke kamar mandi sendiri, makan tanpa dimuntahin lagi.

Tapi ada yang berubah di dalam dirinya.

Sesuatu yang... mati.

Setelah malam itu—setelah Daryon coba menyentuhnya walau dia lagi sakit parah—Alviona ngerasa... sesuatu di dalam hatinya udah gak bisa remuk lagi.

Karena udah gak ada yang tersisa buat diremukkan.

Dia cuma... kosong.

---

Tanggal 28 November.

Alviona bangun pagi itu dengan perasaan... aneh. Ada sesuatu yang mengganjal di kepala, tapi dia gak langsung inget apa.

Dia duduk di tepi ranjang, natap kalender kecil di meja nakas.

28 November.

Dan tiba-tiba... inget.

Hari ini ultahnya.

Ultah ke-17.

Harusnya ini hari spesial. Harusnya ada cake. Ada ucapan selamat. Ada pelukan hangat dari keluarga.

Tapi...

Alviona natap ponselnya.

Gak ada notifikasi.

Gak ada chat dari ibu.

Gak ada telepon dari adiknya.

Gak ada... apa-apa.

Dia buka chat ibunya—chat terakhir dua minggu lalu yang cuma dibales singkat "Ibu sibuk, sayang. Nanti telepon lagi ya."

Tapi "nanti" itu gak pernah datang.

Alviona ketik pelan:

*"Bu, hari ini ultahku."*

Kirim.

Dia natap layar ponsel lama. Lama banget.

Centang dua. Dibaca.

Tapi gak ada balasan.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Dua puluh menit.

Tetep gak ada balasan.

Alviona nutup ponsel pelan, naro di meja nakas.

Tersenyum tipis—senyum pahit.

*Ibu lupa.*

Atau mungkin... ibu inget, tapi gak peduli.

---

Siang itu, Alviona turun ke dapur.

Bi Sari lagi masak lunch, wajahnya cerah pas ngeliat Alviona.

"Nona! Sudah kelihatan lebih sehat!" sapa Bi Sari dengan senyum.

Alviona cuma senyum tipis. "Bi... hari ini... ada cupcake gak?"

"Cupcake?" Bi Sari mikir sebentar. "Oh, ada sisa kemarin! Bibi bikin buat camilan staff. Kenapa, Nona mau?"

"Boleh aku ambil satu?"

"Tentu! Ambil aja, Nona. Di kulkas."

Alviona buka kulkas, ngeliat beberapa cupcake vanilla polos dengan frosting putih simpel. Dia ambil satu, terus minta korek api sama Bi Sari.

"Nona mau bakar apa?" tanya Bi Sari bingung.

"Enggak kok, Bi. Makasih ya."

Alviona balik ke kamar dengan cupcake dan korek api di tangan.

---

Sore hari, Alviona duduk di tepi ranjang.

Cupcake itu di atas meja kecil di depannya. Dia nancepin satu batang korek api di tengah cupcake—jadi "lilin" darurat.

Dia nyalain korek api itu.

Api kecil menyala. Bergetar pelan.

Alviona natap api itu lama.

Ruangan sepi. Cuma suara angin dari jendela yang sedikit terbuka.

Gak ada lagu "Happy Birthday." Gak ada teriakan semangat. Gak ada pelukan. Gak ada hadiah.

Cuma Alviona. Sendirian. Di kamar dingin. Dengan cupcake murah dan "lilin" dari korek api.

Air matanya keluar.

Tapi dia senyum.

Senyum yang paling sedih yang pernah dia buat.

"Happy birthday to me..." bisiknya pelan, suaranya serak.

"Happy birthday to me..."

"Happy birthday dear... Alviona..."

Suaranya pecah. Tangisannya pecah.

"Happy birthday... to me..."

Dia menutup mata, tangan terlipat di depan dada.

*Wish.*

Apa yang harus dia harapkan?

Kebahagiaan? Udah gak ada.

Cinta? Gak pernah ada.

Kebebasan?

Ya.

Kebebasan.

"Aku berharap..." bisiknya lirih, air mata mengalir deras, "suatu hari... aku bisa bebas dari neraka ini."

Dia tiup lilin itu.

Api padam.

Asap tipis mengepul.

Dan Alviona... menangis sendirian di kegelapan kamar, dengan cupcake yang gak sempet dia makan karena tenggorokannya tersumbat tangisan.

---

Malam itu, pukul 11 malam, Alviona gak bisa tidur.

Dia duduk di jendela kamar, natap halaman mansion yang gelap, cuma diterangi lampu taman yang redup.

Dan tiba-tiba... lampu mobil menyorot dari arah gerbang.

Mobil Daryon.

Mobil hitam mewah itu masuk, parkir di depan mansion.

Tapi... Daryon gak langsung turun.

Alviona menyipitkan mata, natap lebih jelas.

Ada... ada orang lain di mobil itu.

Sosok di kursi penumpang.

Rambut panjang terurai. Siluet perempuan.

Kireina.

Alviona ngeliat—dari jauh, dari jendela lantai dua—Daryon dan Kireina ngobrol di dalam mobil. Terus... Kireina ketawa. Terus Daryon mencondongkan tubuh, dan—

Ciuman.

Mereka berciuman. Lama. Mesra.

Di depan rumah.

Di depan rumah yang seharusnya jadi rumah Alviona.

Alviona nutup mulut, nahan isak tangis yang mau meledak.

Setelah beberapa menit, Kireina turun dari mobil—dengan senyum lebar—masuk ke mobil sendiri yang parkir di samping, terus pergi.

Daryon turun, jalan santai ke dalam mansion, kayak gak ada yang salah.

Alviona masih duduk di jendela.

Masih natap.

Masih nangis diam-diam.

*Hari ultahku. Dan dia... dia habis ciuman sama selingkuhannya. Di depan rumah ini.*

Malam itu, di ultah ke-17 yang terlupakan, Alviona berbisik pelan di kegelapan:

"Apa aku... apa aku akan kuat bertahan?"

Pertanyaan itu menggantung di udara.

Gak ada yang jawab.

Cuma keheningan malam yang dingin.

**Dan pertanyaan itu terus bergema: Apakah Alviona masih bisa bertahan di neraka ini? Atau... suatu hari nanti, dia akan benar-benar hancur total?**

---

**[ END OF BAB 14 ]**

---

#

1
Eflin
.uuuuiu]uui
Eflin
pkpp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!